Drama
terdiri atas babak dan adegan. Babak ditandai dengan pergantian waktu atau
tempat. Adegan ditandai dengan masuk atau keluarnya tokoh. Pergantian waktu
disebut berganti babak. Drama dapat diapresiasi sebagai karya sastra atau karya
pertunjukan. Apresiasi drama dapat berupa apresiasi naskah drama dan apresiasi
pertunjukan drama. Apresiasi lainya yang akan anda lakukan adalah menonton
pertunjukan drama.bagi masyarakat timur khususnya masyarakat indonesia menonton
drama lebih menyenangkan dari pada membaca drama. Dengan menonton apresiasi
yang dilakukannya cenderung lebih santai, dan pekerjaan pikirannyatidak terlalu
berat.
1.
Drama sebagai Karya
Sastra
Drama dapat diapresiasikan sebagai
karya sastra dapat ditinjau dari berbagai segi estetikanya, misalnya nilai
moral, unsur intrinsiknya (tokoh, tema, amanat, alur, gaya penulisan), unsur
ekstrinsik (latar belakang pengarang, hubungan karya dengan situasi zaman,
hubungan karya dengan karya seni lainnya.
2.
Drama sebagai Karya
Pertunjukan
Drama dapat diapresiasi sebagai
karya pertunjukan berkaitan dengan seni peran, seni tari, seni musik dan seni
suara, seni rupa. Seni peran berkenaan dengan gerakan-gerakan aktor dipentas
agar terlihat dramatis dan kadang-kadang tidak seperti keseharian. Dalam drama terdapat
pula seni tari jika diperlukan. Seni musik yang ada dalam drama akan membantu
penonton mengapresiasi suasana. Musik atau suara yang melatari suatu adegan
membantu aktor dalam perannya. Seni rupa terdapat pada tata panggung, dan tata
rias. Rias para tokoh akan menentukan watak dan karakter.
3.
Drama Tradisioanal dan
Drama Modern
Pada umumnya drama tradisional
dikenal dengan tidak adanya naskah yang baku. Disamping itu drama tradisional
pada umumnya aktor mempunyai hubungan dengan penontonnya. Drama tradisional biasanya mengambil
tema-tema yang disukai penonton yaitu tema yang relevan dengan keseharian.
Drama modern tidak sama dengan drama
tradisional, drama modern biasanya mempunyai naskah untuk dibaca dan diperankan
oleh aktor-aktornya.
Mengembangkan
kemampuan bersastra siswa SD
a.
Hakikat Pembelajaran
Sastra di SD
Dalam mengapresiasikan sastra siswa
tidak hanya sekedar mengambil informasi yang berkitan dengan isi atau mencari
beberapa simpulan logis. Melalui apresiasi idealnya siswa dapat mengindra atau
merasakan kehadiran pelaku, peristiwa, suasana, dan gambaran objek secara
imajinatif.
Di sekolah dasar, pembelajaran
sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi karya
sastra. Kegiatan mengapresiasi sastra berkaitan dengan latihan mempertajam
perasaan, penalaran, daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya
dan lingkungan hidup. Pengembangan kemampuan bersastra di sekolah dasar
dilakukan dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Huck dkk dalam djuanda dkk (2006:377)
bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberikan pengalaman pada siswayang akan
berkonstribusi pada 4 tujuan diantara: “(1) Pencarian kesenangan, (2) Menginterpretasi
bacaan sastra, (3) Mengembangkan kesadaran bersastra, (4) Mengembangkan
apresiasi”.
Daftar Isi
Aminudin.(2002). Pengantar Apresiasi Sastra.Bandung : Sinar baru algesindo
Djuanda, Dadan dan Prana Dwija I .(2006).Apresiasi Sastra Indonesia.Bandung. UPI
Press.
0 komentar:
Post a Comment