Saturday, 13 February 2016

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Roger, dkk dalam Huda (2012:29) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajan anggota-anggota lain.
          Model pembelajaran Kooperatif memandang bahwa individu-individu akan lebih mampu untuk bekerja secara efektif dan lebih dapat mengerjakan sesuatu dengan sistematis dan efisien jika bekerja secara kelompok. Salah satu yang menjadi landasan dari belajar secara berkelompok berasal dari pandangan Kontruktivisme. Berikut adalah pernyataan yang dinyatakan oleh Vygotsky (Huda, 2012:24)
Mental siswa pertama kali berkembang pada  level interpersonal di mana mereka belajar menginternalisasikan dan mentransformasikan interaksi personal mereka dengan orang lain, lalu pada level intra-personal di mana mereka mulai memperoleh pemahaman dan keterampilan baru dari hasil interaksi ini.
Jadi dapat disimpulkan menurut pendapat di atas siswa akan dapat  memahami dan meningkatkan keterampilan dirinya berdasarkan hasil interaksi dengan kelompok belajarnya.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan model pembelajran lainnya. Menurut Arends (Sujana, 2013: 119), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a.         Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar.
b.        Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah.
c.         Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda-beda.
d.        Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
Pada model kooperatif ini siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik Selanjutnya Jarolimek dan Parker (Riadf, 2009) mengarahkan kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
a.         Saling ketergantungan yang positif
b.        Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
c.         Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
d.        Suasana kelas yang rileks dan menyenanakan
e.         Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru
f.         Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangTerdapat 6(enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
4. Membimbing kelompok belajar
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.
5.Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6.Memberikan penghargaan
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
Daftar Isi 

Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 
Riadf.(2009). Kelebihan dan Kekurangan cooperative larning. [Online] Tersedia: http://riadf.wordpress.com/2009/08/14/kelebihan-dan-kekurangan-cooperative-learning/ [22Februari 2014] 
Sujana, Atep. (2013). Pendidikan IPA.Bandung: Rizqi Press.
 

0 komentar:

Post a Comment