Sunday, 1 December 2013

STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN



STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan




Disusun oleh:
Kelompok 4

Elis Rodiati
1105256
Ana Triana F.
1105515
DDevy Rosliyanah
1105751
Cahya Priyadi
1106052




Prodi PGSD Guru Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
2012

Abstrak
Strategi merupakan suatu perencanaan atau suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Jadi strategi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan/manajemen untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran untuk dapat mewujudkan suatu proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar tepat pada sasaran yang telah ditentukan.
Kata kunnci: inovasi, strategi.
A.      Pendahuluan
Strategi inovasi pendidikan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dan efektivitas perubahan sosial tergantung pada ketepatan penggunaan strategi. Untuk dapat memilih suatu strategi yang tepat bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini dikarenakan suatu strategi pendidikan memiliki kelemahan dan kelebihan, juga karena sebenarnya strategi pendidikan itu terletek pada continuum dari tingkat yang paling lemah (sedikit) tekanan paksaan dari luar, ke arah paling banyak (kuat).
Strategi pendidikan terdiri atas empat macam yakni, strategi fasilitatif (facilitative strategies), strategi pendidikan (re-education strategies), strategi bujukan (persuasive strategies), dan strategi paksaan (power strategies). Dalam kempt strategi tersebut sulit menemukan adanya strategi dan pendidikan dikarenakan pada kenyataannya tidak memiliki batasan-batasan yang jelas untuk membedakan strategi yang satu denga yang lainnya. Misalnya strategi fasilititatif, strategi fasilitatif mungkin juga dapat di pakai dalam strategi pendidikan atau mungkin dalam strategi lainnya. Namun tergantung pada pelaksanaan program perubahan social yang dapat memahami berbagai macam strategi, dapat memilih untuk menentukan strategi yang akan dapat mencapai suatu tujuan perubahan sosial.


B.       Pembahasan
  1. Strategi Fasilitatif (facilitative strategies)
Strategi fasilitatif merupakan pelaksanaan program perubahan sosial yang didalam nya lebih mengutamakan penyediaan fasilitas.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan strategi fasilitatif:
a.       Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubahan (klien):
·         Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan (tujuan).
·         Merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan.
·         Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya.
·         Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.
b.      Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang diperlukan.
c.       Strategi fasilitas tepat juga digunakan sebagai kenpensasi motivasi yang rendah terhadap usaha perubahan sosial.
d.      Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan.
e.       Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan.
f.       Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancer pelaksanaanya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
g.      Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan soaial karena kekurangan sumber dana dan tenaga.
h.      Perbedaan sub bagian dalam klien akan  menyebabkan perebedaan fasilitasvyang diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.
i.        Strategi fasilitatif kurang efektif jika:
·         Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk menentang adanya perubahan sosial.
·         Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari klien untuk menerima kebutuhan.
Sebagai suatu gambaran agar dapat membantu kita untuk memahami dasar-dasar atau penggunaan strategi fasilitatif tersebut, seandainya strategi fasilitatif itu akan digunakan untuk memperbaharui bidang pendidikan. Adanya suatu kurukulum baru dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses perlu dibutuhkan perubahan dan pembaharuan kegiatan belajar mengajar. Jika keperluan tersebut dibutuhkan pendekatan fasilitatif yang mengutamakan program pembaharuan dengan menyediakan berbagai macam fasilitas.dan sarana yang diperlukan . tetapi fasilitas dan sarana itu tidak akan memberikan banyak manfaat dan menunjang perubahan jika para guru atau pelaksana pendidikan sebagai sasaran pendidikan tidak dapat memahami masalah pendidikan yang dihadapi, mereka tidak merasa perluadanya suatu perubahan pada dirinya, tidak perlu dan tidak bersedia menerima bantuan baik dari luar atau dari yang lain, tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha pembaharuan. Dengan demikian maka sarana dan fasilitas yang ada jadi sia-sia. Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan strategi fasilitatif diringi program yang dapat menumbuhkan perubahan pada klien (sasaran perubahan) akan perlunya perubahan dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.
  1. Strategi Pendidikan (re-educative strategies)
Menurut ( Zaltman, Duncan, 1977:111 ) Strategi Pendidikan dapat didefinisikan sebagai perubahan sosial atau pengajaran kembali ( re-education ), pendidikan dipakai untuk mencapai perubahan sosial. Dengan demikian jika pendidikan menggunakan  strategi pendidikan itu sama saja mengadakan suatu perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta, dengan begitu orang yang menggunakan fakta atau informasi itu dapat menentukan dan mengambil tindakan yang akan dilakukanya. Setiap manusia memiliki dasar pemikiran yang berbeda-beda untuk dapat  membedakan fakta serta memilih untuk mengatur sikap atau tingkah lakunya apabila fakta itu ditujukan kepadanya.
Penggunaan strategi pendidikan dalam suatu pendidikan sangat perlu karena untuk mempermudah proses pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pendidikan tidak akan terarah sehingga tujuan pendidikan  yang telah efektif dan efisien semuanya sia-sia.
a.       Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi sebagai berikut:
·         Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak terjadi dalam waktu yang singkat.
·         Apabila sasaran perubahan ( klien ) belum memiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu yang dibutuhkan untuk melaksanakan program perubahan sosial.
·         Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien terhadap perubahan yang diharapkan.
Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif  jika:
·         Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan sosial yang dicapai.
·         Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya :sumbangan dana, donator, serta berbagai penunjang yang lain.
  1. Strategi Bujukan (persuasive strategies)
Starategi bujukan merupakan strategi yang digunakan dengan cara membujuk para sasaran perubahan agar mau mengikuti perubahan sosial. Strategi bujukan ini akan berhasil jika alasan yang diberikan rasional, fakta yang akurat. Biasanya strategi ini digunakan pada saat kampanye atau sebuah reklame pemasaran dari hasil perusahaan. Namun terkadang strategi bujukan ini muncul ketika saling berkomunikasi tanpa disadari.
Berhasil atau tidaknya suatu strategi dipengaruhi hal-hal berikut:
a.       Strategi bujukan tepat dugunakan bila sasaran perubahan
·         Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan social.
·         Berada pada tahap legitimasi dalam pengambilan keptusan menerima atau menolak perubahan social.
·         Diajak mengalokasikan sumber penunjag.
b.      Strategi bujukan tepat digunakan jika:
·         Masalah dianggap kurang penting.
·         Tidak memiliki alat control langsung terhadap sasaran perubahan.
·         Terdapatnya anggapan beresiko.
·         Perubahan tidak dapat dicobakan, sulit dimengerti dan tidak dapat diamati secara langsung.
·         Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan social.
  1. Sretegi Paksaan (power strategies)
Strategi paksaan merupakan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan program perubahan sosial dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk hasil target yang diharapkan. Ukuran hasil target perubahan tergantung dari kepuasan pelaksanaan perubahan. Kekuatan paksaan dipengaruhi oleh ketatnya pengawasan yang dilakukan pelaksana perubahan, tersedianya berbagai alternatif untuk mencapai tujuan perubahan, dan juga tergantung tersedianya dana (biaya) untuk menunjang pelaksanaan program.
Penggunaan strategi perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Strategi paksaan dapat digunakan apabila pertisipasi klien terhadap proses perubahan sosial rendah dan tidak meu meningkatkan partisipasinya.
b.      Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial.
c.       Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk mengusahakan perubahan dan pelaksanaan perubahan juga tidak mampu mengakannya.
d.      Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus terwujud dalam waktu singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai.
e.       Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak.
f.       Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima perubahan sosial artinya sukar dipengaruhi.
g.      Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan.
Pada saat pelaksanaan perubahan sosial sering digunakan kombinasi antara berbagai macam strategi. Hal ini disesuaikan dengan tahap serta kondisi dan situasi klien pada saat berlangsungnya proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial.

  1. Kesimpulan
Dalam program perubahan sosial yang dapat menentukan keberhasilan suatu pelaksanaan program perubahan sosial dapat dilihat dari cara ketepatan pemilihan dan penggunaaqn sebuah strategi, tetapi terkadang kita sukar bahkan sulit untuk menentukan bahwa suatu strategi tertentu ada pendidikan, bujukan, fasilitas, atau paksaan (power) karena dari keempat strategi tersebut pada kenyataannya tidak memiliki batasan-batasan yang  jelas untuk\ membedakannya.
Namun demikian, pelaksanaan program perubahan sosial dapat memahami berbagai macan strategi tergantung pada kita yang pandai untuk dapat memilih dalam menentukan strategi mana yang lebih diutamakan untuk mencapai suatu tujuan perubahan sosial. Walau sebenarnya kita dapat mengkombinasikan berbagai macam strategi sesuai pemahaman yang kita miliki tentang mempelajari berbagai strategi.
Daftra Pustaka
Syaefudin, Udin dan Ayi Suherman. (2006). Inovasi pendidikan. Bandung: UPI   Press.
Syaefudin Sa’od, Udin. (2011). Inovasi Pendidikan. Bandung: ALFABETA.