Saturday, 13 February 2016

HAKIKAT BERBICARA

         Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan, baik itu berupa gagasan, pikiran maupun perasaan dengan menggunakan bahasa lisan, ujaran, dan tuturan. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh H.G. Tarigan (dalam Djuanda, 2008, hlm. 55) berbicara adalah “kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan”.
 Menurut Depdikbud, 1984 (dalam Resmini &Juanda, 2007, hlm. 51) berbicara juga dapat dikatakan sebagai ‘suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain’.
      Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berbicara dapat diartikan sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi secara lisan yaitu dengan menyampaikan gagasan, pikiran, atau dapat dikatakan sebagai pesan kepada orang lain baik secara bertatapan langsung mau pun dengan jarak jauh.
  Berbicara bertujuan utama untuk berkomunikasi, namun dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan atau berbicara, pembicara harus memahami makna yang akan disampaikan agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif. Selain itu pembicara juga harus mengevaluasi mengenai dampak dari apa yang ia sampaikan atau komunikasinya terhadap pendengar.
     Hal tersebut sejalan dengan  pendapat Djuanda (2008, hlm. 55) Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sudah seharusnya pembicara memahami makna segala yang ingin dikomunikasikannya.
Sedangkan menurut Djago Tarigan, 1990 (dalam Djuanda, 2008, hlm. 55) terdapat lima tujuan pembicara, yaitu bebicara untuk menghibur, berbicara untuk menginformasikan, berbicara untuk menstimulasi, berbicara untuk meyakinkan, dan berbicara untuk menggerakan.
     Berbicara untuk menghibur ini berarti isi dari apa yang kita bicarakan itu dapat di menghibur orang yang mendengarkannya. Dalam isi pembicaraannya dapat berisi humor, dan cerita jenaka.  
      Berbicara untuk menginformasikan berarti dalam isi pembicaraannya tentang menyampaikan atau menderskipsikan sebuah berita, atau apapun yang dapat diinformasikan untuk pendengarnya. Berbicara untuk menstimulasi berarti pembicara harus mengetahui minat dan kebutuhan serta dapat merangsang pemikiran pendengar. Berbicara untuk meyakinkan berarti dalam isi pembicaraannya, pembicara harus bisa meyakinkan pendengarnya tentang sesuatu hal. Misalnya ketika seorang sales menjual barang dagangannya.  Berbicara untuk menggerakkan adalah seorang pembicara harus cakap dalam berbicara, berwibawa, mampu memanfaatkan situasi dan mampu mempengaruhi pendengar sehingga dapat menggerakkan pendengar setelah mendengarkan pembicaraannya tersebut.

    Dalam pembelajaran berbicara guru harus mengetahui perbedaan kemampuan berbicara setiap siswanya karena setiap siswa memiliki kemampuan berbicara yang berbeda-beda, ada siswa yang telah lancar dalam berbicara sehingga siswa tersebut dapat berkomunikasi dengan baik terhadap oranglain dan ada siswa yang masih kesulitan dalam berbicara karena siswa tersebut mengalami kesulitan dalam mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaannya sehingga proses komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik.
Menurut Tarigan 1990 (dalam Djuanda, 2008, hlm. 59) menyatakan bahwa terdapat delapan konsep dasar berbicara yaitu, berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal, berbicara adalah proses individu berkomunikasi, berbicara adalah ekspresi kreatif, berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari, berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman, berbicara sarana memperluas cakrawala, kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat, berbicara adalah pancaran pribadi.
     Dari 8 konsep berbicara diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Berbicara dan Menyimak adalah Dua Kegiatan Resiprokal
Kegiatan berbicara dan menyimak merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan karena saling melengkapi satu sama lain.
2.    Berbicara adalah Proses Individu Berkomunikasi.
Kegiatan berbicara digunakan sebagai sarana memperoleh pengetahuan, mengadaptasi, mempelajari lingkungannya dan mengontrol lingkungannya.
3.      Berbicara adalah Ekspresi Kreatif
Kegiatan berbicara tidak hanya mengungkapkan ucapan kata saja tetapi juga memanifestasikan kepribadiannya dengan cara menyatakan secara fasih, ceria, dan spontan kata-kata tersebut.
4.      Berbicara sebagai Tingkah Laku
Kegiatan berbicara sudah dipelajari oleh siswa dilingkungan keluarga, tetangga dan lingkungan disekitar tempatnya hidup sebelum mereka  masuk ke sekolah. Walaupun siswa sudah dapat mengekspresikan dirinya secara lisan, sebelum mereka diajar secara formal mereka tetap memerlukan bimbingan untuk mengembangkan keterampilan berbicara mereka.
5.      Berbicara dipengaruhi Kekayaan Pengalaman
Bila diri pembicara terisi oleh pengetahuan dan pengalaman yang kaya, maka dengan mudah yang bersangkutan menguraikan pengetahuan atau pengalamannya itu. Bila pembicara miskin pengetahuan dan pengalaman, maka yang bersangkutan akan mengalami kesukaran dalam berbicara.
6.      Berbicara Sarana Memperluas Cakrawala
Paling sedikit berbicara dapat digunakan untuk dua hal. Yang pertama untuk mengekspresikan ide, perasaan, dan imajinasi. Kedua, berbicara dapat juga digunakan untuk menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala pengalaman.
7.      Kemampuan Linguistik dan Lingkungan Berkaitan Erat
Anak-anak adalah produk lingkungannya. Jika dalam lingkungan hidupnya ia sering diajak berbicara, dan segala pertannyannya diperhatikan dan dijawab, serta lingkungan itu sendiri menyediakan kesempatan untuk belajar berlatih berbicara, maka dapat diharapkan anak tersebut terampil berbicara. Ini berarti si anak sudah memiliki kemampuan linguistik yang memadai sebelum mereka memasuki sekolah. Lingkungan sepi, buta bicara, tidak ada kesempatan belajar berbahasa sehingga membuat anak tidak berkembang. Bila anak masuk sekolah dia akan kelihatan kaku, kurang bicara, pemalu, dan tidak dapat menyatakan dirinya.
8.      Berbicara adalah Pancaran Pribadi
Gambaran pribadi seseorang dapat diidentifikasikan dengan berbagai cara kita dapat menduganya melalui gerak-geriknya, tingkah lakunya, kecenderungannya, kesukaannya, dan cara bicaranya. Berbicara pada hakikatnya melukiskan apa yang ada dihati, misalnya pikiran, perasaan, keinginan dan idenya. Karena itu sering dikatakan bahwa berbicara adalah indeks kepribadian.

Daftar Pustaka
DePORTER, B. (2004). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Sumedang: pustaka latifah.
Tarigan, D. dkk. (1997). Pengembangan Keterampilan Berbicara . Jakarta: Depdikbud.

0 komentar:

Post a Comment