AWAS KUMMAT
(Kamu Suka Matematika)
Diajukan
untuk Memenuhi Salahsatu Tugas
Matakuliah
Model Pembelajaran Matematika.
Disusun oleh :
Kelompok 10
Dede Ahmad Sobandi (1105194/07)
Egi Agustian (1105661/15)
M. Junaedi (1101465/23)
Topik Rusmana (1105142/34)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
2014
PENDEKATAN EKSPLORATIF
A. Pengertian
Pendekatan Eksploratif
Pada penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ini, sudah
tidak menjadi hal yang asing dalam mengenal kata eksploratif dalam dunia
pendidikan, khususnya pada proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terjadi
karena diperlukannya penguasaan dari guru dalam menyikapi makna dari
eksploratif tersebut.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2013), “Eksploratif adalah penyelidikan, penjelajahan
lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak”.Menurut Ramlan
& Ari (2011), “Eksploratif adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui
peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American
Dictionary)”. Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam
pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif.
Fatcul (2011)
mengemukakan bahwa, “Eksploratif merupakan proses kerja dalam memfasilitasi
proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu”. Menurut
Karlimah, dkk. (2010), “Kegiatan eksplorasi matematika, menuntut siswa untuk
melakukan semacam percobaan berbagai cara baik formal maupun tidak formal (cara
siswa sendiri) untuk menemukan jawaban”.
Pendekatan
ekslporatif memiliki kesamaan dengan pendekatan investigasi. Selain kesamaan
terdapat juga perbedaannya, sejalan dengan pendapatnya Cifarelli & Cai (Karlimah, dkk., 2010) yang
menyatakan bahwa,
“Investigasi matematika lebih banyak
digunakan oleh peneliti berkaitan dengan penggunaan strategi formal dalam
aktivitas mencari solusi masalah seperti penggunaan berbagai metode ilmiah
dalam 8 aktivitas penalaran. Sedangkan eksplorasi matematika menunjukkan pada
suatu aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan strategi formal dan tidak
formal untuk mencari suatu solusi masalah. Baik investigasi maupun eksplorasi
matematika merupakan bentuk khusus dari kegiatan pemecahan masalah.”
Dari
beberpa pendapat diatas di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan eksploratif
adalah suatu proses
pembelajaran yang diawali dengan membangun pengetahuan awal siswa untuk mencari
informasi tentang materi ajar yang akan dipelajari berdasarkan pengalaman yang
telah dimiliki siswa sebelumnya. Dengan kata lain, siswa
dituntut untuk berperan aktif saat pembelajaran berlangsung, sedangkan guru
hanya sebagai pembimbing dan fasilitator.
B. Teori
yang Melandasi Pendekatan Eksploratif
Pendekatan eksploratif ini didukung oleh beberapa teori yang
melandasinya, diantarannya sebagai berikut.
1.
Construtivism
Teori konstruktivisme merupakan salahsatu teori yang melandasi adanya
pendekatan eksploratif. Suparno
(2008) mengemukakan bahwa,
“Konstruktivisme adalah suatu filsafat
pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari
konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri. Manusia menkonstruksi pengetahuan
mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan
lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat
berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang sesuai.”
Dengan kata lain, kontruktivisme merupakan salahsatu pendukung munculnya
pendekatan eksploratif, yang menekankan bahwa belajar itu tidak hanya sekedar
dihafal, dipahami dan diingat, tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar
yang dimana siswa diajak untuk membangun pengetahuannya sendiri.
2.
Inquiri
Inquiri yang berarti
suatu proses menemukan. Yulianto (2013) mengatakan bahwa, “Metode inkuiri
adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses
penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri, serta mengembangkan
keaktifan dalam memecahkan masalah”. Inquiri
juga mementingkan aspek sistematis dalam proses berpikir dalam memecahkan suatu
permasalahan yang ada.
3.
Problem Solving
Pemecahan masalah atau problem solving merupakan suatu landasan teori yang banyak dibahas
di beberapa model pembelajaran ataupun pendekatan pembelajaran. Soedjadi
(Karlimah, dkk., 2010) menyatakan bahwa,
“Melalui
pelajaran matematika diharapkan dan dapat ditumbuhkan kemampuan-kemampuan yang
lebih bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah yang diperkirakan akan
dihadapi peserta didik di masa depan. Kemampuan tersebut diantaranya adalah
kemampuan memecahkan masalah”.
C. Ciri-ciri
Pendekatan Eksploratif
Pendekatan eksploratif adalah suatu
pendekatan yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitas
dalam memecahkan suatu permasalahan dengan mengaitkan pengetahuan yang sudah
siswa miliki sebelumnya. Selain itu, siswa juga dituntut harus bisa membangun
pengetahuannya sendiri agar pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna.
Dalam pendekatan eksploratif menurut
Ramlan & Arie (2011) terdapat beberapa karakteristik yang harus
diperhatikan oleh guru agar pembelajaran yang dilakukukan dapat berjalan dengan
efektif, yaitu sebagai berikut.
1.
Melibatkan siswa mencari informasi (topik tertentu).
Artinya
ketika pembelajaran berlangsung siswa tidak hanya sebagai penerima informasi,
teteapi dalam pendekatan ini siswa dilibatkan secara langusung dalam proses
mencari informasinya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Lao Tsu, seorang
filosof China yang menyatakan “I hear and I forget, I see and I Remember. I
do and I Understand.” Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pembelajaran
yang dilakukan dengan melibatkan siswa secara langsung tidak hanya akan membuat
siswa menjadi ingat apa yang dipelajari
tetapi juga mengerti.
2.
Menggunakan beragam pendekatan, media dan sumber
belajar.
Dalam
pendekatan ini guru bisa menggabungkannya dengan pendekatan-pendekatan lain,
karena pada umumnya hampir dalam semua pendekatan terdapat fase eksploratif.
Selain itu guru juga bisa menggunakan berbagai media yang mendukung jalannya
pembelajaran. Dengan demikian maka pembelajaran yang dilakukan akan lebih
menarik dan kreatif.
3.
Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa.
Dalam
pembelajaran interaksi siswa dengan guru mutlak harus ada, karena kalau tidak
ada interaksi maka tidak bisa disebut pembelajaran. Selain itu interaksi antar
siswa juga merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dengan interaksi siswa
akan belajar komunikasi dengan orang lain.
Sejalan dengan itu pendekatan eksploratif memfasilitasi terjadinya
interaksi antar siswa. Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh guru untuk
memberikan stimulus berinteraksi kepada siswa adalah dengan diskusi kelompok.
4. Guru memberi umpan
balik positif terhadap hasil belajar siswa.
Umpan
balik atau feed back sering kali
terlupakan oleh guru, padahal umpan balik ini merupakan hal yang sangat
bermanfaat untuk membangun pengetahuan dan kemampuan siswa. Dengan pendekatan
eksploratif siswa akan selalu diberi umpan balik oleh guru terhadap hasil
belajar siswa, dengan demikian pengetahuan dan kemampuan siswa bisa meningkat.
5. Guru memberi
konfirmasi hasil eksplorasi siswa.
Setelah
siswa melakukan eksplorasinya guru harus melakukan konfirmasi terhadap
pengetahuan yang didapat oleh siswanya. Maksudnya agar pengetahuan yang didapat
oleh siswa tidak salah.
6.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merefleksi
pengalaman belajarnya.
Dalam pendekatan ini siswa dibiasakan untuk
merefleksikan hasil belajarnya dengan tujuan agar siswa mengetahui apa saja
yang harus di perbaiki dan ditingkatkan dalam proses belajarnya.
D. Langkah-langkah
Pendekatan Eksploratif
Dalam pendekatan
eksploratif menurut Purnomo & Maulida. (2011) ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru, diantaranya
yaitu.
1.
Melibatkan siswa mencari informasi
yang luas dalam topik atau tema materi yang dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam, jadi guru akan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang
ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama).
2.
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan:
kreatif, kerja keras).
3.
Memfasilitasi terjadinya interaksi
antarsiswa serta siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
(contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli
lingkungan).
4.
Melibatkan siswa secara aktif dalam
setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri,
mandiri).
5.
Memfasilitasi siswa melakukan
percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan:
mandiri, kerjasama, kerja keras).
Berdasarkan
langkah-langkah kegiatan di atas, Faizin (2012) terdapat beberapa kegiatan yang
dapat digunakan oleh guru untuk mendukung pendekatan tersebut berjalan dengan
baik yaitu sebagai berikut.
1. Membaca tentang.
2. Mendengar tentang.
3. Berdiskusi tentang.
4. Mengamati model (teks atau karya).
5. Mengamati demonstrasi.
6. Mengamati simulasi kasus.
7. Mengamati dua perbandingan (yang
salah dan yang benar).
8. Mencoba melakukan kegiatan tertentu.
9. Membaca kasus (bedah kasus).
10. Berwawancara dengan sumber tertentu (menggali informasi).
11. Observasi terhadap lingkungan.
12. Mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya.
13. Mencoba bereksperimen.
14. Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas).
E. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Eksploratif
Berikut
ini merupakan penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan pada pendekatan
eksploratif.
1. Kelebihan
a.
Pada pendekatan ini siswa terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
b.
Pendekatan ini mudah untuk
dikombinasikan dengan pendekatan yang lain.
c.
Terdapat interaksi antar siswa, sehingga
menumbuhkan sifat kerjasama, menghargai pendapat dan bertanggung jawab.
d.
Dengan adanya media dan kombinasi dengan
pendekatan yang lain, maka pembelajaran akan lebih efektif dan menarik minat
siswa untuk belajar.
e.
Melalui percobaan, siswa dapat menambah
pengalaman dan penguatan terhadap materi yang dipelajarinya, hal ini sejalan
dengan filsafat cina yang sebelumnya sudah dibahas di atas.
2. Kekurangan
a.
Jika guru belum memahami berbagai jenis
pendekatan, maka akan kesulitan dalam mengkombinasikannya.
b.
Menuntut fasilitas yang lengkap dalam
pembelajaran, seperti laboratorium, studio, dan lapangan.
F.
Implementasi Pendekatan Eksploratif
dalam Pembelajaran Matematika
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester :
V / 1
SK : 4.
Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
KD : 4.1
Menghitung volume kubus dan balok.
Materi :
Menentukan Volume Kubus.
Alokasi Waktu :
2 x 35 Menit.
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Melibatkan
siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang
dipelajari.
1. Guru
mengingatkan siswa tentang ciri-ciri kubus yang pernah dipelajari sebelumnya.
2. Siswa
disuruh ke perpustakaan untuk mencari sumber tentang volume kubus.
20
Menit
Menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.
1. Guru
mengkombinasikan pembelajaran ini dengan pendekatan tak langsung.
2. Guru
memberikan media pembelajaran berupa kubus.
-
Memfasilitasi
terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya.
1. Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Siswa
mendiskusikan mengenai secara berkelompok mengenai volume kubus berdasarkan
sumber yang sudah didapat.
15
Menit
Melibatkan
siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
1. Siswa
mendiskusikan hasil kerja dari setiap kelompok.
2. Dari
setiap kelompok bisa memperhatikan dan mengomentari hasil kerja dari kelompok
yang sedang dipresentasikan.
Memfasilitasi
siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
1. Guru
memberikan sebuah LKS yang didalamnya menyuruh siswa untuk mencari benda yang
memiliki kemiripan dengan kubus.
2. Kemudian
dicari volumenya.
3. Diskusikan
lagi secara bersama-sama.
4. Guru
meluruskan apabila terjadi kekeliruan.
5. Guru
mengajak siswa untuk menyelesaikan mengenai permasalahan yang ada, dengan
guru hanya sebagai pembimbing.
6. Guru
selalu memberikan pujian dan masukan sebagai umpan balik kepada siswa.
35
Menit
LKS
(Lembar
Kerja Siswa)
1. Judul : Menemukan Volume kubus
2. Tujuan : Siswa dapat menghitung volume
dari suatu kubus
3.
Alat dan bahan
a. media
kubus (telah disiapkan oleh guru)
b. mistar
c. alat
tulis
4.
Langkah kerja
a. Siapkan
media kubus! (telah disiapkan oleh guru)
b. Hitunglah
berapa banyak kubus satuan yang ada di dalam kubus besar!
c. Perhatikanlah
salah satu bidangnya, kemudian hitunglah ada berapa kubus satuan yang nampak
dalam salah satu bidangnya!
d. Carilah
mana panjang, lebar dan tingginya!
e. Dengan
menggunakan mistar, hitungl;ah berapa panjang lebar, tinggi dan alasnya?
f. Hitunglah
berapa luas alasnya!
5.
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
a. Berapa
banyak kubus satuan yang terdapat didalam kubus besar?
b. Berapa
buah kubus satuan yang nampak di dalam salah satu bidangnya?
c. Bagaimana
kaitan antara panjang, lebar dan tinggi kubus?
d. Berapa
luas alasnya dan berapa buah kubus satuan yang diperlukan untuk menutupi luas
alasnya?
e. Berapa
tingginya dan berapa jumlah kubus satuan yang diperlukan agar panjang kubus
satuan tersebut sama dengan tinggi kubus?
f. Bagaimana
kaitan antara panjang, lebar, tinggi dengan volume kubus?
Apa kesimpulan yang kalian dapat
dari kegiatan ini?
DAFTAR PUSTAKA
Faizin, Noor (2012). Kegiatan Inti Pembelajaran. [Online]
Tersedia di: http://noorfaizin.wordpress.com/2012/02/26/kegiatan-inti-pembelajaran/.Diakses 6 Mei
2014
Fatcul,
Arif. (2011). Eksplorasi, Elaborasi,
Konfirmasi. [Online]. Tersedia di: http://rif67.blogspot.com/2011/08/eksplorasi-elaborasi-konfirmasi.html.Diakses 5 Mei 2014
Karlimah,
dkk. (2010). Pengembangan Kemampuan
Proses Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Tidak
Langsung di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia di: http://file.upi.edu/Direktori/KD-TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_(KD-TASIKMALAYA)-197901132005011003/132313548%20-%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah/Pembelajaran%20Metamatika%20Tidak%20Langsung%20dan%20Kemampuan%20Proses%20Matematika.pdf. Diakses 5 Mei 2014
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Kamus
Versi Online/Daring (Dalam Jaringan). [Online]. Tersedia di: http://kbbi.web.id/.
Diakses 11 April 2014
Purnomo dan Maulida. (2011). Model Pembelajaran Penemuan, Terbimbing, Eksplorasi, Inkuiri, dan
Penemuan. [Online] Tersedia di: http://purnomomaulida.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-penemuan-terbimbing.html
Diakses 6 Mei 2014
Ramlan dan Ari (2011). Pembelajaran dengan Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.
[Online]. Tersedia di: http://ramlannarie.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-dengan-eksplorasi.html
Diakses 5 Mei 2014
Restu. (2010). Teori-teori
Belajar. [Online] Tersedia di: http://teknologipembelejaran.blogspot.com/2010/02/teori-teori-belajar.html Diakses 6 Mei 2014
Suparno, Paul. (2008). Filsafat
Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Yulianto, Toto (2013). Metode Inkuiri Metode Pembelajaran. [Online] Tersedia di: http://totoyulianto.wprdpress.com/2013/03/02/metode-inkuiri-i-metode-pembelajaran/ Diakses 06 Mei 2014
Tahapan
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
Melibatkan
siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang
dipelajari.
|
1. Guru
mengingatkan siswa tentang ciri-ciri kubus yang pernah dipelajari sebelumnya.
2. Siswa
disuruh ke perpustakaan untuk mencari sumber tentang volume kubus.
|
20
Menit
|
Menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.
|
1. Guru
mengkombinasikan pembelajaran ini dengan pendekatan tak langsung.
2. Guru
memberikan media pembelajaran berupa kubus.
|
-
|
Memfasilitasi
terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya.
|
1. Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Siswa
mendiskusikan mengenai secara berkelompok mengenai volume kubus berdasarkan
sumber yang sudah didapat.
|
15
Menit
|
Melibatkan
siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
|
1. Siswa
mendiskusikan hasil kerja dari setiap kelompok.
2. Dari
setiap kelompok bisa memperhatikan dan mengomentari hasil kerja dari kelompok
yang sedang dipresentasikan.
|
|
Memfasilitasi
siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
|
1. Guru
memberikan sebuah LKS yang didalamnya menyuruh siswa untuk mencari benda yang
memiliki kemiripan dengan kubus.
2. Kemudian
dicari volumenya.
3. Diskusikan
lagi secara bersama-sama.
4. Guru
meluruskan apabila terjadi kekeliruan.
5. Guru
mengajak siswa untuk menyelesaikan mengenai permasalahan yang ada, dengan
guru hanya sebagai pembimbing.
6. Guru
selalu memberikan pujian dan masukan sebagai umpan balik kepada siswa.
|
35
Menit
|
0 komentar:
Post a Comment