Tuesday, 9 June 2015

PENDEKATAN EKSPLORATIF dan RPPNYA



AWAS KUMMAT
(Kamu Suka Matematika)

Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Tugas
Matakuliah Model Pembelajaran Matematika.

 

Disusun oleh :
Kelompok 10
Dede Ahmad Sobandi            (1105194/07)
Egi Agustian                           (1105661/15)
M. Junaedi                              (1101465/23)
Topik Rusmana                       (1105142/34)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014


  

PENDEKATAN EKSPLORATIF

A.    Pengertian Pendekatan Eksploratif

Pada penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ini, sudah tidak menjadi hal yang asing dalam mengenal kata eksploratif dalam dunia pendidikan, khususnya pada proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terjadi karena diperlukannya penguasaan dari guru dalam menyikapi makna dari eksploratif tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013), “Eksploratif adalah penyelidikan, penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak”.Menurut Ramlan & Ari (2011), “Eksploratif adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary)”. Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif.
Fatcul (2011) mengemukakan bahwa, “Eksploratif merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu”. Menurut Karlimah, dkk. (2010), “Kegiatan eksplorasi matematika, menuntut siswa untuk melakukan semacam percobaan berbagai cara baik formal maupun tidak formal (cara siswa sendiri) untuk menemukan jawaban”.
Pendekatan ekslporatif memiliki kesamaan dengan pendekatan investigasi. Selain kesamaan terdapat juga perbedaannya, sejalan dengan pendapatnya Cifarelli & Cai (Karlimah, dkk., 2010) yang menyatakan bahwa,


“Investigasi matematika lebih banyak digunakan oleh peneliti berkaitan dengan penggunaan strategi formal dalam aktivitas mencari solusi masalah seperti penggunaan berbagai metode ilmiah dalam 8 aktivitas penalaran. Sedangkan eksplorasi matematika menunjukkan pada suatu aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan strategi formal dan tidak formal untuk mencari suatu solusi masalah. Baik investigasi maupun eksplorasi matematika merupakan bentuk khusus dari kegiatan pemecahan masalah.”

Dari beberpa pendapat diatas di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan eksploratif adalah suatu proses pembelajaran yang diawali dengan membangun pengetahuan awal siswa untuk mencari informasi tentang materi ajar yang akan dipelajari berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Dengan kata lain, siswa dituntut untuk berperan aktif saat pembelajaran berlangsung, sedangkan guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator.

B.     Teori yang Melandasi Pendekatan Eksploratif

Pendekatan eksploratif ini didukung oleh beberapa teori yang melandasinya, diantarannya sebagai berikut.
1.       Construtivism
Teori konstruktivisme merupakan salahsatu teori yang melandasi adanya pendekatan eksploratif. Suparno (2008) mengemukakan bahwa,

“Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri. Manusia menkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang sesuai.”

Dengan kata lain, kontruktivisme merupakan salahsatu pendukung munculnya pendekatan eksploratif, yang menekankan bahwa belajar itu tidak hanya sekedar dihafal, dipahami dan diingat, tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar yang dimana siswa diajak untuk membangun pengetahuannya sendiri.

2.       Inquiri
Inquiri yang berarti suatu proses menemukan. Yulianto (2013) mengatakan bahwa, “Metode inkuiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri, serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah”. Inquiri juga mementingkan aspek sistematis dalam proses berpikir dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada.

3.       Problem Solving
Pemecahan masalah atau problem solving merupakan suatu landasan teori yang banyak dibahas di beberapa model pembelajaran ataupun pendekatan pembelajaran. Soedjadi (Karlimah, dkk., 2010) menyatakan bahwa,
“Melalui pelajaran matematika diharapkan dan dapat ditumbuhkan kemampuan-kemampuan yang lebih bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi peserta didik di masa depan. Kemampuan tersebut diantaranya adalah kemampuan memecahkan masalah”.

C.    Ciri-ciri Pendekatan Eksploratif

Pendekatan eksploratif adalah suatu pendekatan yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan suatu permasalahan dengan mengaitkan pengetahuan yang sudah siswa miliki sebelumnya. Selain itu, siswa juga dituntut harus bisa membangun pengetahuannya sendiri agar pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna. Dalam pendekatan eksploratif  menurut Ramlan & Arie (2011) terdapat beberapa karakteristik yang harus diperhatikan oleh guru agar pembelajaran yang dilakukukan dapat berjalan dengan efektif, yaitu sebagai berikut.
1.    Melibatkan siswa mencari informasi (topik tertentu).
Artinya ketika pembelajaran berlangsung siswa tidak hanya sebagai penerima informasi, teteapi dalam pendekatan ini siswa dilibatkan secara langusung dalam proses mencari informasinya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Lao Tsu, seorang filosof  China yang menyatakan “I hear and I forget, I see and I Remember. I do and I Understand.” Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan melibatkan siswa secara langsung tidak hanya akan membuat siswa menjadi  ingat apa yang dipelajari tetapi juga mengerti.
2.         Menggunakan beragam pendekatan, media dan sumber belajar.
Dalam pendekatan ini guru bisa menggabungkannya dengan pendekatan-pendekatan lain, karena pada umumnya hampir dalam semua pendekatan terdapat fase eksploratif. Selain itu guru juga bisa menggunakan berbagai media yang mendukung jalannya pembelajaran. Dengan demikian maka pembelajaran yang dilakukan akan lebih menarik dan kreatif.
3.      Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa.
Dalam pembelajaran interaksi siswa dengan guru mutlak harus ada, karena kalau tidak ada interaksi maka tidak bisa disebut pembelajaran. Selain itu interaksi antar siswa juga merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dengan interaksi siswa akan belajar komunikasi dengan orang lain.  Sejalan dengan itu pendekatan eksploratif memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa. Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh guru untuk memberikan stimulus berinteraksi kepada siswa adalah dengan diskusi kelompok.
4.      Guru memberi umpan balik positif terhadap hasil belajar siswa.
Umpan balik atau feed back sering kali terlupakan oleh guru, padahal umpan balik ini merupakan hal yang sangat bermanfaat untuk membangun pengetahuan dan kemampuan siswa. Dengan pendekatan eksploratif siswa akan selalu diberi umpan balik oleh guru terhadap hasil belajar siswa, dengan demikian pengetahuan dan kemampuan siswa bisa meningkat.
5.      Guru memberi konfirmasi hasil eksplorasi siswa.
Setelah siswa melakukan eksplorasinya guru harus melakukan konfirmasi terhadap pengetahuan yang didapat oleh siswanya. Maksudnya agar pengetahuan yang didapat oleh siswa tidak salah.
6.         Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merefleksi pengalaman belajarnya.
Dalam pendekatan ini siswa dibiasakan untuk merefleksikan hasil belajarnya dengan tujuan agar siswa mengetahui apa saja yang harus di perbaiki dan ditingkatkan dalam proses belajarnya.

D.    Langkah-langkah Pendekatan Eksploratif

Dalam pendekatan eksploratif menurut Purnomo & Maulida. (2011) ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru, diantaranya yaitu.
1.      Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dalam topik atau tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam, jadi guru akan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama).
2.      Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras).
3.      Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan).
4.      Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri).
5.      Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras).

Berdasarkan langkah-langkah kegiatan di atas, Faizin (2012) terdapat beberapa kegiatan yang dapat digunakan oleh guru untuk mendukung pendekatan tersebut berjalan dengan baik yaitu sebagai berikut.

1.  Membaca tentang.
2.  Mendengar tentang.
3.  Berdiskusi tentang.
4.  Mengamati model (teks atau karya).
5.  Mengamati demonstrasi.
6.  Mengamati simulasi kasus.
7.  Mengamati  dua perbandingan (yang salah dan yang benar).
8.  Mencoba melakukan kegiatan tertentu.
9.  Membaca kasus (bedah kasus).
10. Berwawancara dengan sumber tertentu  (menggali informasi).
11. Observasi terhadap lingkungan.
12. Mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya.
13. Mencoba bereksperimen.
14. Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas).

E.     Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Eksploratif

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan pada pendekatan eksploratif.
1.      Kelebihan
a.       Pada pendekatan ini siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
b.      Pendekatan ini mudah untuk dikombinasikan dengan pendekatan yang lain.
c.       Terdapat interaksi antar siswa, sehingga menumbuhkan sifat kerjasama, menghargai pendapat dan bertanggung jawab.
d.      Dengan adanya media dan kombinasi dengan pendekatan yang lain, maka pembelajaran akan lebih efektif dan menarik minat siswa untuk belajar.
e.       Melalui percobaan, siswa dapat menambah pengalaman dan penguatan terhadap materi yang dipelajarinya, hal ini sejalan dengan filsafat cina yang sebelumnya sudah dibahas di atas.
2.      Kekurangan
a.       Jika guru belum memahami berbagai jenis pendekatan, maka akan kesulitan dalam mengkombinasikannya.
b.      Menuntut fasilitas yang lengkap dalam pembelajaran, seperti laboratorium, studio, dan lapangan.

F.     Implementasi Pendekatan Eksploratif dalam Pembelajaran Matematika


Mata Pelajaran            : Matematika
Kelas/Semester            : V / 1
SK       : 4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam
               pemecahan masalah.
KD      : 4.1 Menghitung volume kubus dan balok.
Materi : Menentukan Volume Kubus.
Alokasi Waktu            : 2 x 35 Menit.
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari.
1.      Guru mengingatkan siswa tentang ciri-ciri kubus yang pernah dipelajari sebelumnya.
2.      Siswa disuruh ke perpustakaan untuk mencari sumber tentang volume kubus.
20 Menit
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.
1.      Guru mengkombinasikan pembelajaran ini dengan pendekatan tak langsung.
2.      Guru memberikan media pembelajaran berupa kubus.
-
Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
1.      Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
2.      Siswa mendiskusikan mengenai secara berkelompok mengenai volume kubus berdasarkan sumber yang sudah didapat.
15 Menit
Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
1.      Siswa mendiskusikan hasil kerja dari setiap kelompok.
2.      Dari setiap kelompok bisa memperhatikan dan mengomentari hasil kerja dari kelompok yang sedang dipresentasikan.
Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
1.      Guru memberikan sebuah LKS yang didalamnya menyuruh siswa untuk mencari benda yang memiliki kemiripan dengan kubus.
2.      Kemudian dicari volumenya.
3.      Diskusikan lagi secara bersama-sama.
4.      Guru meluruskan apabila terjadi kekeliruan.
5.      Guru mengajak siswa untuk menyelesaikan mengenai permasalahan yang ada, dengan guru hanya sebagai pembimbing.
6.      Guru selalu memberikan pujian dan masukan sebagai umpan balik kepada siswa.
35 Menit

LKS
(Lembar Kerja Siswa)
1.      Judul               : Menemukan Volume kubus
2.      Tujuan             : Siswa dapat menghitung volume dari suatu kubus
3.      Alat dan bahan
a.       media kubus (telah disiapkan oleh guru)
b.      mistar
c.       alat tulis
4.      Langkah kerja
a.       Siapkan media kubus! (telah disiapkan oleh guru)
b.      Hitunglah berapa banyak kubus satuan yang ada di dalam kubus besar!
c.       Perhatikanlah salah satu bidangnya, kemudian hitunglah ada berapa kubus satuan yang nampak dalam salah satu bidangnya!
d.      Carilah mana panjang, lebar dan tingginya!
e.       Dengan menggunakan mistar, hitungl;ah berapa panjang lebar, tinggi dan alasnya?
f.       Hitunglah berapa luas alasnya!

5.      Jawablah pertanyaan dibawah ini!
a.       Berapa banyak kubus satuan yang terdapat didalam kubus besar?
b.      Berapa buah kubus satuan yang nampak di dalam salah satu bidangnya?
c.       Bagaimana kaitan antara panjang, lebar dan tinggi kubus?
d.      Berapa luas alasnya dan berapa buah kubus satuan yang diperlukan untuk menutupi luas alasnya?
e.       Berapa tingginya dan berapa jumlah kubus satuan yang diperlukan agar panjang kubus satuan tersebut sama dengan tinggi kubus?
f.       Bagaimana kaitan antara panjang, lebar, tinggi dengan volume kubus?
Apa kesimpulan yang kalian dapat dari kegiatan ini?




DAFTAR PUSTAKA

Faizin, Noor (2012). Kegiatan Inti Pembelajaran. [Online] Tersedia di: http://noorfaizin.wordpress.com/2012/02/26/kegiatan-inti-pembelajaran/.Diakses 6 Mei 2014

Fatcul, Arif. (2011). Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi. [Online]. Tersedia di: http://rif67.blogspot.com/2011/08/eksplorasi-elaborasi-konfirmasi.html.Diakses 5 Mei 2014

Karlimah, dkk. (2010). Pengembangan Kemampuan Proses Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Tidak Langsung di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia di: http://file.upi.edu/Direktori/KD-TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_(KD-TASIKMALAYA)-197901132005011003/132313548%20-%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah/Pembelajaran%20Metamatika%20Tidak%20Langsung%20dan%20Kemampuan%20Proses%20Matematika.pdf. Diakses 5 Mei 2014

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Kamus Versi Online/Daring (Dalam Jaringan). [Online]. Tersedia di: http://kbbi.web.id/. Diakses 11 April 2014


Purnomo dan Maulida. (2011). Model Pembelajaran Penemuan, Terbimbing, Eksplorasi, Inkuiri, dan Penemuan. [Online] Tersedia di:  http://purnomomaulida.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-penemuan-terbimbing.html Diakses 6 Mei 2014

 

Ramlan dan Ari (2011). Pembelajaran dengan Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi. [Online]. Tersedia di: http://ramlannarie.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-dengan-eksplorasi.html Diakses 5 Mei 2014


Restu. (2010). Teori-teori Belajar.  [Online] Tersedia di: http://teknologipembelejaran.blogspot.com/2010/02/teori-teori-belajar.html  Diakses 6 Mei 2014

 

Suparno, Paul. (2008). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.


Yulianto, Toto (2013). Metode Inkuiri Metode Pembelajaran. [Online] Tersedia di: http://totoyulianto.wprdpress.com/2013/03/02/metode-inkuiri-i-metode-pembelajaran/  Diakses 06 Mei 2014

 

versi FULL makalah bisa di download di bawah ini :

 DOWNLOAD MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA FULL

0 komentar:

Post a Comment