Tuesday, 9 June 2015

BERPIKIR KRITIS

AWAS KUMMAT
(Kamu Suka Matematika)

Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Tugas
Matakuliah Model Pembelajaran Matematika.

 

Disusun oleh :
Kelompok 10
Dede Ahmad Sobandi            (1105194/07)
Egi Agustian                           (1105661/15)
M. Junaedi                              (1101465/23)
Topik Rusmana                       (1105142/34)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

 

BERPIKIR KRITIS

A.    Pengertian Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan penemuan yang  difokuskan pada pemberian kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya secara aktif. Artinya pengetahuan tersebut ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok, sehingga hal tersebut bisa mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis setiap siswa.
 Walker (Tanpa nama, 2012) mengemukakan bahwa,

Berpikir kritis adalah suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, di mana hasil proses ini digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan.

Sedangkan menurut Fister (Ifada, 2010), “Apabila seseorang sedang melakukan proses berpikir kritis berarti menjelaskan bagaimana sesuatu itu dipikirkan”. Belajar berpikir kritis berarti belajar bagaimana bertanya, kapan bertanya, dan apa metode penalaran yang dipakai”. Selanjutnya menurut Takwin (Susanto, 2013),

Berpikir kritis adalah usaha yang sengaja dilakukan secara aktif, sistematis, dan mengikuti prinsip logika serta mempertimbangkan berbagai sudut pandang untuk mengerti dan mengevaluasi suatu informasi dengan tujuan apakah informasi itu diterima, ditolak atau ditangguhkan penilaiannya.

Sementara itu, Spliter (Maulana, 2008) menyatakan bahwa,“Berpikir kritis adalah instropeksi diri, dan berpikir kritis membuat orang peka terhadap keadaan”.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah suatu proses intelektual yang sengaja dilakukan secara aktif untuk mencapai suatu tindakan dalam memecahkan suatu permasalahan. Kemampuan berpikir kritis siswa sangat mempengaruhi jalannya pembelajaran di kelas, sehingga siswa tidak terlihat membosankan ataupun pasif dalam mengikuti proses pembelajaran berlangsung.

B.     Karakteristik Kemampuan Berpikir Kritis

Karakteristik dari kemampuan berpikir kritis dari beberapa pendapat  ada perbedaan namun pada dasarnya antara satu dengan yang lainnya tidak ada pertentangan hanya ada penambahan. Adanya perbedaan hal ini karena lebih bersifat cara pandang para ahli tersebut dalam memaknai berpikir kritis. Berikut akan dipaparkan beberapa pendapat mengenai karakteristik berpikir kritis menurut beberapa para ahli.Beyer (Afgani, 2014) mengatakan bahwa keterampilan berpikir kritis meliputi beberapa kemampuan sebagai berikut:

1.      Menentukan kredibilitas suatu sumber.
2.      Membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan.
3.      Membedakan fakta dari penilaian.
4.      Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan.
5.      Mengidentifikasi bias yang ada.
6.      Mengidentifikasi sudut pandang.
7.      Mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan.

Sementara itu Ellis (Afgani, 2014) mengemukakan bahwa keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

1.      Mampu membedakan antara fakta yang bisa diverifikasi dengan tuntutan nilai.
2.      Mampu membedakan antara informasi, alasan, dan tuntutan-tuntutan yang relevan dengan yang tidak relevan.
3.      Mampu menetapkan fakta yang akurat.
4.      Mampu menetapkan sumber yang memiliki kredibilitas.
5.      Mampu mengidentifikasi tuntutan dan argumen-argumen yang ambiguistik.
6.      Mampu mengidentifikasi asumsi-asumsi yang tidak diungkapkan.
7.      Mampu menditeksi bisa.
8.      Mampu mengidentifikasi logika-logika yang keliru.
9.      Mampu mengenali logika yang tidak konsisten.
10.  Mampu menetapkan argumentasi atau tuntutan yang paling kuat.

Dari kedua pendapat para ahli tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan.
2.      Mampu menetapkan fakta yang akurat.
3.      Membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid dengan logika yang tidak valid.
4.      Mampu mendeteksi bisa.
5.      Mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan.
6.      Mampu mengidentifikasi logika-logika yang keliru.
7.      Mampu menetapkan argumentasi atau tuntutan yang paling kuat.
8.      Dapat belajar secara independen dan mempunyai perhatian yang tidak kunjung hilang dalam bekerjanya.
9.      Mempertanyakan suatu pandangan dan mempertanyakan implikasi dari suatu pandangan.

C.    Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Ennis (Tanpa nama, 2011)mengemukakan, “Definisi berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”. Oleh karena itu, indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut:
1.      Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan.
2.      Mencari alasan.
3.      Berusaha mengetahui informasi dengan baik.
4.      Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya.
5.      Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.
6.      Berusaha tetap relevan dengan ide utama.
7.      Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar.
8.      Mencari alternatif.
9.      Bersikap dan berpikir terbuka.
10.  Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu.
11.  Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan.
12.  Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah.
Dari indikator kemempuan berpikir kritis terebut dapat dijadikan pedoman dalam mengevaluasi kemempuan berpikir kritis siswa. Jika siswa sudah menunjukan memiliki indikator tersebut dalam berpikrnya maka sebagai guru berarti telah berhasil membuat siswa menjadi kritis yang tentunya ini akan meningkatkan daya intelektual siswa.
Agar indikator kemempuan berpikir kritis tersebut dapat tercapai maka perlu diperhatikan beberapa tahapan dalam menerapkan kemampuan berpikir siswa.  Tahapan proses berpikir kreatif melalui lima tahap:
1.      Tahap persiapan (mendefinisikan masalah, tujuan atau tantangan).
2.      Tahap inkubasi (mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran).
3.      Tahap iluminasi (tingkat inspirasi dikelola dan dikembangkan sehingga menjadi suatu hasil).
4.      Tahap verifikasi (perbaikan dan penyempurnaan).
5.      Tahap aplikasi (mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebut).

D.    Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis

Peningkatan berpikir kritis tentunya tidak serta merta dapat dicapai oleh setiap siswa, karenanya perlu penerapan strategi untuk meningkatkan kemempuan berpikir kritis. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wright dkk. (Maulana, 2008, hlm. 10), kemampuan berpikir kritis seseorang dapat ditingkatkan memlalui berbagai cara, yaitu:
1.      Membaca dengan kritis.
2.      Meningkatkan daya analisis.
3.      Mengembangkan kemampuan mengamati.
4.      Meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan bertanya dan refleksi.
5.      Metakognisi.
6.      Mengamati model dalam berpikir kritis.
7.      Diskusi yang kaya.

Dari ketujuh cara peningkatan berpikir kritis tersebut selayaknya dalam pembelajaran di dalam kelas seorang guru harus menyelipkannya pada setiap pembelajaran. Meningkatkan kemempuan berpikir kritis yaitu konsistensi dari guru tersebut dalam mengaplikasikan strategi pada pembelajaran, sehingga dengan perlahan siswa akan semakin meningkat dalam berpikir kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Afgani,  Jarnawi. (2014). Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Tidak ditertiban.
Hadi Susanto. (2013). Kemampuan Berpikir Kritis. [Online] Tersedia di: http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/02/kemampuan-berpikir-kritis/.  Diakses 20 April      2014.
Ifada. (2010). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran     Matematika Open-Ended di Sekolah Dasar. [Online] Tersedia di : http://ifada.wordpress.com/2010/03/02/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-siswa-      melalui-pembelajaran-matematika-open-ended-di-sekolah-dasar/ . Diakses 22 April 2014.
Maulana. (2008). Dasar-dasar Keilmuan Matematika. Subang: Royyan Press.
Tanpa nama (2011). Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematika. [Online]. Tersedia di:
Tanpa nama. (2012). 10 Definisi Berpikir Kritis. [Online] Tersedia di: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/12/10-definisi-berpikir-kritis.html Diakses 22 April 2014.


 versi FULL Makalah ini dapat di DOWLOAD di bawah ini :






 

0 komentar:

Post a Comment