KETERAMPILAN
MENGGUNAKAN VARIASI DAN MEMBERI
PENGUATAN
DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Dosen
Mata Kuliah
Disusun
Oleh :
Kelompok
11
Yurri
Puspita Indah 1105183 ( 4 )
Yadi
Nugraha 1105273 (10)
Fina
Yustina 1105606
(18)
Verina
Rizki Maulidasari 1106290 (41)
Kelas
2 – C
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
BAB I
ABSTRAK
BAB I
ABSTRAK
"Terkadang motivasi dan semangat siswa berubah-rubah. Ada kalanya siswa senang belajar, dan ada kalanya siswa merasa bosan untuk belajar. Saat siswa senang untuk belajar maka maeri pelajaran akan tersampaikan dengan sempurna sehingga memunculkan motivasi yang tinggi pada diri siswa untuk belajar. Sedangkan saat siswa telah merasa bosan dan jenuh untuk belajar maka materi pelajaran akan sulit diterima oleh siswa sehingga dapat melemahkan motivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan usia anak SD merupakan usia bermain, sehingga kebanyakan siswa SD lebih senang bermain daripada belajar. Untuk mengatasi hal tersebut seharusnya guru menggunakan beberapa strategi dalam proses belajar mengajar, serta guru mampu menguasai keterampilan menggunakan variasi dan memberikan penguatan, karena kedua keterampilan tersebut bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik, menghilangkan suasana kejenuhan dalam belajar, serta memudahkan pencapaian tujuan pengajaran. Melihat betapa berpengaruhnya kedua keterampilan tersebut dalam proses belajar mengajar, maka kami menyusun makalah yang berjudul “Keterampilan Menggunakan Variasi dan Memberikan Penguatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar”.
B. Rumusan Masalah
Masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa
pengertian dari keterampilan menggunakan variasi dalam
kegiatan belajar mengajar?
2. Apa
tujuan dari keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar?
3. Apa
jenis-jenis keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar?
4. Bagaimana
prinsip-prinsip keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar
mengajar?
5. Apa
pengertian dari keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar
mengajar?
6. Apa
tujuan dari keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar?
7. Apa
jenis-jenis keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar?
8. Bagaimana
cara menggunakan keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar
mengajar?
9. Bagaimana
prinsip-prinsip keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar
mengajar?
C. Tujuan :
C. Tujuan :
Makalah
ini disusun dengan tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari keterampilan menggunakan variasi dalam
kegiatan belajar mengajar.
2. Untuk
mengetahui tujuan dari keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar
mengajar.
3. Untuk
mengetahui jenis-jenis keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar
mengajar.
4. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan
belajar mengajar.
5. Untuk
mengetahui pengertian dari keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan
belajar mengajar.
6. Untuk
mengetahui tujuan dari keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar
mengajar.
7. Untuk
mengetahui jenis-jenis keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar
mengajar.
8. Untuk
mengetahui cara menggunakan keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan
belajar mengajar.
9. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan
belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Menggunakan Variasi dalam Kegiatan
Belajar Mengajar
Berikut
ini adalah pendapat beberapa ahli yang menjelaskan mengenai pengertian
menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar:
1. Menurut
Uzer Usman variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi
belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam
situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme
serta penuh partisipasi.
2. Menurut
Abu Ahmadi gaya mengajar adalah tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam
melaksanakan proses pengajaran
3. Menurut
Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai
pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
(Zainudin:2012)
Dari
beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar
mengajar adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan
dalam diri siswa untuk belajar.
B.
Tujuan Keterampilan
Menggunakan Variasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Menurut
Sumantri (1999: 271) menjelaskan bahwa tujuan menggunakan variasi dalam
kegiatan belajar mengajar adalah:
1. Mempertahankan
kondisi optimal belajar.
2. Menghilangkan
kejemuan dalam mengikuti proses belajar.
3. Meningkatkan
perhatian dan motivasi peserta didik.
4. Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa tujuan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar
mengajar adalah:
1. Meningkatkan
dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi terhadap proses belajar
mengajar.
2. Mendorong
anak didik untuk belajar.
3. Menghilangkan
rasa jenuh dan bosan pada diri siswa saat belajar
C.
Jenis-Jenis
Keterampilan Variasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Berbagai
jenis-jenis variasi yang dapat digunakan oleh guru diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut :
1. Variasi
dalam mengajar
Yaitu penggunaan
variasi yang berkaitan dengan gaya mengajar guru, seperti :
a. Variasi
dalam suara, sebagian kegiatan yang berlangsung di kelas bersumber dari hal-hal
yang disampaikan guru secara lisan, sehingga suara guru merupakan faktor yang
sangat penting pada setiap proses pembelajaran di kelas. Guru harus pandai
memvariasikan intonasi suaranya dari besar ke kecil, dari tinggi ke rendah,
dari nada sedih ke gembira, memberi tekanan pada kalimat tertentu dan
sebagainya. Suara guru dapat bervariasi dalam interaksi, nada, volume, dan kecepatan.
Gru dapat mendramatiasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap
penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak didik, atau berbicara
secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian, dan seterusnya.
b. Variasi
dalam gerak badan dan mimik , variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan
merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Gerakan badan dan mimik yang
dapat divariasikan diantaranya: ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan,
gerakan bahu, dan lain-lain. Komunikasi dengan gerakan badan dan mimik secara
tepat akan lebih efektif dibanding dengan ucapan yang bertele-tele.
c. Variasi
dalam posisi guru, selama mengajar guru tidak seharusnya berada di satu posisi
tertentu saja. Dan jika melakukan posisi berpindah-pindahpun harus terkesan
wajar dan tidak dibuat-buat. Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat
membantu dalam menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian
guru. Perpindahan posisi dapat di lakukan dari muka ke bagian belakang, dari
sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara anak didik dari belakang ke samping
anak didik. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri kemudian berubah menjadi
posisi duduk. Yang penting dalam perubahan posisi ialah harus ada tujuannya,
dan tidak sekedar mondar mandir. Guru yang kaku adalah tidak menarik dan
menjemukan, dan bila variasi dilakukan secara berlebihan adalah mengganggu.
d. Variasi
kesenyapan, perubahan dari ada suara yang terdengar ke kesenyapan yang
dilakukan secara tiba-tiba akan mempengaruhi perhatian siswa. Cara ini dapat
dilakukan ketika guru sedang berbicara tetapi ada siswa yang asyik sendiri,
tidak mendengarkan atau bahkan ada yang ngantuk. Dalam mengajukan pertanyaan
guru menggunakan waktu tunggu atau kesenyapan memberikan kesempatan siswa
berpikir.
e. Variasi
kontak pandang, memandang seluruh siswa dan kemudian memandang siswa tertentu
dengan tujuan memberi perhatian khusus atau mengecek pemahamannya mencerminkan
keakraban hubungan siswa-guru. Guru dapat membantu anak didik dengan
menggunakan matanya manyampaikan informasi, dan dengan pandangannya dapat
menarik perhatian anak didik. Ketidakmampuan seorang guru menatap siswanya
(mungkin karena malu/sebab lain) merupakan kekurangan guru dalam mengadakan
variasi
f. Variasi
Pemusatan Perhatian, pemusatan perhatian dapat dilakukan guru dengan cara
mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus diiringi isyarat/gerakan
seperlunya. Unuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting
atau aspek kunci, guru data menggunakan “penekanan secara verbal” misalnya, “perhatikan
baik-baik. Nah ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar,dengarkan
baik-baik!” Penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan
anggota badan yng dpat menunjuk dengan jari atau member tanda pada papan tulis
biasanya cara pemusatan ini diikuti dengan isyarat menunjukkan kepapan tulis,
dll.
2. Variasi
dalam penggunaan media
Dalam
hal ini bahwasanya media yang digunakan harus bervariasi, materi yang sulit dan
membosankan akan menjadi lebih menarik bagi siswa jika disajikan melalui media/alat
bantu belajar. Tiap anak didik mempunyai kemampuan indera yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang
lebih enak dan senang membaca, ada yang lebih senang mendengarkan dulu baru
membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan media yang
dimiliki tiap anak didik misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara lebih
dahulu, kemudian menulis di papan tulis, di lanjutkan dengan melihat contoh
konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi terhadap indra anak
didik.
Media
dan alat pengajaran, jika ditijau dari indra yang digunakan dapat digolongkan
menjadi:
a. Yang
dapat didengar.
b. Yang
dapat dilihat dan dirasa
c. Di
bau (dicium) atau manipulasi.
Pertukaran
penggunaan dari jenis yang satu ke jenis yang lain misalnya dari media gambar
ke tulisan di papan tulis mengharuskan anak menyesuaikan alat indranya sehingga
lebih dapat mempertinggi perhatianya. Jenis variasi ini dapat digolongkan :
a. Variasi
alat / bahan yang dapat didengar, seperti gerafik, gambar dipapan tulis, film,
tv, peta poster, dll.
b. Variasi
alat / bahan yang dapat didengar
c. Variasi
suara guru, dengan selingan suara rekaman, radio.
d. Variasi alat / bahan yang dapat diraba, seperti patung,
alat mainan, bintang hidup yang memungkinkan untuk dapat dimanipulasi atau diraba.
Oleh
karena itu guru harus memiliki kemampuan dalam mengenal dan memilih media yang
akan digunkannya dalam mengajar.
3. Variasi
dalam penggunaan metode
Dalam
menggunakan variasi ini guru harus menyesuaikan bahan dan karakteristik peserta
didik dengan metode pengajaran yang diolah guru dan gunakan beberapa metode
untuk satu pengajaran penyampaian pengajaran. Misalnya guru dapat menggunakan
metode ceramah, metode diskusi, metode demontrasi, dan lain sebagainya.
4. Variasi
dalam pola interaksi
Dalam
menggunakan variasi ini yaitu digunakan pola interaksi multi arah artinya
antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan guru atau peserta didik
dengan peserta didik lain dan guru. Variasi dalam pola interaksi antara guru
dengan anak didiknya memiliki rentangn yang bergerak dari dua arah, yaitu:
a. Anak
didik berkerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b. Anak
didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi leh guru, di mana guru
berbicara kepada anak didik.
Di
anatara kedua arah itu hanya memungkinkan dapat terjadi. Misalnya: guru
berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui mengajukan beberapa.
Pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru
menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga anak didik dapat saling tukar
menukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi. Bila guru
yang berbicara, dapat melalui beberapa kategori: flling persetujuan, penghargaan
atau peningkatan, mengguanakan pendapat anak didik, bertanya, ceramah, member
petunjuk, dan mengkritik. Sebaliknya, anak didik dapat berbicara melalui
pemberian respons dan pengambilan prakarsa. Bila guru mengajukan pertanyaan
dapat juga di varasi sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, pertanyaan dapat
diajukan keseluruh kelas atau di tujukan kepada anak didik individual. Bila
dilihat dari sudut kegiatan anak didik, maka dapat berbentuk: mendengarkan
ceramah guru, mengajukan pendapat pada diskusi kelompok, membaca secara keras
atau pelan, melihat film,bekrja di laboratorium, baik bahasa maupun alam,
bekerja tau belajar bebas, atau juga dpt menciptakan kegiatan sendiri.
Akhirnya,
dipertegas kembali bahwa variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar
mengajar. Komponen-komponen variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar,
variasi media dan bahan ajaran, dan variasi interaksi, mutlak dikuasai oleh
guru guna menggairahkan belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam
suatu pertemuan kelas.
D.
Prinsip-Prinsip Keterampilan
Menggunakan Variasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Dalam
proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah yang menjadi focus
perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu
upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan
dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang gurupun yang
ingin agar siswa tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan
menggangu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika sebagian siswa tidak mau
memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas
yang diberikan guru untuk materi pelajaran tertentu. Agar kegiatan pengajaran
dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan
lingkungan belajar yang kondusif.
Salah
satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip
penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat
penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung
pelaksanaan tugas mengajar dikelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar
itu adalah sebagai berikut:
a. Gunakan
variasi yang wajar, jangan dibuat-buat.
b. Perubahan
satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif.
c. Dalam
menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,
selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi.
Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
d. Menggunakan
variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses blajar
mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak
terganggu
e. Penggunaan
komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan di rencanakan oleh guru.
Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik
yang diterima dari siswa. Biasanya bentuk umpan balik ada dua yaitu :
1) Umpan
balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.
2) Umpan
balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
Dari
uraian mengenai prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran memang
sangat diperlukan dan bermanfaat tinggal guru saja yang harus menggunakannya
secara tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar mengajar yang
tercipta untuk mencapai tujuan, yaitu keberhasilan belajar mengajar dari segi
proses maupun produk.
E.
Pengertian
Keterampilan Memberikan Penguatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Ada
beberapa pendapat tentang pengertian keterampilan memberi penguatan diantaranya
adalah :
1. JJ.
Hasibuan mendefinisikan memberikan penguatan diartikan dengan “tingkah laku
guru dalam merespons secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut
timbul kembali”.
2. Moh Uzer
Usman menerangkan arti keterampilan memberi penguatan (reinforcement) adalah
segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si
penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun
koreksi. Atau penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut”.
3. Made
Pidarta menyebutkan bahwa keterampilan memberi penguatan adalah “Penguatan
terhadap individu-individu sehingga dia konsisten dengan tingkah lakunya yang
sudah baik serta meningkatkannya menjadi lebih baik”.
4. A. Mursal dan H.M. Taher menjelaskan bahwa
keterampilan memberi penguatan adalah “Suatu alat pendidikan yang diberikan
kepada murid sebagai imbalan terhadap prestasi belajar yang dicapai”.
5. Sudirman
menerangkan bahwa keterampilan memberi penguatan adalah alat pendidikan
refresif yang menyenangkan untuk membina tingkah laku yang dikehendaki dengan
memberikan pujian, hadiah, tanda penghargaan, pemberian kesempatan untuk
melakukan aktivitas yang disenangi oleh siswa.
6. Toenlioe
mengemukakan bahwa keterampilan memberi penguatan adalah “Pemberian respon
terhadap suatu tingkah laku dengan maksud untuk mendorong berulang kembalinya
tingkah laku yang direspon tersebut”.
(Norbitasari:2012)
Dari
beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil suatu pengertian bahwa keterampilan
memberi penguatan merupakan suatu alat pendidikan yang menyenangkan berupa
pujian, hadiah dan tanda penghargaan yang bertujuan untuk memperkuat tingkah
laku anak didik yang sudah baik, sukses dalam belajar serta berprestasi yang
diberikan sebagai imbalan atas prestasinya. Sehingga, prestasi atau tingkah
laku yang baik itu dapat dipertahankan dan ditingkatkan serta akan berulang di
masa yang akan datang.
F.
Tujuan
Keterampilan Memberikan Penguatan Kegiatan Belajar Mengajar
Penguatan
yang diberikan guru terhadap siswa dalm proses belajar mengajar diberikan
dengan berbagai tujuan tertentu diantaranya adalah :
1. Meningkatkan
perhatian dan motivasi siswa terhadap materi dalam belajar.
Yaitu
ada kalanya siswa mengalami sedikit penurunan perhatian terhadap pelajaran yang
bisa saja diakibatkan oleh waktu dalam proses belajar yang berakibat pada
kebosanan. Dengan keterampilan ini maka kebosanan tersebut akan hilang
dikarenakan meningkatnya perhatian yang diberikan siswa terhadap belajar.
2. Mengontrol
dan memotivasi perilaku yang negatif menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk
mengatur diri sendiri dalam pengalaman belajar memelihara iklim kelas yang
kondusif.
3. Meningkatkan
perhatian siswa dan membantu siswa belajar bila pemberian penguatan digunakan
secara selektif
4. Memberi
motivasi kepada siswa. dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah laku
siswa yang mengganggu
5. Mendorong
siswa untuk berbuat baik dan meningkatkan cara belajar yang produktif.
6. Mengarahkan
terhadap pengembangan berpikir yang divergen (berbeda) dan pengambilan
inisiatif yang bebas.
7. Dapat
meningkatkan cara belajar siswa aktif
Menurut
Sumantri (1999:272) bahwa menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam
pengajaran bertujuan untuk :
1. Membangkitkan
motivasi belajar peserta didik.
2. Merangsang
peserta didik berfikir yang baik.
3. Menimbulkan
perhatian peserta didik.
4. Menumbuhkan
kemampuan berinisiatif secara pribadi.
5. Mengendalikan
dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar kearah perilaku yang
mendukung belajar.
G.
Jenis-Jenis
Keterampilan Memberikan Penguatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Menurut
Sumantri (1999: 275) terdapat beberapa jenis penguatan yang dapat digunakan
guru dalam proses belajar-mengajar, yaitu:
1. Penguatan
Verbal
2. Penguatan
Gestural
3. Penguatan
dengan cara mendekati
4. Penguatan
dengan cara sentuhan
5. Penguatan
dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan
6. Penguatan
berupa tanda atau benda
Penguatan
verbal, yakni penguatan ini dapat digunakan guru dengan mengucapkan kata
seperti “kamu pintar”, “kamu hebat”, “ya”, “betul”, “bagus”, “mengagumkan”, “tepat”,
“setuju”, dll.
Penguatan
gestural, yakni penguatan ini dapat digunakan guru dengan gerakan tubuh dan
mimik yang mengandung kesan baik kepada siswa. Guru dapat melakukan penguatan
ini dengan cara mengacungkan jempol, bertepuk tangan, anggukan, tersenyum, dll.
Penguatan
dengan cara mendekati, maksudnya guru dapat melakukan penguatan ini dengan cara
mendekati siswa yang ingin bertanya, menjawab, yang tidak mengerti dengan
materi pelajaran, saat diskusi, dll.
Penguatan
dengan cara sentuhan, yaitu untuk melakukan penguatan ini guru menyentuh siswa
dengan lembut, misalnya menepuk pundaknya, berjabat tangan, mengusap rambutnya,
dll.
Penguatan
dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, maksudnya guru dapat menggunakan
penguatan ini dengan cara memberi reward (penghargaan/hadiah) kepada siswa yang
memiliki potensi, memberi penghargaan pada siswa yang cerdas di kelas dengan
cara mempercayainya untuk dijadikan sebagai tutor teman sebaya, memberikan
kesempatan pada siswa yang berbakat untuk mengembangkan bakatnya, dll.
Penguatan
berupa tanda atau benda, maksudnya guru dapat melakukannya dengan cara
meberikan hadiah berupa piala dang piagam bagi siswa yang juara kelas, mengomentari
setiap karya siswa, memberikan nilai-nilai berupa angka pada evaluasi siswa,
dll
H.
Cara
Penggunaan Keterampilan Memberikan Penguatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Seorang
guru dalam memberikan penguatan kepada siswa tidak bisa seenaknya, karena jika
guru memberikan penguatan tidak tepat waktu dan kondisinya maka akan
mengakibatkan hilangnya keefektifan belajar. Namun sebaliknya, jika guru
mengetahui kapan waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan penguatan kepada
siswa, maka akan menimbulkan pengaruh positif terhadap proses belajar mengajar,
dan pada akhirnya siswa dapat termotivasi terus untuk belajar. Oleh karena itu,
seorang guru harus memperhatikan waktu dan kondisi yang tepat dalam memberikan
penguatan kepada siswa.
Sumantri
(1999:276) menjelakan mengenai situasi dan kondisi yang tepat untuk diberikan
penguatan serta hal-hal yang perlu diperhatikan guru saat pelaksanaanya.
Situasi
dan kondisi yang tepat untuk diberikan penguatan adalah:
1. Pada
saat peserta didik menjawab pertanyaan atau merespons stimulus guru, atau
peserta didik lain.
2. Pada
pekerjaan peserta didik (PR).
3. Pada
saat peserta didik mengerjakan tugas-tugas guru dengan baik.
4. Pada
keahlian tertentu peserta didik.
5. Pada
perbaikan dan penyempurnaan tugas
6. Pada
tugas-tugas mandiri.
Dalam
pelaksanaannya, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Gunakan
jenis penguatan secara bervariasi.
2. jangan
menunda pemberian penghargaan, karena akan menjadi tidak berguna.
3. Penguatan
pun dapat diberikan kepada respons peserta didik yang salah dalam arti
menanggapi keberanian peserta didik.
I.
Prinsip-Prinsip
Penguatan
Dalam
menggunakan prinsip – prinsip dalam memberikan penguatan, maka guru harus memperhatikan hal-hal seperti :
1. Hangat
dan Antusias
Dalam memberikan penguatan, guru
hendaknya menampakkan kehangatan dan keantusiasan, menunjukkan sifat yang baik,
menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap guru
diwaktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru
menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang
jelas dan enak didengar. Sikap dan gaya guru termasuk suara, mimik, dan gerakan
badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan
penguatan. Kehangatan dan keantusiasan guru akan menjadikan penguatan yang
diberikannya lebih efektif. Sebaliknya, kadang-kadang siswa mendapat kesan
bahwa guru tidak ikhlas memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan
dan keantusiasan.
2. Bermakna
Kebermaknaan dalam artian penguatan
diberikan sesuai dengan respon dan
tingkah laku sehingga menimbulkan keyakinan dalam diri siswa apakah ia
pantas diberikan penguatan atau tidak.
Pemberian penguatan hendaknya
disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa dan mempunyai arti
bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan dapat diterima siswa
dengan senang hati.
Siswa perlu memahami hubungan antara
tingkah laku dan penampilannya dengan penguatan yang diberikan kepadanya. Ia
harus dapat mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan itu karena
sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya. Dengan demikian peguatan itu
bermakna baginya. Bila guru mengatakan kepada siswa “karanganmu ini sangat
baik”’ padahal siswa itu mengetahui dengan pasti bahwa ia terkenal di kelasnya
sebagai siswa yang kuranh mampu dalam mengarang, maka pernataan guru itu dapat
dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak sungguh-sungguh, sehingga tidak
mendorongnya mengembangkan dirinya. Penguatan ini tidak bermakna baginya.
Sebaiknya terhadap siswa ini guru mengatakan “karanganmu hari ini sudah agak
lebih baik daripada yang lalu”, jika memang ada kemajuan dalam karangannya.
Dengan cara ini, penguatan yang diberikan itu wajar dan bermakna bagi siswa
tersebut.
3. Hindari
Penggunaan Penguatan Negatif
Walaupun pemberian kritik atau hukuman
adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi, penampilan dan tingkah laku
siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara
psikologis agak kontraversial, karena itu sebaiknya dihindari. Banyak akibat
yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi frustasi, pemberani,
hukuman dianggap sebagai kebanggaan, dan peristiwa akan terulang kembali.
4. Penggunaan
Bervariasi
Pemberian penguatan seharusnya diberikan
secara bervariasi baik komponennya maupun caranya dan diberikan secara hangat
dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama misalnya guru selalu
menggunakan kata “bagus” maka lama kelamaan kata tersebut tidak lagi mendorong
siswa meningkatkan motivasinya dan menyebabkan siswa bosan. Maka dari itu perlu
adanya variasi dalam cara penggunaan maupun dalam jenis penguatan.
5. Sasaran
penguatan harus jelas
Agar
memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus diberikan dengan
memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Di samping
itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh
semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan kata-kata yang
tidak pada tempatnya.
Menurut
Sumantri (1999:276) bahwa ada hal-hal penting yang dijadikan pedoman guru dalam
memberikan sutu penguatan pada siswa, yaitu:
1. Dilakukan
dengan hangat dan semangat
2. Memberikan
kesan positif kepada peserta didik
3. Berdampak
pada perilaku positif
4. Dapat
bersifat pridi atau kelompok
5. Hindari
penggunaan respons negatif
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keterampilan
menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah keterampilan guru di
dalam menggunakan berbagai macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
siswa sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat serta motivasi
belajar.
2. Tujuan menggunakan keterampilan menggunakan variasi
dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk menghilangkan kejemuan dalam
proses belajar, mempertahankan kondisi optimal belajar, dan meningkatkan
perhatian serta motivasi siswa.
3. Terdapat
beberapa jenis variasi yang digunakan guru dalam kegiatan belajar, yaitu
variasi dalam gaya mengajar, dalam penggunaan media, dalam penggunaan metode,
dan dalam pola interaksi.
4. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan keterampilan
menggunakan variasi untuk pengajarannya yaitu digunakan secara wajar, efektif,
dan terencana.
5. Keterampilan
memberi penguatan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu alat
pendidikan yang menyenangkan berupa pujian, hadiah dan tanda penghargaan yang
bertujuan untuk memperkuat tingkah laku anak didik yang sudah baik, sukses
dalam belajar serta berprestasi yang diberikan sebagai imbalan atas
prestasinya.
6. Tujuan
memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk membangkitkan
motivasi, perhatian, dan kemampuan berinisiatif pada siswa dalam proses
belajar.
7. Terdapat
beberapa jenis penguatan yaitu penguatan verbal, penguatan yestural, penguatan
dengan cara mendekati, dengan cara sentuhan,
dengan
memberikan kegiatan yang menyenangkan, dan penguatan berupa tanda atau benda.
8. Dalam
penggunaan memberi penguatan pada kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan
situasi dan kondisi agar menimbulkan pengaruh positif terhadap aktivitas
belajar siswa.
9. Ada
beberapa hal yang perlu dijadikan pedoman guru saat memberikan penguatan pada
siswa, yaitu dilakukan dengan hangat dan semangat, berdampak dan berkesan
positif pada siswa.
B.
Saran
Sebagai
calon pendidik yang aktif, kreatif, dan produktif penggunaan variasi dan
penguatan dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan guna membangun
pendidikan ke arah yang lebih baik. Variasi dalam pengajaran sangat ditunjang
dengan digunakannya penguatan dalam pelajarannya. Maka dari itu keterampilan
memberikan variasi dan penguatan harus dikuasai oleh para pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Isma.2012.Komponen Keterampilan Dasar Mengajar
Mengadakan Variasi.
[Online]
Tersedia
pada: http://www.gurukelas.com/2012/04/komponen-keterampilan-dasar-mengajar-mengadakan-variasi.html
(5
Desember 2012)
Narbitasari,
Yuniva.Penerapan Keterampilan Memberi
Penguatan dalam
Pembelajaran di Kelas III SDN Madyopuro
IV Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
[Online]
Tersedia
pada: http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/
penerapan-keterampilan-memberi-penguatan-dalam-pembelajaran-di-kelas
-iii-sdn-madyopuro-iv-kecamatan-kedungkandang-kota-malang-yuniva-narbitasari-46850.html
( 6 Desember 2012 )
Sumantri,
M. dan Permana, J.1999.Strategi Belajar
Mengajar.Jakarta:Depdikbud
Tn.2012.Keterampilan Memberikan Penguatan.
[Online]
Tersedia
pada: http://catarts.wordpress.com/2012/04/15/keterampilan-memberikan-penguatan/ ( 6
Desember 2012)
Tn.Keterampilan Mengajar Guru.
[Online]
Zainuddin.
[Online]
Tersedia
pada: http://www.ahmadzainuddin.com/netbookislami/?id=sabeni