Sunday, 17 May 2015

KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI DAN MEMBERI PENGUATAN DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

KETERAMPILAN
MENGGUNAKAN VARIASI DAN MEMBERI PENGUATAN
DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Dosen Mata Kuliah
Belajar dan Pembelajaran SD




Disusun Oleh :
Kelompok 11
Yurri Puspita Indah                1105183          ( 4 )
Yadi Nugraha                         1105273          (10)
Fina Yustina                            1105606          (18)
Verina Rizki Maulidasari        1106290          (41)

Kelas 2 – C


PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012




BAB I


ABSTRAK

"Terkadang motivasi dan semangat siswa berubah-rubah. Ada kalanya siswa senang belajar, dan ada kalanya siswa merasa bosan untuk belajar. Saat siswa senang untuk belajar maka maeri pelajaran akan tersampaikan dengan sempurna sehingga memunculkan motivasi yang tinggi pada diri siswa untuk belajar. Sedangkan saat siswa telah merasa bosan dan jenuh untuk belajar maka materi pelajaran akan sulit diterima oleh siswa sehingga dapat melemahkan motivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan usia anak SD merupakan usia bermain, sehingga kebanyakan siswa SD lebih senang bermain daripada belajar. Untuk mengatasi hal tersebut seharusnya guru menggunakan beberapa strategi dalam proses belajar mengajar, serta guru mampu menguasai keterampilan menggunakan variasi dan memberikan penguatan, karena kedua keterampilan tersebut bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik, menghilangkan suasana kejenuhan dalam belajar, serta memudahkan pencapaian tujuan pengajaran. Melihat betapa berpengaruhnya kedua keterampilan tersebut dalam proses belajar mengajar, maka kami menyusun makalah yang berjudul “Keterampilan Menggunakan Variasi dan Memberikan Penguatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar”.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.    Apa pengertian dari keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar?
2.    Apa tujuan dari keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar?

3.  Apa jenis-jenis keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar?
4.    Bagaimana prinsip-prinsip keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar?
5.    Apa pengertian dari keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar?
6.    Apa tujuan dari keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar?
7.    Apa jenis-jenis keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar?
8.    Bagaimana cara menggunakan keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar?
9.    Bagaimana prinsip-prinsip keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar?

C. Tujuan :
Makalah ini disusun dengan tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar.
2.    Untuk mengetahui tujuan dari keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar.
3.    Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar.
4.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar.
5.    Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar.
6.    Untuk mengetahui tujuan dari keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar.
7.    Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar.
8.    Untuk mengetahui cara menggunakan keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar.
9.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip keterampilan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar.




BAB II

PEMBAHASAN



A.      Pengertian Keterampilan Menggunakan Variasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli yang menjelaskan mengenai pengertian menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar:
1.    Menurut Uzer Usman variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi.
2.    Menurut Abu Ahmadi gaya mengajar adalah tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pengajaran
3.    Menurut Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
(Zainudin:2012)
Dari beberapa  pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dalam kegiatan belajar mengajar untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan dalam diri siswa untuk belajar.


B.       Tujuan Keterampilan Menggunakan Variasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Menurut Sumantri (1999: 271) menjelaskan bahwa tujuan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
1.    Mempertahankan kondisi optimal belajar.
2.    Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar.
3.    Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik.
4.    Memudahkan  pencapaian tujuan pengajaran.


Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
1.    Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi terhadap proses belajar mengajar.
2.    Mendorong anak didik untuk belajar.
3.    Menghilangkan rasa jenuh dan bosan pada diri siswa saat belajar

C.      Jenis-Jenis Keterampilan Variasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Berbagai jenis-jenis variasi yang dapat digunakan oleh guru diterapkan dalam pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut :
1.    Variasi dalam mengajar
Yaitu penggunaan variasi yang berkaitan dengan gaya mengajar guru, seperti :
a.    Variasi dalam suara, sebagian kegiatan yang berlangsung di kelas bersumber dari hal-hal yang disampaikan guru secara lisan, sehingga suara guru merupakan faktor yang sangat penting pada setiap proses pembelajaran di kelas. Guru harus pandai memvariasikan intonasi suaranya dari besar ke kecil, dari tinggi ke rendah, dari nada sedih ke gembira, memberi tekanan pada kalimat tertentu dan sebagainya. Suara guru dapat bervariasi dalam interaksi, nada, volume, dan kecepatan. Gru dapat mendramatiasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak didik, atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian, dan seterusnya.
b.    Variasi dalam gerak badan dan mimik , variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Gerakan badan dan mimik yang dapat divariasikan diantaranya: ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, gerakan bahu, dan lain-lain. Komunikasi dengan gerakan badan dan mimik secara tepat akan lebih efektif dibanding dengan ucapan yang bertele-tele.
c.    Variasi dalam posisi guru, selama mengajar guru tidak seharusnya berada di satu posisi tertentu saja. Dan jika melakukan posisi berpindah-pindahpun harus terkesan wajar dan tidak dibuat-buat. Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian guru. Perpindahan posisi dapat di lakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara anak didik dari belakang ke samping anak didik. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk. Yang penting dalam perubahan posisi ialah harus ada tujuannya, dan tidak sekedar mondar mandir. Guru yang kaku adalah tidak menarik dan menjemukan, dan bila variasi dilakukan secara berlebihan adalah mengganggu.
d.   Variasi kesenyapan, perubahan dari ada suara yang terdengar ke kesenyapan yang dilakukan secara tiba-tiba akan mempengaruhi perhatian siswa. Cara ini dapat dilakukan ketika guru sedang berbicara tetapi ada siswa yang asyik sendiri, tidak mendengarkan atau bahkan ada yang ngantuk. Dalam mengajukan pertanyaan guru menggunakan waktu tunggu atau kesenyapan memberikan kesempatan siswa berpikir.
e.    Variasi kontak pandang, memandang seluruh siswa dan kemudian memandang siswa tertentu dengan tujuan memberi perhatian khusus atau mengecek pemahamannya mencerminkan keakraban hubungan siswa-guru. Guru dapat membantu anak didik dengan menggunakan matanya manyampaikan informasi, dan dengan pandangannya dapat menarik perhatian anak didik. Ketidakmampuan seorang guru menatap siswanya (mungkin karena malu/sebab lain) merupakan kekurangan guru dalam mengadakan variasi
f.     Variasi Pemusatan Perhatian, pemusatan perhatian dapat dilakukan guru dengan cara mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus diiringi isyarat/gerakan seperlunya. Unuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru data menggunakan “penekanan secara verbal” misalnya, “perhatikan baik-baik. Nah ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar,dengarkan baik-baik!” Penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yng dpat menunjuk dengan jari atau member tanda pada papan tulis biasanya cara pemusatan ini diikuti dengan isyarat menunjukkan kepapan tulis, dll.
2.    Variasi dalam penggunaan media
Dalam hal ini bahwasanya media yang digunakan harus bervariasi, materi yang sulit dan membosankan akan menjadi lebih menarik bagi siswa jika disajikan melalui media/alat bantu belajar. Tiap anak didik mempunyai kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih enak dan senang membaca, ada yang lebih senang mendengarkan dulu baru membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan media yang dimiliki tiap anak didik misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara lebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, di lanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi terhadap indra anak didik.
Media dan alat pengajaran, jika ditijau dari indra yang digunakan dapat digolongkan menjadi:
a.       Yang dapat didengar.
b.      Yang dapat dilihat dan dirasa
c.       Di bau (dicium) atau manipulasi.
Pertukaran penggunaan dari jenis yang satu ke jenis yang lain misalnya dari media gambar ke tulisan di papan tulis mengharuskan anak menyesuaikan alat indranya sehingga lebih dapat mempertinggi perhatianya. Jenis variasi ini dapat digolongkan : 
a.       Variasi alat / bahan yang dapat didengar, seperti gerafik, gambar dipapan tulis, film, tv, peta poster, dll.  
b.      Variasi alat / bahan yang dapat didengar
c.       Variasi suara guru, dengan selingan suara rekaman, radio.
d.      Variasi  alat / bahan yang dapat diraba, seperti patung, alat mainan, bintang hidup yang memungkinkan untuk  dapat dimanipulasi atau diraba.
Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dalam mengenal dan memilih media yang akan digunkannya dalam mengajar.
3.    Variasi dalam penggunaan metode
Dalam menggunakan variasi ini guru harus menyesuaikan bahan dan karakteristik peserta didik dengan metode pengajaran yang diolah guru dan gunakan beberapa metode untuk satu pengajaran penyampaian pengajaran. Misalnya guru dapat menggunakan metode ceramah, metode diskusi, metode demontrasi, dan lain sebagainya.
4.      Variasi dalam pola interaksi
Dalam menggunakan variasi ini yaitu digunakan pola interaksi multi arah artinya antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan guru atau peserta didik dengan peserta didik lain dan guru. Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangn yang bergerak dari dua arah, yaitu:
a.       Anak didik berkerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b.      Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi leh guru, di mana guru berbicara kepada anak didik.
Di anatara kedua arah itu hanya memungkinkan dapat terjadi. Misalnya: guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui mengajukan beberapa. Pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga anak didik dapat saling tukar menukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi. Bila guru yang berbicara, dapat melalui beberapa kategori: flling persetujuan, penghargaan atau peningkatan, mengguanakan pendapat anak didik, bertanya, ceramah, member petunjuk, dan mengkritik. Sebaliknya, anak didik dapat berbicara melalui pemberian respons dan pengambilan prakarsa. Bila guru mengajukan pertanyaan dapat juga di varasi sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, pertanyaan dapat diajukan keseluruh kelas atau di tujukan kepada anak didik individual. Bila dilihat dari sudut kegiatan anak didik, maka dapat berbentuk: mendengarkan ceramah guru, mengajukan pendapat pada diskusi kelompok, membaca secara keras atau pelan, melihat film,bekrja di laboratorium, baik bahasa maupun alam, bekerja tau belajar bebas, atau juga dpt menciptakan kegiatan sendiri.
Akhirnya, dipertegas kembali bahwa variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajaran, dan variasi interaksi, mutlak dikuasai oleh guru guna menggairahkan belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu pertemuan kelas.

D.      Prinsip-Prinsip Keterampilan Menggunakan Variasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah yang menjadi focus perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang gurupun yang ingin agar siswa tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan menggangu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika sebagian siswa tidak mau memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk materi pelajaran tertentu. Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif.
Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar dikelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut:
a.       Gunakan variasi yang wajar, jangan dibuat-buat.
b.      Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif.
c.       Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
d.      Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses blajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu
e.       Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan di rencanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Biasanya bentuk umpan balik ada dua yaitu :
1)      Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.
2)      Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
Dari uraian mengenai prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran memang sangat diperlukan dan bermanfaat tinggal guru saja yang harus menggunakannya secara tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar mengajar yang tercipta untuk mencapai tujuan, yaitu keberhasilan belajar mengajar dari segi proses maupun produk.

E.       Pengertian Keterampilan Memberikan Penguatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Ada beberapa pendapat tentang pengertian keterampilan memberi penguatan diantaranya adalah :
1.      JJ. Hasibuan mendefinisikan memberikan penguatan diartikan dengan “tingkah laku guru dalam merespons secara positif suatu tingkah laku tertentu  siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali”.
2.      Moh Uzer Usman menerangkan arti keterampilan memberi penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Atau penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut”.
3.      Made Pidarta menyebutkan bahwa keterampilan memberi penguatan adalah “Penguatan terhadap individu-individu sehingga dia konsisten dengan tingkah lakunya yang sudah baik serta meningkatkannya menjadi lebih baik”.
4.       A. Mursal dan H.M. Taher menjelaskan bahwa keterampilan memberi penguatan adalah “Suatu alat pendidikan yang diberikan kepada murid sebagai imbalan terhadap prestasi belajar yang dicapai”.
5.      Sudirman menerangkan bahwa keterampilan memberi penguatan adalah alat pendidikan refresif yang menyenangkan untuk membina tingkah laku yang dikehendaki dengan memberikan pujian, hadiah, tanda penghargaan, pemberian kesempatan untuk melakukan aktivitas yang disenangi oleh siswa.
6.      Toenlioe mengemukakan bahwa keterampilan memberi penguatan adalah “Pemberian respon terhadap suatu tingkah laku dengan maksud untuk mendorong berulang kembalinya tingkah laku yang direspon tersebut”.
(Norbitasari:2012)
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil suatu pengertian bahwa keterampilan memberi penguatan merupakan suatu alat pendidikan yang menyenangkan berupa pujian, hadiah dan tanda penghargaan yang bertujuan untuk memperkuat tingkah laku anak didik yang sudah baik, sukses dalam belajar serta berprestasi yang diberikan sebagai imbalan atas prestasinya. Sehingga, prestasi atau tingkah laku yang baik itu dapat dipertahankan dan ditingkatkan serta akan berulang di masa yang akan datang.

F.       Tujuan Keterampilan Memberikan Penguatan Kegiatan Belajar Mengajar

Penguatan yang diberikan guru terhadap siswa dalm proses belajar mengajar diberikan dengan berbagai tujuan tertentu diantaranya adalah :
1.      Meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi dalam belajar.
Yaitu ada kalanya siswa mengalami sedikit penurunan perhatian terhadap pelajaran yang bisa saja diakibatkan oleh waktu dalam proses belajar yang berakibat pada kebosanan. Dengan keterampilan ini maka kebosanan tersebut akan hilang dikarenakan meningkatnya perhatian yang diberikan siswa terhadap belajar.
2.      Mengontrol dan memotivasi perilaku yang negatif menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk mengatur diri sendiri dalam pengalaman belajar memelihara iklim kelas yang kondusif.
3.      Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa belajar bila pemberian penguatan digunakan secara selektif
4.      Memberi motivasi kepada siswa. dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah laku siswa yang mengganggu
5.      Mendorong siswa untuk berbuat baik dan meningkatkan cara belajar yang produktif.
6.      Mengarahkan terhadap pengembangan berpikir yang divergen (berbeda) dan pengambilan inisiatif yang bebas.
7.      Dapat meningkatkan cara belajar siswa aktif
Menurut Sumantri (1999:272) bahwa menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam pengajaran bertujuan untuk :
1.      Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
2.      Merangsang peserta didik berfikir yang baik.
3.      Menimbulkan perhatian peserta didik.
4.      Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.
5.      Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar kearah perilaku yang mendukung belajar.

G.      Jenis-Jenis Keterampilan Memberikan Penguatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Menurut Sumantri (1999: 275) terdapat beberapa jenis penguatan yang dapat digunakan guru dalam proses belajar-mengajar, yaitu:
1.    Penguatan Verbal
2.    Penguatan Gestural
3.    Penguatan dengan cara mendekati
4.    Penguatan dengan cara sentuhan
5.    Penguatan dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan
6.    Penguatan berupa tanda atau benda

Penguatan verbal, yakni penguatan ini dapat digunakan guru dengan mengucapkan kata seperti “kamu pintar”, “kamu hebat”, “ya”, “betul”, “bagus”, “mengagumkan”, “tepat”, “setuju”, dll.
Penguatan gestural, yakni penguatan ini dapat digunakan guru dengan gerakan tubuh dan mimik yang mengandung kesan baik kepada siswa. Guru dapat melakukan penguatan ini dengan cara mengacungkan jempol, bertepuk tangan, anggukan, tersenyum, dll.
Penguatan dengan cara mendekati, maksudnya guru dapat melakukan penguatan ini dengan cara mendekati siswa yang ingin bertanya, menjawab, yang tidak mengerti dengan materi pelajaran, saat diskusi, dll.
Penguatan dengan cara sentuhan, yaitu untuk melakukan penguatan ini guru menyentuh siswa dengan lembut, misalnya menepuk pundaknya, berjabat tangan, mengusap rambutnya, dll.
Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, maksudnya guru dapat menggunakan penguatan ini dengan cara memberi reward (penghargaan/hadiah) kepada siswa yang memiliki potensi, memberi penghargaan pada siswa yang cerdas di kelas dengan cara mempercayainya untuk dijadikan sebagai tutor teman sebaya, memberikan kesempatan pada siswa yang berbakat untuk mengembangkan bakatnya, dll.

Penguatan berupa tanda atau benda, maksudnya guru dapat melakukannya dengan cara meberikan hadiah berupa piala dang piagam bagi siswa yang juara kelas, mengomentari setiap karya siswa, memberikan nilai-nilai berupa angka pada evaluasi siswa, dll

H.      Cara Penggunaan Keterampilan Memberikan Penguatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Seorang guru dalam memberikan penguatan kepada siswa tidak bisa seenaknya, karena jika guru memberikan penguatan tidak tepat waktu dan kondisinya maka akan mengakibatkan hilangnya keefektifan belajar. Namun sebaliknya, jika guru mengetahui kapan waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan penguatan kepada siswa, maka akan menimbulkan pengaruh positif terhadap proses belajar mengajar, dan pada akhirnya siswa dapat termotivasi terus untuk belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus memperhatikan waktu dan kondisi yang tepat dalam memberikan penguatan kepada siswa.
Sumantri (1999:276) menjelakan mengenai situasi dan kondisi yang tepat untuk diberikan penguatan serta hal-hal yang perlu diperhatikan guru saat pelaksanaanya.
Situasi dan kondisi yang tepat untuk diberikan penguatan adalah:
1.      Pada saat peserta didik menjawab pertanyaan atau merespons stimulus guru, atau peserta didik lain.
2.      Pada pekerjaan peserta didik (PR).
3.      Pada saat peserta didik mengerjakan tugas-tugas guru dengan baik.
4.      Pada keahlian tertentu peserta didik.
5.      Pada perbaikan dan penyempurnaan tugas
6.      Pada tugas-tugas mandiri.
Dalam pelaksanaannya, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Gunakan jenis penguatan secara bervariasi.
2.      jangan menunda pemberian penghargaan, karena akan menjadi tidak berguna.
3.      Penguatan pun dapat diberikan kepada respons peserta didik yang salah dalam arti menanggapi keberanian peserta didik.

I.       Prinsip-Prinsip Penguatan

Dalam menggunakan prinsip – prinsip dalam memberikan penguatan, maka guru harus  memperhatikan hal-hal seperti :
1.    Hangat dan Antusias
Dalam memberikan penguatan, guru hendaknya menampakkan kehangatan dan keantusiasan, menunjukkan sifat yang baik, menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap guru diwaktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas dan enak didengar. Sikap dan gaya guru termasuk suara, mimik, dan gerakan badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. Kehangatan dan keantusiasan guru akan menjadikan penguatan yang diberikannya lebih efektif. Sebaliknya, kadang-kadang siswa mendapat kesan bahwa guru tidak ikhlas memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.
2.    Bermakna
Kebermaknaan dalam artian penguatan diberikan sesuai dengan respon dan  tingkah laku sehingga menimbulkan keyakinan dalam diri siswa apakah ia pantas diberikan penguatan atau tidak.
Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan dapat diterima siswa dengan senang hati.
Siswa perlu memahami hubungan antara tingkah laku dan penampilannya dengan penguatan yang diberikan kepadanya. Ia harus dapat mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan itu karena sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya. Dengan demikian peguatan itu bermakna baginya. Bila guru mengatakan kepada siswa “karanganmu ini sangat baik”’ padahal siswa itu mengetahui dengan pasti bahwa ia terkenal di kelasnya sebagai siswa yang kuranh mampu dalam mengarang, maka pernataan guru itu dapat dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak sungguh-sungguh, sehingga tidak mendorongnya mengembangkan dirinya. Penguatan ini tidak bermakna baginya. Sebaiknya terhadap siswa ini guru mengatakan “karanganmu hari ini sudah agak lebih baik daripada yang lalu”, jika memang ada kemajuan dalam karangannya. Dengan cara ini, penguatan yang diberikan itu wajar dan bermakna bagi siswa tersebut.
3.      Hindari Penggunaan Penguatan Negatif
Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi, penampilan dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara psikologis agak kontraversial, karena itu sebaiknya dihindari. Banyak akibat yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi frustasi, pemberani, hukuman dianggap sebagai kebanggaan, dan peristiwa akan terulang kembali.
4.      Penggunaan Bervariasi
Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama misalnya guru selalu menggunakan kata “bagus” maka lama kelamaan kata tersebut tidak lagi mendorong siswa meningkatkan motivasinya dan menyebabkan siswa bosan. Maka dari itu perlu adanya variasi dalam cara penggunaan maupun dalam jenis penguatan.
5.      Sasaran penguatan harus jelas
Agar memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus diberikan dengan memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Di samping itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan kata-kata yang tidak pada tempatnya.


Menurut Sumantri (1999:276) bahwa ada hal-hal penting yang dijadikan pedoman guru dalam memberikan sutu penguatan pada siswa, yaitu:
1.      Dilakukan dengan hangat dan semangat
2.      Memberikan kesan positif kepada peserta didik
3.      Berdampak pada perilaku positif
4.      Dapat bersifat pridi atau kelompok
5.      Hindari penggunaan respons negatif



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah keterampilan guru di dalam menggunakan berbagai macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar siswa sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat serta motivasi belajar.
2.      Tujuan  menggunakan keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk menghilangkan kejemuan dalam proses belajar, mempertahankan kondisi optimal belajar, dan meningkatkan perhatian serta motivasi siswa.
3.      Terdapat beberapa jenis variasi yang digunakan guru dalam kegiatan belajar, yaitu variasi dalam gaya mengajar, dalam penggunaan media, dalam penggunaan metode, dan dalam pola interaksi.
4.      Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan keterampilan menggunakan variasi untuk pengajarannya yaitu digunakan secara wajar, efektif, dan terencana.
5.      Keterampilan memberi penguatan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu alat pendidikan yang menyenangkan berupa pujian, hadiah dan tanda penghargaan yang bertujuan untuk memperkuat tingkah laku anak didik yang sudah baik, sukses dalam belajar serta berprestasi yang diberikan sebagai imbalan atas prestasinya.
6.      Tujuan memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk membangkitkan motivasi, perhatian, dan kemampuan berinisiatif pada siswa dalam proses belajar.
7.      Terdapat beberapa jenis penguatan yaitu penguatan verbal, penguatan yestural, penguatan dengan cara mendekati, dengan cara sentuhan,


dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, dan penguatan berupa tanda atau benda.
8.      Dalam penggunaan memberi penguatan pada kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan situasi dan kondisi agar menimbulkan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa.
9.      Ada beberapa hal yang perlu dijadikan pedoman guru saat memberikan penguatan pada siswa, yaitu dilakukan dengan hangat dan semangat, berdampak dan berkesan positif pada siswa.

B.       Saran

Sebagai calon pendidik yang aktif, kreatif, dan produktif penggunaan variasi dan penguatan dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan guna membangun pendidikan ke arah yang lebih baik. Variasi dalam pengajaran sangat ditunjang dengan digunakannya penguatan dalam pelajarannya. Maka dari itu keterampilan memberikan variasi dan penguatan harus dikuasai oleh para pendidik.


DAFTAR PUSTAKA

Isma.2012.Komponen Keterampilan Dasar Mengajar Mengadakan Variasi.
[Online] 
Tersedia pada: http://www.gurukelas.com/2012/04/komponen-keterampilan-dasar-mengajar-mengadakan-variasi.html
(5 Desember 2012)

Narbitasari, Yuniva.Penerapan Keterampilan Memberi Penguatan dalam
Pembelajaran di Kelas III SDN Madyopuro IV Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
[Online]
Sumantri, M. dan Permana, J.1999.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Depdikbud
Tn.2012.Keterampilan Memberikan Penguatan.
[Online]

Tn.Keterampilan Mengajar Guru.
[Online]

Zainuddin.
[Online]

Tersedia pada: http://www.ahmadzainuddin.com/netbookislami/?id=sabeni