INOVASI PEMBELAJARAN
KUANTUM
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Inovasi
Pendidikan
Disusun
oleh :
Kelompok
7
Yadi
Nugraha 1105273
Liana
dewi 1105698
Nurlemah 1105719
Ina
Israwati 1105966
PROGRAM
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS
SUMEDANG
2012
Abstrak
Topik yang dikaji dalam tulisan ini adalah inovasi
pembelajaran kuantum. Yang membahas tentang sejarah munculnya
pembelajaran kuantum, pengertian pembelajaran kuantum, prinsip
dan
strategi pembelajaran kuantum, model pembelajaran kuantum, mengorkestrasi
kesuksesan belajar melalui lingkungan pembelajaran kuantum, mengorkestrasi
kesuksesan belajar melalui kontens/isi, tujuan dan manfaat
pembelajaran kuantum, perbedaan quantum learning dan quantum teaching. Semua aspek yang
telah disebutkan harus dipahami dan di laksanakan oleh setiap pendidik sehingga
pendidik harus mempunyai beberapa kemampuan agar dapat memberikan yang terbaik
kepada siswanya dan menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan konsep inovasi
pemebelajaran kuantum akan membantu pendidik menyelsaikan tugas-tugasnya
sebagai seorang guru dan panutan bagi siswanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan
bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (2005: 65-66).
Untuk itu harus dilakukan pembaruan dalam kegiatan belajar mengajar gunanya
yaitu untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya sebagai pribadi yang
integral, produktif, kreatif dan memiliki sikap kepemimpinan dan berwawasan
keilmuan sebagai warga negara yang bertanggung-jawab.
Di kalangan umum khususnya kaum pelajar diantaranya siswa sekolah dasar,
sekolah menengah dan perguruan tinggi belajar merupakan musuh dan ingin sekali
menjauhinya. Oleh karena itu tugas guru atau fasilitator mengubah paradigma seperti
itu dengan berbagai cara dan inovasi yang berkembang. Agar belajar tidak
membosankan tetapi menyenangkan, nyaman serta santai dengan artian siswa tidak
takut untuk belajar. Oleh karena itu penulis memberi judul makalah ini “inovasi
dan pembelajaran kuantum”
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pembelajaran
Kuantum
Tokoh yang berperan penting dalam
pembelajaran kuantum adalah
Bobbi DePorter, seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun di bidang bisnis properti dan keuangan, dan setelah semua
bisnisnya bangkrut akhirnya menggeluti bidang pembelajaran. Dialah perintis,
pencetus, dan pengembang utama pembelajaran kuantum. Semenjak tahun 1982
DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran kuantum di
SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak Kirkwood Meadows, Negara
Bagian California, Amerika Serikat. SuperCamp sendiri didirikan atau dilahirkan
oleh Learning Forum, sebuah perusahahan yang memusatkan perhatian pada
hal-ihwal pembelajaran guna pengembanga potensi diri manusia. Dengan dibantu
oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark
Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, DePorter secara terprogram dan terencana
mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kuantum kepada para remaja di
SuperCamp selama tahun-tahun awal dasawarsa 1980-an.
Dia belajar dari
Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan bulgaria yang bereksperimen
dengan apa yang disebutnya sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia
“. Prinsipnya adalah bahwa Sugesti dapat dan pasti mempengaruhi
hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun dapat ,memberikan sugesti
positif ataupun negatif. Istilah lain dari suggestology adalah accelerated
learning ( pemercepatan belajar).
Dengan demikian,
metode pembelajaran kuantum menyebar ke berbagai tempat dan bidang kegiatan
manusia mulai lingkungan pengasuhan di rumah (parenting), lingkungan bisnis,
lingkungan perusahaan, sampai dengan lingkungan kelas (sekolah).
B. Pengertian Pembelajaran Kuantum
Istilah “Quantum” dipinjam dari dunia ilmu fisika yang
berarti interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran kuantum, pengubahan bermacam-macam
interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah
kemampuan dan bakat alamia guru dan siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi
kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien.
Pembelajaran
kuantum ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu untuk
melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia).
Terdapat dua
konsep utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran kauntum dalam rangka
mewujudkan energi guru dan siswa menjadi cahaya belajar yaitu percepatan
belajar melalui usaha sengaja untuk mengikis hambatan-hambatan belajar
tradisional, dan fasilitasi belajar yang berarti mempermudah belajar.
C. Prinsip dan Strategi Pembelajaran Kuantum
Lima prinsip pemebelajaran kuantum ( Bobby Deporter,
1992) sebagai berikut:
a. Segalanya berbicara, maksudnya bahwa seluruh
lingkungan kelas hendaknya dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang
dapat diterima oleh siswa, ini berarti rancangan kurikulum dan rancangan
pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan, dan
seluruh kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara membawa pesan-pesan bagi
siswa.
b. Segalanya bertujuan, maksudnya semua penggubahan
pembelajaran tanpa terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan
terkontrol. Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada
prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya sebelum
siswa belajar memberi nama (mendefinisikan, mengkonseptualisasi, membedakan,
mengkategorikan) hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang terkait
dengan upaya pemberian nama tersebut.
d. Mengakui setiap usaha, maksdunya semua usaha belajar
yang telah dilakukan siswa memperoleh pengakuan guru dan siswa lainnya.
Pengakuan ini penting agar siswa selalu berani melangkah ke bagian berikutnya
dalam pembelajaran.
e. Merayakan keberhasilan, maksudnya setiap usaha dan
hasil yang diperoleh dalam pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini
diharapkan memberi umpan balik dan motivasi untuk kemajuan fan peningkatan
hasil belajar berikutnya.
Selanjutnya
Bobby DePorter (1992), mengembangkan
strategi pembelajaran kuantum melalui istilah TANDUR, yaitu:
a. Tumbuhkan, yaitu dengan memberikan apersepsi yang
cukup sehingga sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar dan
memahami Apa Manfaatnya Bagiku (AMBAK)
b. Alami, berikan pengalaman nyata kepada setiap siswa
untuk mencoba.
c. Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus,
strategi, dan metode lainnya.
d. Demonstrasikan, sediakan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan kemampuannya.
e. Ulangi, beri kesempatan untuk mengulangi apa yang
telah dipelajarinya, sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan
akhirnya datang kesuksesan, kami bisa bahwa kamiu memang bisa.
f. Rayakan, dimaksudkan sebagai respon pengakuan yang
porsional.
D. Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum identik dengan sebuah
simponi dan pertujukan musik. Maksudnya pembelajaran kuantum, memberdayakan
seluruh potensi dan lingkungan belajar yang ada, sehingga proses belajar
menjadi suatu yang menyenangkan dan bukan sebagai sesuatu yang memberatkan.
Untuk dapat mengarah kepada yang dimaksud, ada beberapa langkah-langkah yang
harus dilakukan, yaitu: 1) Optimalkan pada diri, 2) bertanggung jawab pada
diri, sehingga anda akan memulai mengupayakan segalanya terlaksana, dan 3) hargailah
segala tugas yang telah selesai (Horward Gardner, dalam DePorter, 2002).
E. Mengokestrasi kesuksesan belajar melalui lingkungan pembelajaran (konteks)
Dimensi konteks dalam pembelajaran kuantum dapat
dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu : suasana belajar yang menggairahkan,
landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang
dinamis. Keempat bagian ini harus merupakan satu interaksi kekuatan yang
mendukung percepatan belajar, dan juga merupakan kondisi yang diperlukan untuk
mencapai kesuksesan belajar yang optimal.
a. Suasana belajar yang menggairahkan
Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
dapat memberdayakan siswa. Agar dapat menciptakan suasana yang dinamis dan
menggairahkan dalam belajar, guru atau fasilitator perlu memahami dan dapat
menerapkan aspek-aspek pembelajaran kuantum sebagai berikut:
v
Kekuatan niat dan berpandangan positif
v
Menjalin rasa simpati dan saling pengertian
v
Keriangan dan ketakjuban
v
Mau mengambil risiko
v
Menumbuhkan rasa saling memiliki
v
Menunjukkan keteladanan
Dalam penelitian
menunjukkan, bahwa suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang
mempengaruhi kegiatan belajar. Pada dasarnya kelas adalah arena belajar yang
dipengaruhi oleh emosi, itu sebabnya disarankan agar guru berupaya menciptakan
suasana kelas melalui keenam aspek diatas. Guru harus mempunyai kemampuan
diantaranya guru harus yakin tentang pontensi dan kemampuan semua siswa untuk belajar dan berprestasi,
guru juga harus memiliki kemampuan untuk memotivasi siswa, mengetahui dan
menghargai kemampuan yang dimiliki siswa, dan melakukan penghargaan terhadap
setiap upaya yang telah dilakukan oleh siswa. Bukan hanya dalam bentuk
material, tetapi dalam bentuk lisan seperti pujian, menepuk pundak dsb. Dan
guru juga jangan membedakan siswa-siswanya tetapi harus memperlakukan mereka
sebagai manusia sederajat, mengetahui pikiran, perasaan dan kekuasaannya mengenai
hal-hal yang terjadi dalam kehidupan siswa, mengetahui apa yang menghambat
memperoleh hal-hal yang mereka inginkan, berbicara dengan jujur dan menikmati
kesenangan bersama mereka. Intinya guru jangan merampas hak-hak anak.
b. Landasan yang kukuh
Setelah menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa
untuk belajar, langkah selanjutnya yang mesti dilakukan adalah menciptakan
landasan yang kukuh. Menegakkan landasan yang kukuh dalam pembelajaran kuantum
dengan cara: mengkomuniasikan tujuan pembelajaran; mengkukuhkan prinsip-prinsip
keunggulan; meyakini kemampuan diri dan kemampuan siswa; kesepakatan,
kebijakan, dan peraturan; serta menjaga komunitas belajar tetap tumbuh dan
berjalan. Penetapan landasan dapat dimulai dari penetapan tujuan. Hendaknya
dalam komunitas belajar antar pengajar dan pembelajar memliki tujuan yang sama.
Tujuan dari siswa adalah mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi
pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai anggota komunitas dari
masyarakat belajar, dan mengembangkan kemampuan lain yang dianggap penting.
Sebaliknya tujuan dari pengajar adalah menciptakan agar siswa belajar yang
cakap dalam mata pelajaran yang disampaikan, lebih baik dan mampu berinteraksi
dalam masyarakat. Dengan adanya kesamaan tujuan, maka uapaya yang dilakukan
akan memiliki kesamaan, sehingga ada kesesuaian antara apa yang harus
dilakukakan siswa dengan apa yang diinginkan guru.
c. Lingkungan yang mendukung
Lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap kemampuan
siswa dalam memusatkan perhatian dan menyerap informasi sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian, dalam pembelajaran kuantum guru memiliki kewajiban menata
lingkungan yang dapat memanfaatkan lingkungan sekitar; menggunakan alat bantu
yang mewakili satu gagasan; pengaturan formasi siswa; pemutaran musik yang
sesuai dengan kondisi belajar.
Diantaranya di kelas ditempel foster yang dapat
menampilkan materi pembelajaran yang visual. Poster afirmasi dapat menguatkan
dialog internal siswa. Alat bantu belajar dapat menghidupkan gagasan abstrak
dan memberikan pengalaman-pengalaman langsung.
d. Perancangan pembelajaran yang dinamis
Guru dapat memasuki dunia siswa dalam proses
pembelajaran melalui perancangan pembelajaran. Disini diperlukan kemampuan guru
memasuki dunia siswa baik sebelum maupun saat berlangsungnya pembelajaran dapat
membawa sukses pembelajaran, karena membantu guru menyelesaikan pembelajaran
karena membantu guru menyelesaikan pembelajaran yang lebih cepat. Lebih
melekast dan lebih bermakna dengan hasil belajar yang memuaskan. Beberapa kiat
yang diberikan pembelajaran kuantum tentang cara menyesuaikan pembelajaran
dengan masih-masing modalitas belajar siswa, memberikan strategi dan kiat
tentang cara menjalin mitra dengan siswa, sehingga guru merancang pembelajaran
bermula kelompok besar, dilanjutkan dengan belajar dalam kelompok kecil,
diakhiri dengan belajar secara perorangan. Beradasarkan strategi di atas, maka
kiat kerangka perancangan pebelajaran kuantum dilaksanakan sebagai perpaduan
yang disingkat dengan TANDUR yakni Tumbuhan, Alami, Namai, Demostrasikan,
Ulangi, dan Rayakan.
F. Mengorkestrasi Kesuksesan Belajar Melalui Konten/Isi
Dimensi konten/isi dalam pembelajaran kuantum
dikelompokkan menjadi empat bagian, di mana dua bagian mengkaji kemampuan guru
dalam melakukan presentasi dan fasilitasi, dua bagian lainnya memberikan tip
tentang kiat-kiat keterampilan belajar siswa dan keterampilan hidup. Pada
bagian akhir dibahas pembelajaran kuantum. Keempat bagian ini harus merupakan
satu interaksi kekuatan yang terkait dengan dimensi konteks yang meningkatkan
cahaya percepatan belajar. Hal ini merupakan upaya dan kondisi yang diperlukan
untuk mencapai kesuksesan belajar yang optimal.
a. Mengorketrasi presentasi prima
Kemampuan guru mengorkestrasi presentasi prima
merupakan kemampuan berkomunikasi dengan menekankan interaksi sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru mengajarkan keterampilan
hidup di tengah-tengah keterampilan akademis, mengembangkan aspek fisik,
mental, dan spritual para siswa dengan memperhatikan kualitas interaksi antar
siswa, antar siswa dengan guru, dan antar siswa dengan kurikulum. Dalam
berkomunikasi dengan siswa, guru menyesuaikan pesan atau amteri pelajaran
dengan modalitas utama para siswanya, karena itu guru harus menguasai
prinsip-prinsip komunikasi secara visual, auditorial, dan kinestik yang
diyakini sebagai jalan menuju kesuksesan belajar.
b. Mengorkestrasi fasilitas yang elegan
Mengorkestrasi fasilitas berarti memudahkan interaksi
siswa dengan kurikulum. Ini berarti jugan memudahkan partisipasi siswa dalam
aktivitas belajar sesuai dengan yang diinginkan dengan tingkat keterkaitan,
minat, fokus, dan partisipasi yang optimal. Pembelajaran kuantum menawarkan
beberapa strategi untuk melakukan fasilitasi antara lain: menerapkan prinsip
KEG (Know it Expain it, Get it and give feedback), model kesuksesan dari sudut
pandang fasilitator, membaca pendengar, mempengaruhi melalui tindakan, menciptakan
strategi berpikir, dan tanya jawab belajar.
Fasilitas harus mampu mengantarkan siswa bergerak dari
zona nyaman ke zona kurang nyaman dengan siswa tetap nyaman, pembelajaran
kuantum di sini menghendaki: pertama, guru harus memberikan gambaran keseluruhan
pelajaran yang memungkinkan siswa mengaitkan dengan pengalaman masa lalu dan
prediksi masa depan, tumbuhkan kegairahan siswa melalui rasa ingin tahunya.
Kedua, berilah pengenalan pertama pelajaran melalui penggunaan multi sensori
untuk merangsang multi kecerdasan siswa. Ketiga, potonglah informasi ke dalam
segmen-segmen yang mudah dipelajari untuk tiap segmen. Keempat, lakukan
pengulangan dalam beberapa variasi untuk proses penguatan dan generalisasi
serta berikan perayaan untuk setiap kesuksesan dalam setiap segmen. Fasilitas
mempengaruhi perilaku melalui tindakan dimaksudkan untuk menangkap perhatian
melalui tindakan dimaksudkan untuk menangkap perhatian siswa dalam belajar dan
mengubah arahnya ke tugas atau tujuan belajar selanjutnya.
c. Mengorkestrasi keterampilan belajar dan keterampilan
hidup
Dalam pembelajaran kuantum, keterampilan belajar dapat
membantu siswa mencapai tujuan dengan efisien dan cepat, dengan tetap
mempertahankan minat belajar, karena belajar dapat berlangsung secara terfokus
tetapi santai. Dalam membantu siswa mengorkestrasi keterampilan belajar,
pembelaran kuantum menekankan empat strategi berikut. Memanfaatkan gaya
belajar, keadaan prima untuk belajar, mengorganisasikan insormasi, dan
memunculkan potensi siswa.
G. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kuantum
Tujuan pokok pembelajaran kuantum yaitu meningkatkan
partisipasi siswa, melalui penggubahan keadaan, meningkatkan daya ingat dan
meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan
kehalusan perilaku.
Tujuan Pembelajaran Quantum Learning:
Ø
Tumbuhnya emosi positif,
Ø
kekuatan otak
Ø
keberhasilan
Ø
kehormatan diri
Manfaat Pembelajaran Quantum Learning:
Ø
Sikap Positif
Ø
Motivasi
Ø
Belajar Aktif
Ø
Membangun dan Mempertahankan lingkungan positif
Ø
Kepercayaan diri
Ø
Sukses
Ø
H. Perbedaan Quantum Learning dan Quantum teaching
Quantum Teaching dan Quantum Learning merupakan model
pembelajaran yang sama-sama dikemas Boby DePorter yang diilhami dari konsep
kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Quantum Teaching
diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan
dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Quantum
Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
Quantum Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar
dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara
cepat, menyenangkan, dan berkesan.Pola Quantum Teaching terangkum dalam konsep
AMBAK yakni Apa Manfaatnya Bagiku. Jadi, Quantum Teaching diperuntukkan guru
dan Quantum Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai
pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran kuantum
merupakan sebuah falsafah dan metodologi pembelajaran yang umum yang dapat
diterapkan baik di dalam lingkungan bisnis, lingkungan rumah, lingkungan
perusahanan, maupun di dalam lingkungan sekolah (pengajaran). Proses belajar mengajar
adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran,
tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana kita menggubah lingkungan,
presentasi dan system pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Oleh
karena itu guru berperan penting dalam
pembelajaran kuantum ini, untuk itu guru harus memahami konsep-konsep
pembelajaran , mempunyai prinsip dan strategi pemeblajaran kauntum, memahami
model pembelajaran kuantum, memahami mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui
lingkungan pembelajaran (konteks), dan memahami mengorkestrasi kesuksesan
belajar melalui konten/isi, selain itu juga dituntut untuk mempunyai berbagai
kemampuan untuk kepentingan siswanya.
Asas
utama Quantum Teaching bersandar pada konsep; Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia
Mereka. Artinya bahwa pentingnya seorang guru untuk masuk ke
dunia siswa sebagai langkah pertama dalam proses pembelajaran. Penulis merasa
yakin bahwa landasan teori metode ini sangat cocok untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran di SD. Lingkungan yang mendukung dan proses pembelejaran
yang menyenangkan dan menggairahkan dapat menciptakan serta meningkatkan
motivasi siswa SD untuk belajar. Sehingga keluhan-keluhan seperti bosan, jenuh,
kurang bergairah dan tidak menarik yang selama ini sering didengungkan dari
siswa dalam proses pembelajaran di sekolah dapat teratasi melalui metode.
DAFTAR
PUSTAKA
DePorter Bobbi,
dkk. 1999. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa
Hernowo. 2005. Quantum Reading. Bandung : MLC
Syaefudin Sa’ud Udin.
2010. Inovasi Pendidikan. Bandung :
ALFABETA