Sunday, 1 December 2013

INOVASI PEMBELAJARAN KUANTUM



INOVASI PEMBELAJARAN KUANTUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Inovasi Pendidikan



 Disusun oleh :
Kelompok 7
Yadi Nugraha                           1105273
Liana dewi                                1105698
Nurlemah                                  1105719
Ina Israwati                              1105966


PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2012


Abstrak
Topik yang dikaji dalam tulisan ini adalah inovasi pembelajaran kuantum. Yang membahas tentang sejarah munculnya pembelajaran kuantum, pengertian pembelajaran kuantum, prinsip dan strategi pembelajaran kuantum, model pembelajaran kuantum, mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui lingkungan pembelajaran kuantum, mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui kontens/isi, tujuan dan manfaat pembelajaran kuantum, perbedaan quantum learning dan quantum teaching. Semua aspek yang telah disebutkan harus dipahami dan di laksanakan oleh setiap pendidik sehingga pendidik harus mempunyai beberapa kemampuan agar dapat memberikan yang terbaik kepada siswanya dan menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan konsep inovasi pemebelajaran kuantum akan membantu pendidik menyelsaikan tugas-tugasnya sebagai seorang guru dan panutan bagi siswanya.  



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (2005: 65-66).
Untuk itu harus dilakukan pembaruan dalam kegiatan belajar mengajar gunanya yaitu untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya sebagai pribadi yang integral, produktif, kreatif dan memiliki sikap kepemimpinan dan berwawasan keilmuan sebagai warga negara yang bertanggung-jawab.
Di kalangan umum khususnya kaum pelajar diantaranya siswa sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi belajar merupakan musuh dan ingin sekali menjauhinya. Oleh karena itu tugas guru atau fasilitator mengubah paradigma seperti itu dengan berbagai cara dan inovasi yang berkembang. Agar belajar tidak membosankan tetapi menyenangkan, nyaman serta santai dengan artian siswa tidak takut untuk belajar. Oleh karena itu penulis memberi judul makalah ini “inovasi dan pembelajaran kuantum”


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Pembelajaran Kuantum
Tokoh yang berperan penting dalam pembelajaran kuantum adalah Bobbi DePorter, seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun di bidang bisnis properti dan keuangan, dan setelah semua bisnisnya bangkrut akhirnya menggeluti bidang pembelajaran. Dialah perintis, pencetus, dan pengembang utama pembelajaran kuantum. Semenjak tahun 1982 DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran kuantum di SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, Amerika Serikat. SuperCamp sendiri didirikan atau dilahirkan oleh Learning Forum, sebuah perusahahan yang memusatkan perhatian pada hal-ihwal pembelajaran guna pengembanga potensi diri manusia. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, DePorter secara terprogram dan terencana mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kuantum kepada para remaja di SuperCamp selama tahun-tahun awal dasawarsa 1980-an.
Dia belajar dari Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia “. Prinsipnya adalah bahwa Sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun dapat ,memberikan sugesti positif ataupun negatif. Istilah lain dari suggestology adalah accelerated learning ( pemercepatan belajar).
Dengan demikian, metode pembelajaran kuantum menyebar ke berbagai tempat dan bidang kegiatan manusia mulai lingkungan pengasuhan di rumah (parenting), lingkungan bisnis, lingkungan perusahaan, sampai dengan lingkungan kelas (sekolah).


B.     Pengertian Pembelajaran Kuantum

Istilah “Quantum” dipinjam dari dunia ilmu fisika yang berarti  interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran kuantum, pengubahan bermacam-macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamia guru dan siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien.
Pembelajaran kuantum ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu untuk melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia).
Terdapat dua konsep utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran kauntum dalam rangka mewujudkan energi guru dan siswa menjadi cahaya belajar yaitu percepatan belajar melalui usaha sengaja untuk mengikis hambatan-hambatan belajar tradisional, dan fasilitasi belajar yang berarti mempermudah belajar.

C.    Prinsip dan Strategi Pembelajaran Kuantum
Lima prinsip pemebelajaran kuantum ( Bobby Deporter, 1992) sebagai berikut:
a.       Segalanya berbicara, maksudnya bahwa seluruh lingkungan kelas hendaknya dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa, ini berarti rancangan kurikulum dan rancangan pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan, dan seluruh kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara membawa pesan-pesan bagi siswa.
b.      Segalanya bertujuan, maksudnya semua penggubahan pembelajaran tanpa terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol. Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.
c.       Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya sebelum siswa belajar memberi nama (mendefinisikan, mengkonseptualisasi, membedakan, mengkategorikan) hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama tersebut.
d.      Mengakui setiap usaha, maksdunya semua usaha belajar yang telah dilakukan siswa memperoleh pengakuan guru dan siswa lainnya. Pengakuan ini penting agar siswa selalu berani melangkah ke bagian berikutnya dalam pembelajaran.
e.       Merayakan keberhasilan, maksudnya setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini diharapkan memberi umpan balik dan motivasi untuk kemajuan fan peningkatan hasil belajar berikutnya.
Selanjutnya Bobby DePorter (1992), mengembangkan  strategi pembelajaran kuantum melalui istilah TANDUR, yaitu:
a.       Tumbuhkan, yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar dan memahami Apa Manfaatnya Bagiku (AMBAK)
b.      Alami, berikan pengalaman nyata kepada setiap siswa untuk mencoba.
c.       Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, dan metode lainnya.
d.      Demonstrasikan, sediakan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya.
e.       Ulangi, beri kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya, sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan akhirnya datang kesuksesan, kami bisa bahwa kamiu memang bisa.
f.       Rayakan, dimaksudkan sebagai respon pengakuan yang porsional.

D.    Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum identik dengan sebuah simponi dan pertujukan musik. Maksudnya pembelajaran kuantum, memberdayakan seluruh potensi dan lingkungan belajar yang ada, sehingga proses belajar menjadi suatu yang menyenangkan dan bukan sebagai sesuatu yang memberatkan. Untuk dapat mengarah kepada yang dimaksud, ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu: 1) Optimalkan pada diri, 2) bertanggung jawab pada diri, sehingga anda akan memulai mengupayakan segalanya terlaksana, dan 3) hargailah segala tugas yang telah selesai (Horward Gardner, dalam DePorter, 2002).

E.     Mengokestrasi kesuksesan belajar melalui lingkungan pembelajaran (konteks)
Dimensi konteks dalam pembelajaran kuantum dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu : suasana belajar yang menggairahkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Keempat bagian ini harus merupakan satu interaksi kekuatan yang mendukung percepatan belajar, dan juga merupakan kondisi yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan belajar yang optimal.
a.       Suasana belajar yang menggairahkan
Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memberdayakan siswa. Agar dapat menciptakan suasana yang dinamis dan menggairahkan dalam belajar, guru atau fasilitator perlu memahami dan dapat menerapkan aspek-aspek pembelajaran kuantum sebagai berikut:
v  Kekuatan niat dan berpandangan positif
v  Menjalin rasa simpati dan saling pengertian
v  Keriangan dan ketakjuban
v  Mau mengambil risiko
v  Menumbuhkan rasa saling memiliki
v  Menunjukkan keteladanan
Dalam penelitian menunjukkan, bahwa suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi kegiatan belajar. Pada dasarnya kelas adalah arena belajar yang dipengaruhi oleh emosi, itu sebabnya disarankan agar guru berupaya menciptakan suasana kelas melalui keenam aspek diatas. Guru harus mempunyai kemampuan diantaranya guru harus yakin tentang pontensi dan kemampuan  semua siswa untuk belajar dan berprestasi, guru juga harus memiliki kemampuan untuk memotivasi siswa, mengetahui dan menghargai kemampuan yang dimiliki siswa, dan melakukan penghargaan terhadap setiap upaya yang telah dilakukan oleh siswa. Bukan hanya dalam bentuk material, tetapi dalam bentuk lisan seperti pujian, menepuk pundak dsb. Dan guru juga jangan membedakan siswa-siswanya tetapi harus memperlakukan mereka sebagai manusia sederajat, mengetahui pikiran, perasaan dan kekuasaannya mengenai hal-hal yang terjadi dalam kehidupan siswa, mengetahui apa yang menghambat memperoleh hal-hal yang mereka inginkan, berbicara dengan jujur dan menikmati kesenangan bersama mereka. Intinya guru jangan merampas hak-hak anak.
b.      Landasan yang kukuh
Setelah menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk belajar, langkah selanjutnya yang mesti dilakukan adalah menciptakan landasan yang kukuh. Menegakkan landasan yang kukuh dalam pembelajaran kuantum dengan cara: mengkomuniasikan tujuan pembelajaran; mengkukuhkan prinsip-prinsip keunggulan; meyakini kemampuan diri dan kemampuan siswa; kesepakatan, kebijakan, dan peraturan; serta menjaga komunitas belajar tetap tumbuh dan berjalan. Penetapan landasan dapat dimulai dari penetapan tujuan. Hendaknya dalam komunitas belajar antar pengajar dan pembelajar memliki tujuan yang sama. Tujuan dari siswa adalah mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai anggota komunitas dari masyarakat belajar, dan mengembangkan kemampuan lain yang dianggap penting. Sebaliknya tujuan dari pengajar adalah menciptakan agar siswa belajar yang cakap dalam mata pelajaran yang disampaikan, lebih baik dan mampu berinteraksi dalam masyarakat. Dengan adanya kesamaan tujuan, maka uapaya yang dilakukan akan memiliki kesamaan, sehingga ada kesesuaian antara apa yang harus dilakukakan siswa dengan apa yang diinginkan guru.
c.       Lingkungan yang mendukung
Lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memusatkan perhatian dan menyerap informasi sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, dalam pembelajaran kuantum guru memiliki kewajiban menata lingkungan yang dapat memanfaatkan lingkungan sekitar; menggunakan alat bantu yang mewakili satu gagasan; pengaturan formasi siswa; pemutaran musik yang sesuai dengan kondisi belajar.
Diantaranya di kelas ditempel foster yang dapat menampilkan materi pembelajaran yang visual. Poster afirmasi dapat menguatkan dialog internal siswa. Alat bantu belajar dapat menghidupkan gagasan abstrak dan memberikan pengalaman-pengalaman langsung.
d.      Perancangan pembelajaran yang dinamis
Guru dapat memasuki dunia siswa dalam proses pembelajaran melalui perancangan pembelajaran. Disini diperlukan kemampuan guru memasuki dunia siswa baik sebelum maupun saat berlangsungnya pembelajaran dapat membawa sukses pembelajaran, karena membantu guru menyelesaikan pembelajaran karena membantu guru menyelesaikan pembelajaran yang lebih cepat. Lebih melekast dan lebih bermakna dengan hasil belajar yang memuaskan. Beberapa kiat yang diberikan pembelajaran kuantum tentang cara menyesuaikan pembelajaran dengan masih-masing modalitas belajar siswa, memberikan strategi dan kiat tentang cara menjalin mitra dengan siswa, sehingga guru merancang pembelajaran bermula kelompok besar, dilanjutkan dengan belajar dalam kelompok kecil, diakhiri dengan belajar secara perorangan. Beradasarkan strategi di atas, maka kiat kerangka perancangan pebelajaran kuantum dilaksanakan sebagai perpaduan yang disingkat dengan TANDUR yakni Tumbuhan, Alami, Namai, Demostrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

F.     Mengorkestrasi Kesuksesan Belajar Melalui Konten/Isi
Dimensi konten/isi dalam pembelajaran kuantum dikelompokkan menjadi empat bagian, di mana dua bagian mengkaji kemampuan guru dalam melakukan presentasi dan fasilitasi, dua bagian lainnya memberikan tip tentang kiat-kiat keterampilan belajar siswa dan keterampilan hidup. Pada bagian akhir dibahas pembelajaran kuantum. Keempat bagian ini harus merupakan satu interaksi kekuatan yang terkait dengan dimensi konteks yang meningkatkan cahaya percepatan belajar. Hal ini merupakan upaya dan kondisi yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan belajar yang optimal.
a.       Mengorketrasi presentasi prima
Kemampuan guru mengorkestrasi presentasi prima merupakan kemampuan berkomunikasi dengan menekankan interaksi sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru mengajarkan keterampilan hidup di tengah-tengah keterampilan akademis, mengembangkan aspek fisik, mental, dan spritual para siswa dengan memperhatikan kualitas interaksi antar siswa, antar siswa dengan guru, dan antar siswa dengan kurikulum. Dalam berkomunikasi dengan siswa, guru menyesuaikan pesan atau amteri pelajaran dengan modalitas utama para siswanya, karena itu guru harus menguasai prinsip-prinsip komunikasi secara visual, auditorial, dan kinestik yang diyakini sebagai jalan menuju kesuksesan belajar.


b.      Mengorkestrasi fasilitas yang elegan
Mengorkestrasi fasilitas berarti memudahkan interaksi siswa dengan kurikulum. Ini berarti jugan memudahkan partisipasi siswa dalam aktivitas belajar sesuai dengan yang diinginkan dengan tingkat keterkaitan, minat, fokus, dan partisipasi yang optimal. Pembelajaran kuantum menawarkan beberapa strategi untuk melakukan fasilitasi antara lain: menerapkan prinsip KEG (Know it Expain it, Get it and give feedback), model kesuksesan dari sudut pandang fasilitator, membaca pendengar, mempengaruhi melalui tindakan, menciptakan strategi berpikir, dan tanya jawab belajar.
Fasilitas harus mampu mengantarkan siswa bergerak dari zona nyaman ke zona kurang nyaman dengan siswa tetap nyaman, pembelajaran kuantum di sini menghendaki: pertama, guru harus memberikan gambaran keseluruhan pelajaran yang memungkinkan siswa mengaitkan dengan pengalaman masa lalu dan prediksi masa depan, tumbuhkan kegairahan siswa melalui rasa ingin tahunya. Kedua, berilah pengenalan pertama pelajaran melalui penggunaan multi sensori untuk merangsang multi kecerdasan siswa. Ketiga, potonglah informasi ke dalam segmen-segmen yang mudah dipelajari untuk tiap segmen. Keempat, lakukan pengulangan dalam beberapa variasi untuk proses penguatan dan generalisasi serta berikan perayaan untuk setiap kesuksesan dalam setiap segmen. Fasilitas mempengaruhi perilaku melalui tindakan dimaksudkan untuk menangkap perhatian melalui tindakan dimaksudkan untuk menangkap perhatian siswa dalam belajar dan mengubah arahnya ke tugas atau tujuan belajar selanjutnya.
c.       Mengorkestrasi keterampilan belajar dan keterampilan hidup
Dalam pembelajaran kuantum, keterampilan belajar dapat membantu siswa mencapai tujuan dengan efisien dan cepat, dengan tetap mempertahankan minat belajar, karena belajar dapat berlangsung secara terfokus tetapi santai. Dalam membantu siswa mengorkestrasi keterampilan belajar, pembelaran kuantum menekankan empat strategi berikut. Memanfaatkan gaya belajar, keadaan prima untuk belajar, mengorganisasikan insormasi, dan memunculkan potensi siswa.

G.    Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kuantum
Tujuan pokok pembelajaran kuantum yaitu meningkatkan partisipasi siswa, melalui penggubahan keadaan, meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan kehalusan perilaku. 
     Tujuan Pembelajaran Quantum Learning:
Ø  Tumbuhnya emosi positif,
Ø  kekuatan otak
Ø  keberhasilan
Ø  kehormatan diri
Manfaat Pembelajaran Quantum Learning:
Ø  Sikap Positif
Ø  Motivasi
Ø  Belajar Aktif
Ø  Membangun dan Mempertahankan lingkungan positif
Ø  Kepercayaan diri
Ø  Sukses
Ø   
H.    Perbedaan Quantum Learning dan Quantum teaching
Quantum Teaching dan Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Boby DePorter yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Quantum Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Quantum Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
Quantum Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan.Pola Quantum Teaching terangkum dalam konsep AMBAK yakni Apa Manfaatnya Bagiku. Jadi, Quantum Teaching diperuntukkan guru dan Quantum Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajaran.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran kuantum merupakan sebuah falsafah dan metodologi pembelajaran yang umum yang dapat diterapkan baik di dalam lingkungan bisnis, lingkungan rumah, lingkungan perusahanan, maupun di dalam lingkungan sekolah (pengajaran).  Proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana kita menggubah lingkungan, presentasi dan system pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Oleh karena itu guru  berperan penting dalam pembelajaran kuantum ini, untuk itu guru harus memahami konsep-konsep pembelajaran , mempunyai prinsip dan strategi pemeblajaran kauntum, memahami model pembelajaran kuantum, memahami mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui lingkungan pembelajaran (konteks), dan memahami mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui konten/isi, selain itu juga dituntut untuk mempunyai berbagai kemampuan untuk kepentingan siswanya. 
Asas utama Quantum Teaching bersandar pada konsep; Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Artinya bahwa pentingnya seorang guru untuk masuk ke dunia siswa sebagai langkah pertama dalam proses pembelajaran. Penulis merasa yakin bahwa landasan teori metode ini sangat cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di SD. Lingkungan yang mendukung dan proses pembelejaran yang menyenangkan dan menggairahkan dapat menciptakan serta meningkatkan motivasi siswa SD untuk belajar. Sehingga keluhan-keluhan seperti bosan, jenuh, kurang bergairah dan tidak menarik yang selama ini sering didengungkan dari siswa dalam proses pembelajaran di sekolah dapat teratasi melalui metode.

DAFTAR PUSTAKA
DePorter Bobbi, dkk. 1999. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa
Hernowo. 2005. Quantum Reading. Bandung : MLC
Syaefudin Sa’ud Udin. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung : ALFABETA