Saturday, 13 February 2016

KREATIVITAS


Kreativitas merupakan aktivitas mental karena berkaitan dengan pemahaman manusia terhadap lingkungannya secara terus menerus dengan penuh ketekunan dan kesabaran yang menghasilkan berbagai ide, temuan, cara-cara baru, dan berbagai tindakan yang merupakan terobosan bagi suatu perubahan yang sangat bernilai dan bermakna bagi manusia dalam mengembangkan, mengatur dan mengendalikan lingkungannya sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.

1.    Berbagai pandangan tentang kreativitas

Kreativitas merupakan konsep yang perlu dijelaskan berdasarkan berbagai sudut pandang. Hal ini disebabkan setiap sudut pandang memiliki keunikan dalam menjelaskan makna kreativitas. Berbagai pandang tersebut didasarkan pada berbagai teori yang menjelaskan tentang kreativitas. Jamaris (2004: 54-56) mensintesakan berbagai pandangan tentang kreativitas seperti yang diuraikan pada bagian berikut ini.
a)    Pandangan Behaviorisme
Teori behaviorme menyatakan bahwa kreativitas bukan merupakan hasil dari inisiatif individu tanpa pengaruh dari lingkungan. Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang bersifat genetik yang berkembang karena pengaruh yang diterima oleh individu dari lingkungan disekitarnya. Berkaitan dengan hal itu, skinner menyatakan bahwa lingkungan berpengaruh pada perkembangan individu. Pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungannya, dalam hal ini lingkungan memberikan contoh atau model untuk berperilaku dan bertindak dalam cara-cara yang khusus, termasuk bertindak secara kreatif menjadi dasar kemampuan individu dalam kreativitas. Oleh sebab itu, untuk mengembangkan kreativitas maka perlu dilakukan penataan lingkungan yang sesuai kebutuan dalam mengembangkan kreativitas (Fred Balzac, 2010). 

b)    Pandangan Psikoanalis
Teori yang berbasis pada perkembangan kepribadian menjelaskan bahwa kreativitas merupakan bagian dari kepribadian. Seperti yang dijelaskan oleh Kitano dan kirby (dalam Jamaris, 2013: 75), memandang kreativitas sebagai mekanisme kontrol yang dilakukan oleh manusia terhadap berbagai tekanan yang dialaminya. Adanya tekanan yang dialami individu maka akan terjadi kemunduran atau regresi. Oleh sebab itu, individu berusaha untuk mengendalikan regresi.
Selanjutnya psikoanalis memandang kepribadian sebagai satu rangkaian susunan yang terdiri atas id, ego dan super ego. Id berkaitan dengan ketidaksadaran yang bersifat instingtif dan mencari kepuasan atau kesenangan, misalnya keinginan untuk selalu memakan makanan lezat. Ego berkaitan dengan kesadaran dan tanggung jawab yang berfungsi mengendalikan id, misalnya membatasi diri untuk memakan makanan lezat yang berlemak agar tetap sehat. Ego mewakili tanggung terhadap sesuatu yang nyata dan masuk akal, sehingga membantu manusia untuk berinteraksi secara sosial dan bertanggung jawab terhadap permbuatannya, misalnya bertanggung jawab terhadap sesuatu yang kesalahan yang dilakukan. Super ego berkaitan dengan nilai ideal yang diyakini oleh individu, seperti nilai-nilai moral mengontrol perilaku individu, sehingga ia selalu memperhatikan nilai-nilai moral dalam mengambil keputusan dan bertindak. Psikoanalis memandang kreativitas proses pelepasan terhadap pelepasan kontrol ego sehingga ambang sadar manusia dapat terungkap secara bebas. Pengungkapan tersebut dapat berbentuk karya, seperti karya seni, lukisan atau musik, dan karya lainnya.
c)    Pandangan Humanisme
Carl Roger dan Abrahan Maslow (dalam  Jamaris, 2013:75) dari aspek kepribadian yang berkaitan dengan aktualisasi diri. Oleh sebab itu, setiap individu sejak lahir memiliki potensi untuk menjadi kreatif. Perlkembangan potensi kreatif sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan disekitar individu tersebut.
Carl Roger mengemukakan bahwa kreativitas dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
Ø       Keterbukaan terhadap berbagai pengalaman yang disertai dengan tingkat kelenturan dan toleransi terhadap ketidakpastian.
Ø       Kepuasan diri seseorang terhadap apa yang dilakukannya dan tidak tergantung pada kritik yang diberikan oleh orang lain.
Ketiga aspek tersebut dapat diwujudkan apabila persyaratan-persyaratan ini terpenuhi.
Ø       Kemampuan untuk menerima keunikan individu sebagai sesuatu yang berarti
Ø       Kebebasan dalam mengekpresikan perasaan dan pikiran
Ø       Kesediaan untuk menerima cara pandang orang lain.
Ø       Kemampuan untuk tidak tergantung pada hasil evaluasi orang lain terhadap perasaan dan pikiran, misalnya keteguhan hati untuk mencapai cita-cita yang ingin dicapai.
d)    Pandangan Kognitifisme
Para kognitivist memandang kreativitas sebagain suatu proses mental yang terjadi pada waktu manusia memahami lingkungannya dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Smith, Ward dan Finke (1995: 1) mengemukakan bahwa proses mental merupakan faktor utama dalam kreativitas. Harapan dan keinginan yang tidak disadari oleh manusia merupakan titik tolak dan intuisi dan pemahaman manusia terhadap lingkungannya. Oleh sebab itu, pengetahuan yang telah ada merupakan faktor penting dalam kreativitas.

2.    Aspek-aspek yang memengaruhi kreativitas

a)    Aspek kognitif
Kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir adalah salah satu aspek yang berpengaruh terhadap munculnya kreativitas seseorang, kemampuan berfikir yang dapat menghasilkan kreativitas adalah kemampuan berfikir divergen, yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah atau dalam menghasilkan produk baru. Kemampuan berfikir ini merangkai kemampuan dalam mensintesis, menganalisis, mengevaluasi, dan mengaplikasikan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah atau memproduk kreasi baru.
b)    Aspek intuitif dan imajinatif
Kemampuan intuitif dan imajinatif yang ada di alah bahwa sadar dalam mengolah informasi secara holistik merupakan aktivitas yang dilakukan oleh belahana otak bagian kanan yang menghasilkan kreativitas.
c)    Aspek kepekaan dalam penginderaan
Kreativitas dipengaruhi oleh kepekaan dalam penginderaan. Kemampuan  dalam menggunakan pancaindra secara peka. Kepekaan ini menghasilkan seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau tidak disadari oleh orang lain.
d)    Aspek kecerdasan emosional
Kecerdasan emosi berkaitan dengan keuletan, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi ketidakpastian, dalam menghadap berbagai masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang menghasilkan kreativitas.

3.    Ciri-ciri berpikir kreatif

Untuk lebih jelas dalam memahami keterampilan berpikir kreatif maka perlu melihat ciri-cirinya. Dalam hal ini Munandar (1999), memberikan uraian tentang ciri-ciri berpikir kreatif sebagai dasar untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa seperti terlihat dalam tabel berikut.
Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif
Pengertian
 Perilaku
Berfikir Lancar (fluency)
1.            Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau jawaban.
2.            Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
3.            Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
1.            Mengajukan banyak pertanyaan.
2.            Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada.
3.            Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.
4.            Lancar mengungkapkan gagasan-gagasan.
5.            Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain.
6.            Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi.
Berfikir Luwes (flexibility)
1.            Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
2.            Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.
3.            Men  cari banyak alternatif atau arah yang berbeda.
4.            Mampu mengubah cara model atau pemikiran.
1.            Memberikan aneka ragam penggunaan yang tak lazim terhadap suatu objek.
2.            Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.
3.            Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.
4.            Memberikan pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain.
5.            Dalam membahas, mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang bertentangan dengan mayoritas kelompok.
6.            Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan bermacam-macam cara untuk menyelesaikannya.
7.            Menggolongan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda-beda.
8.            Mampu mengubah arah berfikir secara spontan.
Berfikir Orisinil (originality)
1.            Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
2.            Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri.
3.            Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
1.            Memikirkan maslah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan orang lain.
2.            Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.
3.            Memilih asimetri dalam menggambarkan atau membuat desain.
4.            Memilih cara berpikir lain dari pada yang lain.
5.            Mencari model yang baru dari yang klise.
6.            Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru.
7.            Lebih senang mensintesa dari pada menganalisis sesuatu.
Berpikir Elaboratif (Elaboration)
1.            Mampu memperkaya dan mengembangan suatu gagasan atau produk.
2.            Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
1.            Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci.
2.            Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.
3.            Mencoba atau menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh.
4.            Mempunyai rasa keindahan yang kuat, sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana.
5.            Menambah garis-garis, warna-warna, dan detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambarannya sendiri atau orang lain.
 

Daftar Pustaka 

Munandar. U. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.   Jakarta: Rasindo,1999.
Jamarisin. Martini. Orientasi Baru dalam Dunia Pendidikan. Jakarta:GI.2013


 










0 komentar:

Post a Comment