Monday, 8 June 2015

PENDEKATAN LANGSUNG DAN PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG dan RPPNYA



AWAS KUMMAT
(Kamu Suka Matematika)

Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Tugas
Matakuliah Model Pembelajaran Matematika.

 

Disusun oleh :
Kelompok 10
Dede Ahmad Sobandi            (1105194/07)
Egi Agustian                           (1105661/15)
M. Junaedi                              (1101465/23)
Topik Rusmana                       (1105142/34)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

 

PENDEKATAN LANGSUNG DAN PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG

A.    Konsep Pendekatan Pembelajaran Langsung

Pendekatan pembelajaran langsung dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka berpikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran mereka tidak dikembangkan oleh guru. Agar tidak terjadi kesalahan dalam belajar guru harus mempersiapkan siswa baik secara mental maupun fisik.
Menurut Silbernam (Ahmadi & Amri, 2010, hlm. 39) “pendekatan pembelajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan”. Guru juga dapat menggunakan pembelajaran langsung untuk menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas mulai dari kelas rendah hingga kelas tinggi, dan dengan materi pelajaran apapun yang ada di sekolah dasar. Menurut pendapat Arends (Ahmadi & Amri, 2011, hal. 42) pembelajaran tak langsung memiliki beberapa manfaat dalam pembelajaran.

pembelajaran langsung dirancang untuk meningkatkan proses pembelajaran para siswa terutama dalam hal memahami sesuatu (pengetahuan) dan menjelaskannya secara utuh sesuai pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan secara bertahap.

 Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan tentang sesuatu dan pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Pembelajaran langsung yang terdapat pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar dan keterampilan akademik siswa.
Menurut Rosenshine & Stevens (Nur, 2011, hal. 19) “Pendekatan pembelajaran langsung didukung oleh tiga teori yaitu teori belajar perilaku, teori pembelajaran sosial, dan penelitian efektivitas guru” Teori  tersebut menjadi alasan rasional digunakanya pendekatan pembelajaaran langsung pada proses belajar mengajar dikelas.
Teori belajar perilaku lebih populer dengan sebutan behaviorisme. Para teoritisi dan peneliti lebih tertarik mempelajari perilaku manusia yang dapat diamati daripada hal-hal yang tidak diamati, misalnya pemikiran manusia dan kognisi. Dalam mengajar guru harus berprinsip pada teori perilaku yang sesuai seperti menyampaikan tujuan pelajaran yang mendeskripsikan dengan cermat perilaku-perilaku yang mereka inginkan agar siswa mempelajarinya. Guru juga harus menyediakan pengalaman belajar serta memberikan perhatian khusus terhadap perilaku siswa dikelas dan berikan mereka penghargaan atas perubahan positif yang telah dicapai.
Teori pembelajaran sosial membedakan antara pembelajaran dan kinerja. Teori ini juga menyatakan bahwa banyak dari apa yang dipelajari manusia berasal dari pengamatannya terhadap orang lain. Para ahli percaya segala sesuatu dapat dipelajari bila seseorang secara sadar memperhatikan perilaku orang lain dan kemudian menempatkan pengamatan tersebut kedalam memori jangka panjangnya. Latihan dan pengulangan-pengulangan mental yang digunakan dalam pendekatan langsung merupakan proses yang membantu siswa menyerap dan menghasilkan perilaku teramati.
Dukungan empirik untuk pendekatan langsung yaitu penelitian efektivitas guru, yang dilakukan oleh Stalling (1974). Penelitian ini menyelidiki kelas-kelas sekolah dasar yang dimana guru-guru menggunakan berbagai macam pendekatan. Dari pengamatannya tersebut didapatkan dua hal penting yaitu waktu yang terjadwal dan penggunaan tugas-tugas spesifik berhubungan kuat dengan hasil belajar. Akademik dan guru yang menggunakan strategi yang berpusat pada guru lebih berhasil dalam mendapatkan tingkat keterlibatan tinggi siswa daripada yang berpusat pada siswa. 
Pendekatan pembelajaran langsung dalam pelaksanaan lebih berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan tanya jawab yang terencana. Pembelajaran ini bukan berarti bersifat otoriter, dingin dan tanpa humor, melainkan ini berarti bahwa lingkungan berorientasi pada tugas dan memberi harapan tingga agar siswa mencapai hasil belajar dengan baik. Pendekatan pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat teliti dari guru. 

B.     Karakteristik dan Tahapan Pendekatan Pembelajaran Langsung

Agar pendekatan pembelajaran langsung berjalan dengan efektif dan lancar, seorang guru harus memperhatikan karakteristik dan tahapan pendekatan pembelajaran langsung. Menurut Ahmadi & Amri (2010, hal. 43) pendekatan pembelajaran langsung memiliki karakteristik di antaranya:

1.    Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian.
2.    Fase dan atau pola keseluruhan dan kegiatan pembelajaran.
3.    Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Adapun tahapan-tahapan pendekatan pembelajaran langsung, menurut Ahmadi  & Amri (2010, hlm. 43) pembelajaran langsung memiliki lima tahapan dalam pelaksanaannya yaitu, “Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan, menyediakan latihan terbimbing, menganalisis pemahaman dan memberikan umpan balik, serta memberikan kesempatan latihan mandiri”.
1.        Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Guru harus mampu menyiapkan siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu kepada siswa sebelum memulai pembelajaran. Penyiapan siswa dimaksudkan untuk memusatkan perhatian serta pikiran siswa


terhadap kegiatan pembelajaran dan lebih jauhnya pada materi ajar. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam bentuk pengingatan kembali materi ajar sebelumnya yang memiliki hubungan dengan materi yang akan disampaikan. Cara lain yang biasa digunakan yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai pokok-pokok materi ajar. Pada dasarnya kegiatan penyiapan siswa bisa memiliki cakupan yang lebih luas, tergantung aktivitas yang dilakukan guru dalam mengkondisikan serta mengarahkan siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran. Aktivitas guru yang lain pada kegiatan awal pembelajaran yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada siswa mengenai alur tahap pembelajaran pada saat itu. Siswa perlu mengetahui mengenai pengetahuan serta keterampilan apa saja yang akan diperolehnya.
2.        Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.
Pada pembelajaran langsung, sebagian besar pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh siswa merupakan hasil pengamatan terhadap orang lain, khususnya guru. Informasi mengenai materi ajar yang disampaikan oleh guru merupakan dasar penting bagi siswa dalam memahami materi ajar. Materi ajar haruslah disampaikan oleh guru dengan jelas serta bertahap supaya siswa mampu memahami apa yang disampaikan oleh guru. Penyampaikan materi ajar haruslah disertai dengan contoh-contoh konkret agar siswa mempunyai bayangan akan konsep yang sedang dipelajari. Pengetahuan bagi siswa tidak hanya pengetahuan kognitif saja, melainkan juga pengetahuan psikomotor serta nilai afektif. Pengetahuan psikomotor berupa keterampilan tertentu yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran serta keterampilan ini mampu diaplikasikan dalam situasi lain pada saat dibutuhkan. Siswa akan mampu menguasai keterampilan ini jika gurunya sendiri menguasai serta mampu mendemonstrasikan. Seorang guru yang profesional harus menguasai berbagai konsep dan keterampilan yang akan disampaikan serta didemonstrasikan kepada siswa.
3.        Menyediakan latihan terbimbing.
Informasi yang disampaikan guru merupakan modal awal siswa dalam menguasai materi ajar. Setelah penyampaian materi ajar, siswa harus diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya tersebut dalam situasi baru. Siswa perlu diberikan latihan yang mampu mendorong siswa dalam mengembangkan pengetahuan seta keterampilannya sebagai usaha penguasaan materi ajar. Bentuk latihan harus singkat dan jelas namun tetap memberikan makna bagi siswa. Ketika pelaksanaan latihan berlangsung, guru harus mampu menjadi konsultan bagi siswa. Guru harus mampu memotivasi siswa supaya bisa menyelesaikan latihan. Selain itu guru juga harus memberikan penjelasan serta arahan ketika ada siswa yang kurang begitu memahami mengenati laihan atau materi ajar secara keseluruhan.
4.        Menganalisis pemahaman dan memberikan umpan balik.
Analisis pemahaman adalah salahsatu upaya guru dalam mengecek tingkat pemahaman siswa mengenai materi ajar yang telah disampaikan. Terkadang setelah melakukan serangkaian kegiatan inti masih terdapat siswa yang belum memahami materi ajar. Pada tahap inilah siswa diberikan penguatan mengenai pengetahuan yang telah diperolehnya atau penjelasan kembali khususnya bagi siswa yang belaum paham. Pada saat pembelajaran, tidak menutup kemungkinan ada siswa yang menginginkan perhatian serta tanggapan atas apa yang telah dilakukannya. Guru harus memberikan umpan balik atas apa yang telah dikerjakan oleh siswa, baik itu berupa hal yang positif maupun negatif. Apabila siswa melakukan hal yang positif maka tidak salah jika guru memberikan pujian atau bentuk apreiasi lainnya. Apabila siswa melakukan hal yang negatif, berikan siswa penjelasan yang benar mengenai hal yang seharusnya diakukan. Siswa juga harus diajari untuk mampu memberikan umpan balik dan menilai kinerja terhadap dirinya sendiri. Pemberian umpan balik ini dimaksudkan sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja siswa dan diharapkan mampu memberikan makna positif tersendiri bagi siswa.
5.        Memberikan kesempatan latihan mandiri.
Pembelajaran langsung sangant mendukung terhadap pemberian tugas atau pekerjaan rumah. Pemberian tugas merupakan bentuk latihan mandiri bagi siswa. Hal ini dianggap mampu memberikan tambahan kesempatan kepada siswa untuk lebih menguasai materi ajar. Bentuk latihan mandiri yang diberikan harus merupakan kelanjutan dari materi yang telah dipelajari oleh siswa dan merupakan persiapan untuk materi ajar selanjutnya. Jika dibutuhkan orang tua bisa terlibat dalam memberikan bimbingan tambahan. Selain itu guru harus memberikan umpan balik tersendiri untuk latihan mandiri yang telah dikerjakan oleh siswa.

C.    Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Langsung

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan langsungakanterlaksanadengan efektif dan lancar jika guru mempersiapkanmateri ajar serta komponen pembelajaran lainnya denganbaikdansistematis. Persiapan yang matang oleh guru dimaksudkan agar siswa tidak cepat merasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung. Pendekaan pembelajaran langsung dalam pelaksanaanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
Menurut Widaningsih (2010) kelebihan dan kekurangan pembelajaran langsung adalahsebagaiberikut.

1.    Kelebihanpembelajaranlangsung,
a.    Relatifbanyakmateri  yangbiastersampaikan.
b.   Untukhal-hal yang sifatnya prosedural, model ini akanrelativemudahdiikuti.
2.    Kekurangan pembelajaran langsung adalahjikaterlaludominanpadaceramah, makasiswamerasacepatbosan.

Berdasarkan pembahasan mengenai konsep dan tahapan pendekatan pembelajaran langsung, maka dapat diidentifikasi beberapa kelebihan dan kekurangan yang lain.
1.    Kelebihan pendekatan pembelajaran langsung ada enam.
a.    Siswa bisa mengetahui tujuan pembelajaran dengan jelas.
b.    Siswa bisa memperoleh suatu ketrampilan yang didemonstrasikan oleh guru.
c.    Menyediakan latihan-latihan sebagai sarana pengembangan siswa terhadap pemahaman materi ajar.
d.   Menekankan untuk adanya umpan balik bagi siswa.
e.    Bisa digunakan dengan efektif untuk kelas kecil maupun kelas besar.
f.     Tidak memerlukan banyak waktu.
2.    Kekurangan pendekatan pembelajaran langsung ada empat.
a.    Proses pembelajaran berpusat pada guru.
b.    Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis serta mengembangkan kreativitasnya.
c.    Terkadang siswa cepat merasa bosan saat pembelajaran berlangsung.
d.   Pembelajaran kurang begitu bermakna bagi siswa. 

D.    Implementasi Pendekatan Pembelajaran  Langsung

Berikut ini contoh skenario pendekatan pembelajaran langsung.
Mata pelajaran             : Matematika
Kelas/ Semester           : IV/ I
Materi                          : Mengukur besar sudut dengan satuan baku.
Waktu                                     : 90 Menit
Alat dan bahan            : Busur derajat dan kertas origami.

No.
Tahapan
Kegiatan
Waktu (Menit)
1.
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
1.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.      Guru menyampaikan latar belakang dan menjelaskan mengapa belajar menghitung derajat itu penting.
3.      Guru mempersiapkan siswa untuk belajar, mengatur posisi duduk, menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajran.
15
2.
Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.
1.      Guru menyampaikan langkah-langkah cara pengukuran sudut pada kertas origami.
2.      Guru melakukan demonstrasi yaitu memberikan contoh kepada siswa mengukur sudut pada kertas origami dengan menggunakan busur derajat.
15
3.
Menyediakan latihan terbimbing.
1.      Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok.
2.      Setiap siswa mencoba mempratikan cara mengukur sudut dengan busur derajat dalam kelompoknya masing-masing.
3.      Setiap siswa bergiliran untuk mencoba mengukur sudut.
30
4.
Menganalisis pemahaman dan memberikan umpan balik.
1.      Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengecek kegiatan siswa apakah mereka sudah melakukannya dengan benar.
2.      Apabila ada kesalahan, guru menyampaikan kembali cara pengukuran yang benar pada kelompok masing-masing.
15
5.
Memberikan kesempatan latihan mandiri.
1.      Guru menyediakan latihan baik yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur diakhir pembelajaran, berupa latihan beberapa sudut.
15
                       


E.     Konsep Pendekatan Pembelajaran Tak Langsung

            Pendekatan tak langsung merupakan pendekatan yang menempatkan siswa sebagai pusat dari proses pembelajaran. Dengan kata lain pendekatan ini identik dengan pembelajaran yang student centered. Berpusatnya pembelajaran terhadap siswa ini menjadikannya untuk mau aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran berlangsung. Siswa menjadi peran utama pada saat pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator. Peran guru juga menyediakan langkah-langkah pembelajaran, sementara siswa berperan dalam proses pembelajaran sampai dalam menentukan kesimpulan, solusi atau inferensi dari aktivitas di kelas sebagai suatu pengalaman belajar.

F.     Karakteristik dan Tahapan Pendekatan Pembelajaran Tak Langsung

Guru sebagai pengatur di kelas diharapkan bisa menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif. Salah satunya ialah menggunakan pendekatan tak langsung yang memiliki karakteristik tersendiri dalam pembelajarannya. Salah satunya ialah membuat siswa menjadi aktif saat proses pembelajaran dimulai.
            Menurut Robertson dan Lang (Karlimah, dkk., 2010, hlm. 4) mengemukakan bahwa pembelajaran tak langsung memiliki karakteristik sebagai di antaranya.

1.      Menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam melakukan observasi, investigasi, pengambilan kesimpulan, dan pencarian alternatif solusi.
2.      Guru lebih berperan sebagai fasilitator, pendorong, serta narasumber melalui penciptaan lingkungan belajar, penyediaan kesempatan agar siswa aktif, serta penyediaan balikan.

Keseluruhan pembelajaran pada pendekatan ini didominasi oleh siswa. Guru hanya sebagai fasilitator pembelajaran saat di kelas. Dan di sini peran guru yang harus pandai dalam membuat pembelajaran yang menyenangkan 
            Menurut Basden, dkk. (Karlimah, dkk., 2010, hlm. 4) mengemukakan bahwa, Dalam pembelajaran tak langsung guru berperan dalam memfasilitasi proses berpikir siswa antara lain melalui berbagai kegiatan.
1.    Pengajuan pertanyaan tidak mengarah yang memungkinkan munculnya ide pada diri siswa.
2.    Menangkap inti pembicaraan atau jawaban siswa yang dapat digunakan untuk menolong mereka dalam melihat permasalahn secara lebih teliti.
3.    Menarik kesimpulan dari diskusi kelas yang mencakup berbagai pertanyaan yang berkembang, pengaitan ide-ide yang muncul dari siswa, serta langkah-langkah pemecahan masalah yang harus diambil.
4.    Menggunakan waktu tunggu untuk memberi kesempatan pada siswa berpikir serta memberi penjelasan.

            Berkenaan mengenai ruang lingkup pendekatan tak langsung ini memiliki kemiripan dengan sebagian metode-metode yang ada. Menurut Lang & Evans (Karlimah, dkk., 2011, hlm. 5), model-model pembelajaran yang masuk pada ruang lingkup ini dan memiliki kedekatan makna dan pengertian adalah seperti : “inkuiri, induktif, pemecahan masalah,  action research, pengambilan keputusan,  penemuan,  investigasi, eksplorasi, dan  eksperimen”.
            Dari masing-masing karakteristik model-model pembelajaran tersebut dapat ditarik kesamaan bahwa setidaknya dalam pendekatan pembelajaran tak langsung memiliki tahapan-tahapan seperti; orientasi, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Namun untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dari keempat peristilahan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
1.    Orientasi
Orientasi merupakan tahap pendahuluan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan yang termasuk dalam tahapan orientasi di antaranya melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan dan menyampaikan pentingnya materi pembelajaran tersebut bagi siswa. Apersepsi merupakan kegiatan untuk mengaitkan materi dengan skemata awal anak, seperti dengan melakukan tanya jawab antara guru dengan siswa.
2.    Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa  dalam mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, mendorong peserta didik mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium. Kegiatan bagi siswa pada tahap ini yaitu: Menggali informasi dengan membaca, berdikusi, atau percobaan, serta mengumpulkan dan mengolah data.
3.    Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru mendorong siswa membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan,  kemudian menyajikan hasil belajar. Oleh karena itu dalam prosesnya guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa untuk belajar.
4.    Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan peserta didik melalui pengalaman belajar. Guru memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasai, menambah informasi yang seharusnya dikuasai siswa. Mendorong siswa untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna. Setelah memeperoleh keyakinan, maka peserta didik mengerjakan tugas-tugas untuk menghasilkan produk belajar yang kongkret dan kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesaikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

G.    Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Tak Langsung

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat diidentifikasi bahwa pendekatan pembelajaran tak langsung memiliki kelebihan dan kekurangan yang di antaranya:
1.    Kelebihan pendekatan pembelajaran tak langsung:
a.    Menempatkan siswa sebagai pusat dari proses pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator.
b.    Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
c.    Melatih kemampuan berpikir kritis dan mengembangkan kreativitas siswa.
d.   Siswa diberi kebebasan untuk bereksplorasi mengenai materi ajar.
e.    Siswa diberi kesempatan untuk membuat kesimpulan serta membangun sendiri pengetahuaanya.
f.     Pembelajaran lebih bermakna untuk siswa.
2.    Kekurangan pendekatan pembelajaran tak langsung:
a.    Memerlukan waktu yang relatif lama.
b.    Ada kemungkinan sulit mengambil suatu keputusan karena adanya perbedaan pendapat dari para siswa.
c.    Terkadang hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat mengakibatkan siswa yang kurang aktif merasa terkucilkan.

H.    Implementasi Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung

Kelas/ Semester           : III/ 2
SK                               : 5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegipanjang,                                         serta  penggunaannya dalam pemecahan masalah.
KD                              : 5.2 Menghitung luas persegi dan persegipanjang.
Materi                          : Bangun Datar (Luas Persegipanjang)
Tujuannya                   : Menemukan rumus persegi panjang.

No.
Kegiatan
Kegiatan
Alokasi Waktu
1.
Kegitan Awal
1.      Guru mengucapkan salam.
2.      Guru mengecek kehadiran.
3.      Guru mengatur tempat duduk siswa menjadi seperti tapal kuda.
4.      Guru mengadakan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab tentang bangun datar yang telah dipelajari siswa.
5.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
10 Menit
2.
Kegiatan Inti
6.      Guru membagi beberapa siswa menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang.
7.      Guru menginstruksikan siswa untuk melihat lantai yang telah disiapkan (ditandai oleh tali rapia).































8.      Guru menggambarkan pola lantai tersebut ke papan tulis.
9.      Siswa diberi instruksi oleh guru untuk menghitung jumlah lantai yang dibatasi oleh tali rapia tersebut (bagian dalam).
10.  Siswa berkelompok untuk menghitung luas pada lantai yang dibatasi tersebut. Jika 1 lantai tersebut memiliki nilai satuan 1. Dengan bimbingan guru tersebut, siswa mendapat pengalaman barunya dalam melakukan pembelajara.
11.  Siswa melakukan intruksi yan berasal dari guru dan diberilah sebuah LKS, serta waktu pengerjaannya.
12.  Siswa langsung melakukan diskusi.
13.  Guru berkeliling sambil memotivasi siswa.
14.  Guru memberi tahu bahwa waktu pengerjaan sudah selesai.
15.  Guru memberi tahu kepada siswa untuk menampilkan hasil pekerjaannya ke depan kelas.
16.  Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang ingin bertanya mengenai penampilan kelompok yang sedang maju di depan berkenaan dengan materi yang sedang dibahas.
17.  Guru menampung dan mencatat hasil pekerjaan siswa.
18.  Guru mengajak siswa untuk menemukan rumus dari persegipanjang tersebut.

60 menit
3.
Kegiatan Akhir
19.  Siswa bersama guru membuat kesimpulan pada pembelajaran luas persegi panjang.
20.  Guru memberi kesempatan kembali mengenai pembelajaran tadi. Barang kali ada yang kurang dimengerti.
21.  Guru melakukan evaluasi.
22.  Guru menutup pembelajaran dengan berdo’a dan salam.
20 menit

 

DAFTAR PUSTAKA


Amri, S. &Ahmadi I.K. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Karlimah, dkk. (2010). Pengembangan Kemampuan Proses Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Tidak Langsung Di Sekolah Dasar. Artikel Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia, I(1) hlm. 1-16.

Nur, Muhamad. (2011). Model Pengajaran Langsung. Surabaya: Pusat Sains dan matematika sekolah UNESA.

Unesa, Rudy. (2011). Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction).[Online]. Tersedia di: http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html. Diakses 23 Februari 2014.


 versi FULL Makalah ini dapat di DOWLOAD di bawah ini :
DOWNLOAD MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA FULL 

0 komentar:

Post a Comment