AWAS KUMMAT
(Kamu Suka Matematika)
Diajukan
untuk Memenuhi Salahsatu Tugas
Matakuliah
Model Pembelajaran Matematika.
Disusun oleh :
Kelompok 10
Dede Ahmad Sobandi (1105194/07)
Egi Agustian (1105661/15)
M. Junaedi (1101465/23)
Topik Rusmana (1105142/34)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
2014
PENDEKATAN LANGSUNG DAN PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG
A. Konsep Pendekatan Pembelajaran Langsung
Pendekatan pembelajaran langsung
dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat,
menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka berpikir. Siswa tidak bisa
berbuat apa-apa jika pikiran mereka tidak dikembangkan oleh guru. Agar tidak
terjadi kesalahan dalam belajar guru harus mempersiapkan siswa baik secara
mental maupun fisik.
Menurut Silbernam (Ahmadi & Amri,
2010, hlm. 39) “pendekatan pembelajaran langsung melalui berbagai pengetahuan
secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran
yang akan diajarkan”. Guru juga dapat menggunakan pembelajaran langsung untuk
menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim.
Cara ini cocok pada segala ukuran kelas mulai dari kelas rendah hingga kelas
tinggi, dan dengan materi pelajaran apapun yang ada di sekolah dasar. Menurut
pendapat Arends (Ahmadi & Amri, 2011, hal. 42) pembelajaran tak langsung
memiliki beberapa manfaat dalam pembelajaran.
pembelajaran
langsung dirancang untuk meningkatkan proses pembelajaran para siswa terutama
dalam hal memahami sesuatu (pengetahuan) dan menjelaskannya secara utuh sesuai
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan secara
bertahap.
Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan
tentang sesuatu dan pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana
melakukan sesuatu. Pembelajaran langsung yang terdapat pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar dan
keterampilan akademik siswa.
Menurut Rosenshine & Stevens (Nur,
2011, hal. 19) “Pendekatan pembelajaran langsung didukung oleh tiga teori yaitu
teori belajar perilaku, teori pembelajaran sosial, dan penelitian efektivitas
guru” Teori tersebut menjadi alasan
rasional digunakanya pendekatan pembelajaaran langsung pada proses belajar
mengajar dikelas.
Teori belajar perilaku lebih populer
dengan sebutan behaviorisme. Para
teoritisi dan peneliti lebih tertarik mempelajari perilaku manusia yang dapat
diamati daripada hal-hal yang tidak diamati, misalnya pemikiran manusia dan
kognisi. Dalam mengajar guru harus berprinsip pada teori perilaku yang sesuai
seperti menyampaikan tujuan pelajaran yang mendeskripsikan dengan cermat
perilaku-perilaku yang mereka inginkan agar siswa mempelajarinya. Guru juga
harus menyediakan pengalaman belajar serta memberikan perhatian khusus terhadap
perilaku siswa dikelas dan berikan mereka penghargaan atas perubahan positif yang
telah dicapai.
Teori pembelajaran sosial membedakan
antara pembelajaran dan kinerja. Teori ini juga menyatakan bahwa banyak dari
apa yang dipelajari manusia berasal dari pengamatannya terhadap orang lain.
Para ahli percaya segala sesuatu dapat dipelajari bila seseorang secara sadar
memperhatikan perilaku orang lain dan kemudian menempatkan pengamatan tersebut
kedalam memori jangka panjangnya. Latihan dan pengulangan-pengulangan mental
yang digunakan dalam pendekatan langsung merupakan proses yang membantu siswa
menyerap dan menghasilkan perilaku teramati.
Dukungan empirik untuk pendekatan
langsung yaitu penelitian efektivitas guru, yang dilakukan oleh Stalling
(1974). Penelitian ini menyelidiki kelas-kelas sekolah dasar yang dimana
guru-guru menggunakan berbagai macam pendekatan. Dari pengamatannya tersebut
didapatkan dua hal penting yaitu waktu yang terjadwal dan penggunaan
tugas-tugas spesifik berhubungan kuat dengan hasil belajar. Akademik dan guru
yang menggunakan strategi yang berpusat pada guru lebih berhasil dalam
mendapatkan tingkat keterlibatan tinggi siswa daripada yang berpusat pada
siswa.
Pendekatan pembelajaran langsung dalam
pelaksanaan lebih berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama
melalui memperhatikan, mendengarkan, dan tanya jawab yang terencana.
Pembelajaran ini bukan berarti bersifat otoriter, dingin dan tanpa humor,
melainkan ini berarti bahwa lingkungan berorientasi pada tugas dan memberi
harapan tingga agar siswa mencapai hasil belajar dengan baik. Pendekatan
pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat teliti
dari guru.
B. Karakteristik dan Tahapan Pendekatan Pembelajaran Langsung
Agar pendekatan pembelajaran langsung berjalan
dengan efektif dan lancar, seorang guru harus memperhatikan karakteristik dan
tahapan pendekatan pembelajaran langsung. Menurut Ahmadi & Amri (2010, hal.
43) pendekatan pembelajaran langsung memiliki karakteristik di antaranya:
1.
Adanya
tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian.
2.
Fase
dan atau pola keseluruhan dan kegiatan pembelajaran.
3.
Sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Adapun tahapan-tahapan pendekatan
pembelajaran langsung, menurut Ahmadi
& Amri (2010, hlm. 43) pembelajaran langsung memiliki lima tahapan
dalam pelaksanaannya yaitu, “Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa,
mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan, menyediakan latihan
terbimbing, menganalisis pemahaman dan memberikan umpan balik, serta memberikan
kesempatan latihan mandiri”.
1.
Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan siswa.
Guru harus mampu menyiapkan siswa serta
menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu kepada siswa sebelum memulai
pembelajaran. Penyiapan siswa dimaksudkan untuk memusatkan perhatian serta
pikiran siswa
terhadap
kegiatan pembelajaran dan lebih jauhnya pada materi ajar. Kegiatan ini bisa
dilakukan dalam bentuk pengingatan kembali materi ajar sebelumnya yang memiliki
hubungan dengan materi yang akan disampaikan. Cara lain yang biasa digunakan
yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai pokok-pokok materi ajar.
Pada dasarnya kegiatan penyiapan siswa bisa memiliki cakupan yang lebih luas,
tergantung aktivitas yang dilakukan guru dalam mengkondisikan serta mengarahkan
siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran. Aktivitas guru yang lain pada
kegiatan awal pembelajaran yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
Penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa dimaksudkan untuk memberikan
gambaran kepada siswa mengenai alur tahap pembelajaran pada saat itu. Siswa
perlu mengetahui mengenai pengetahuan serta keterampilan apa saja yang akan
diperolehnya.
2.
Mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan.
Pada pembelajaran langsung, sebagian
besar pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh siswa merupakan hasil
pengamatan terhadap orang lain, khususnya guru. Informasi mengenai materi ajar
yang disampaikan oleh guru merupakan dasar penting bagi siswa dalam memahami
materi ajar. Materi ajar haruslah disampaikan oleh guru dengan jelas serta
bertahap supaya siswa mampu memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Penyampaikan materi ajar haruslah disertai dengan contoh-contoh konkret agar
siswa mempunyai bayangan akan konsep yang sedang dipelajari. Pengetahuan bagi
siswa tidak hanya pengetahuan kognitif saja, melainkan juga pengetahuan
psikomotor serta nilai afektif. Pengetahuan psikomotor berupa keterampilan
tertentu yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran serta keterampilan ini
mampu diaplikasikan dalam situasi lain pada saat dibutuhkan. Siswa akan mampu
menguasai keterampilan ini jika gurunya sendiri menguasai serta mampu
mendemonstrasikan. Seorang guru yang profesional harus menguasai berbagai
konsep dan keterampilan yang akan disampaikan serta didemonstrasikan kepada
siswa.
3.
Menyediakan
latihan terbimbing.
Informasi yang disampaikan guru
merupakan modal awal siswa dalam menguasai materi ajar. Setelah penyampaian
materi ajar, siswa harus diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang
telah diperolehnya tersebut dalam situasi baru. Siswa perlu diberikan latihan
yang mampu mendorong siswa dalam mengembangkan pengetahuan seta keterampilannya
sebagai usaha penguasaan materi ajar. Bentuk latihan harus singkat dan jelas
namun tetap memberikan makna bagi siswa. Ketika pelaksanaan latihan
berlangsung, guru harus mampu menjadi konsultan bagi siswa. Guru harus mampu
memotivasi siswa supaya bisa menyelesaikan latihan. Selain itu guru juga harus
memberikan penjelasan serta arahan ketika ada siswa yang kurang begitu memahami
mengenati laihan atau materi ajar secara keseluruhan.
4.
Menganalisis
pemahaman dan memberikan umpan balik.
Analisis pemahaman adalah salahsatu upaya
guru dalam mengecek tingkat pemahaman siswa mengenai materi ajar yang telah
disampaikan. Terkadang setelah melakukan serangkaian kegiatan inti masih
terdapat siswa yang belum memahami materi ajar. Pada tahap inilah siswa
diberikan penguatan mengenai pengetahuan yang telah diperolehnya atau
penjelasan kembali khususnya bagi siswa yang belaum paham. Pada saat
pembelajaran, tidak menutup kemungkinan ada siswa yang menginginkan perhatian
serta tanggapan atas apa yang telah dilakukannya. Guru harus memberikan umpan
balik atas apa yang telah dikerjakan oleh siswa, baik itu berupa hal yang
positif maupun negatif. Apabila siswa melakukan hal yang positif maka tidak
salah jika guru memberikan pujian atau bentuk apreiasi lainnya. Apabila siswa
melakukan hal yang negatif, berikan siswa penjelasan yang benar mengenai hal
yang seharusnya diakukan. Siswa juga harus diajari untuk mampu memberikan umpan
balik dan menilai kinerja terhadap dirinya sendiri. Pemberian umpan balik ini
dimaksudkan sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja siswa dan diharapkan
mampu memberikan makna positif tersendiri bagi siswa.
5.
Memberikan
kesempatan latihan mandiri.
Pembelajaran langsung sangant mendukung
terhadap pemberian tugas atau pekerjaan rumah. Pemberian tugas merupakan bentuk
latihan mandiri bagi siswa. Hal ini dianggap mampu memberikan tambahan
kesempatan kepada siswa untuk lebih menguasai materi ajar. Bentuk latihan
mandiri yang diberikan harus merupakan kelanjutan dari materi yang telah
dipelajari oleh siswa dan merupakan persiapan untuk materi ajar selanjutnya.
Jika dibutuhkan orang tua bisa terlibat dalam memberikan bimbingan tambahan.
Selain itu guru harus memberikan umpan balik tersendiri untuk latihan mandiri
yang telah dikerjakan oleh siswa.
C. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Langsung
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan langsungakanterlaksanadengan efektif dan lancar jika guru
mempersiapkanmateri ajar serta
komponen pembelajaran lainnya denganbaikdansistematis. Persiapan yang matang oleh guru dimaksudkan agar
siswa tidak cepat merasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung.
Pendekaan pembelajaran langsung dalam pelaksanaanya tentu memiliki kelebihan
dan kekurangan.
Menurut Widaningsih (2010) kelebihan dan kekurangan pembelajaran
langsung adalahsebagaiberikut.
1. Kelebihanpembelajaranlangsung,
a. Relatifbanyakmateri
yangbiastersampaikan.
b. Untukhal-hal
yang sifatnya prosedural, model ini akanrelativemudahdiikuti.
2.
Kekurangan
pembelajaran langsung adalahjikaterlaludominanpadaceramah,
makasiswamerasacepatbosan.
Berdasarkan pembahasan mengenai konsep
dan tahapan pendekatan pembelajaran langsung, maka dapat diidentifikasi
beberapa kelebihan dan kekurangan yang lain.
1.
Kelebihan
pendekatan pembelajaran langsung ada enam.
a.
Siswa
bisa mengetahui tujuan pembelajaran dengan jelas.
b.
Siswa
bisa memperoleh suatu ketrampilan yang didemonstrasikan oleh guru.
c.
Menyediakan
latihan-latihan sebagai sarana pengembangan siswa terhadap pemahaman materi
ajar.
d.
Menekankan
untuk adanya umpan balik bagi siswa.
e.
Bisa
digunakan dengan efektif untuk kelas kecil maupun kelas besar.
f.
Tidak
memerlukan banyak waktu.
2.
Kekurangan
pendekatan pembelajaran langsung ada empat.
a.
Proses
pembelajaran berpusat pada guru.
b.
Kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis serta mengembangkan
kreativitasnya.
c.
Terkadang
siswa cepat merasa bosan saat pembelajaran berlangsung.
d.
Pembelajaran
kurang begitu bermakna bagi siswa.
D. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Langsung
Berikut
ini contoh skenario pendekatan pembelajaran langsung.
Mata
pelajaran : Matematika
Kelas/
Semester : IV/ I
Materi : Mengukur besar sudut
dengan satuan baku.
Waktu
: 90
Menit
Alat
dan bahan : Busur derajat dan
kertas origami.
No.
|
Tahapan
|
Kegiatan
|
Waktu (Menit)
|
1.
|
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa.
|
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menyampaikan latar belakang dan menjelaskan
mengapa belajar menghitung derajat itu penting.
3. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar, mengatur
posisi duduk, menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajran.
|
15
|
2.
|
Mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan.
|
1. Guru menyampaikan langkah-langkah cara pengukuran
sudut pada kertas origami.
2. Guru melakukan demonstrasi yaitu memberikan
contoh kepada siswa mengukur sudut pada kertas origami dengan menggunakan
busur derajat.
|
15
|
3.
|
Menyediakan latihan
terbimbing.
|
1. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada
masing-masing kelompok.
2. Setiap siswa mencoba mempratikan cara mengukur
sudut dengan busur derajat dalam kelompoknya masing-masing.
3. Setiap siswa bergiliran untuk mencoba mengukur
sudut.
|
30
|
4.
|
Menganalisis pemahaman
dan memberikan umpan balik.
|
1. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk
mengecek kegiatan siswa apakah mereka sudah melakukannya dengan benar.
2. Apabila ada kesalahan, guru menyampaikan kembali
cara pengukuran yang benar pada kelompok masing-masing.
|
15
|
5.
|
Memberikan kesempatan
latihan mandiri.
|
1. Guru menyediakan latihan baik yang terstruktur
maupun yang tidak terstruktur diakhir pembelajaran, berupa latihan beberapa
sudut.
|
15
|
E. Konsep Pendekatan Pembelajaran Tak Langsung
Pendekatan
tak langsung merupakan pendekatan yang menempatkan siswa sebagai pusat dari
proses pembelajaran. Dengan kata lain pendekatan ini identik dengan
pembelajaran yang student centered.
Berpusatnya pembelajaran terhadap siswa ini menjadikannya untuk mau aktif dan mandiri
dalam proses pembelajaran berlangsung. Siswa menjadi peran utama pada saat
pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator. Peran
guru juga menyediakan langkah-langkah pembelajaran, sementara siswa berperan
dalam proses pembelajaran sampai dalam menentukan kesimpulan, solusi atau
inferensi dari aktivitas di kelas sebagai suatu pengalaman belajar.
F. Karakteristik dan Tahapan Pendekatan Pembelajaran Tak Langsung
Guru sebagai pengatur di kelas
diharapkan bisa menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif. Salah satunya
ialah menggunakan pendekatan tak langsung yang memiliki karakteristik
tersendiri dalam pembelajarannya. Salah satunya ialah membuat siswa menjadi
aktif saat proses pembelajaran dimulai.
Menurut
Robertson dan Lang (Karlimah, dkk., 2010, hlm. 4) mengemukakan bahwa
pembelajaran tak langsung memiliki karakteristik sebagai di antaranya.
1.
Menuntut
keterlibatan siswa secara aktif dalam melakukan observasi, investigasi,
pengambilan kesimpulan, dan pencarian alternatif solusi.
2.
Guru
lebih berperan sebagai fasilitator, pendorong, serta narasumber melalui
penciptaan lingkungan belajar, penyediaan kesempatan agar siswa aktif, serta
penyediaan balikan.
Keseluruhan pembelajaran pada pendekatan
ini didominasi oleh siswa. Guru hanya sebagai fasilitator pembelajaran saat di
kelas. Dan di sini peran guru yang harus pandai dalam membuat pembelajaran yang
menyenangkan
Menurut
Basden, dkk. (Karlimah, dkk., 2010, hlm. 4) mengemukakan bahwa, Dalam
pembelajaran tak langsung guru berperan dalam memfasilitasi proses berpikir
siswa antara lain melalui berbagai kegiatan.
1.
Pengajuan
pertanyaan tidak mengarah yang memungkinkan munculnya ide pada diri siswa.
2.
Menangkap
inti pembicaraan atau jawaban siswa yang dapat digunakan untuk menolong mereka
dalam melihat permasalahn secara lebih teliti.
3.
Menarik
kesimpulan dari diskusi kelas yang mencakup berbagai pertanyaan yang
berkembang, pengaitan ide-ide yang muncul dari siswa, serta langkah-langkah
pemecahan masalah yang harus diambil.
4.
Menggunakan
waktu tunggu untuk memberi kesempatan pada siswa berpikir serta memberi
penjelasan.
Berkenaan mengenai ruang lingkup
pendekatan tak langsung ini memiliki kemiripan dengan sebagian metode-metode
yang ada. Menurut Lang & Evans (Karlimah, dkk., 2011, hlm. 5), model-model
pembelajaran yang masuk pada ruang lingkup ini dan memiliki kedekatan makna dan
pengertian adalah seperti : “inkuiri, induktif, pemecahan masalah, action research, pengambilan
keputusan, penemuan, investigasi, eksplorasi, dan eksperimen”.
Dari masing-masing karakteristik
model-model pembelajaran tersebut dapat ditarik kesamaan bahwa setidaknya dalam
pendekatan pembelajaran tak langsung memiliki tahapan-tahapan seperti;
orientasi, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Namun untuk lebih jelasnya
apa yang dimaksud dari keempat peristilahan tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut.
1.
Orientasi
Orientasi merupakan tahap pendahuluan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan yang termasuk dalam tahapan orientasi
di antaranya melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan dan menyampaikan
pentingnya materi pembelajaran tersebut bagi siswa. Apersepsi merupakan
kegiatan untuk mengaitkan materi dengan skemata awal anak, seperti dengan
melakukan tanya jawab antara guru dengan siswa.
2.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru
melibatkan siswa dalam mencari dan
menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola
informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik
aktif, mendorong peserta didik mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda
yang membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di lapangan
dan labolatorium. Kegiatan bagi siswa pada tahap ini yaitu: Menggali informasi
dengan membaca, berdikusi, atau percobaan, serta mengumpulkan dan mengolah
data.
3.
Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru
mendorong siswa membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan,
mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau
kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan
melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca
dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan
menyusun laporan atau tulisan, kemudian
menyajikan hasil belajar. Oleh karena itu dalam prosesnya guru hanya sebagai
fasilitator dan pembimbing bagi siswa untuk belajar.
4.
Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan
peserta didik melalui pengalaman belajar. Guru memberikan apresiasi terhadap
kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasai,
menambah informasi yang seharusnya dikuasai siswa. Mendorong siswa untuk
menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya untuk lebih
menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna. Setelah
memeperoleh keyakinan, maka peserta didik mengerjakan tugas-tugas untuk
menghasilkan produk belajar yang kongkret dan kontekstual. Guru membantu
peserta didik menyelesaikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Tak Langsung
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat
diidentifikasi bahwa pendekatan pembelajaran tak langsung memiliki kelebihan
dan kekurangan yang di antaranya:
1.
Kelebihan
pendekatan pembelajaran tak langsung:
a.
Menempatkan
siswa sebagai pusat dari proses pembelajaran sedangkan guru sebagai
fasilitator.
b.
Sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
c.
Melatih
kemampuan berpikir kritis dan mengembangkan kreativitas siswa.
d.
Siswa
diberi kebebasan untuk bereksplorasi mengenai materi ajar.
e.
Siswa
diberi kesempatan untuk membuat kesimpulan serta membangun sendiri
pengetahuaanya.
f.
Pembelajaran
lebih bermakna untuk siswa.
2.
Kekurangan
pendekatan pembelajaran tak langsung:
a.
Memerlukan
waktu yang relatif lama.
b.
Ada
kemungkinan sulit mengambil suatu keputusan karena adanya perbedaan pendapat
dari para siswa.
c.
Terkadang
hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat mengakibatkan
siswa yang kurang aktif merasa terkucilkan.
H. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung
Kelas/ Semester :
III/ 2
SK :
5. Menghitung keliling, luas
persegi dan persegipanjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
KD :
5.2 Menghitung luas persegi dan
persegipanjang.
Materi :
Bangun Datar (Luas Persegipanjang)
Tujuannya :
Menemukan rumus persegi panjang.
No.
|
Kegiatan
|
Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
||||||||||||||||||||||||||||||
1.
|
Kegitan
Awal
|
1. Guru
mengucapkan salam.
2. Guru
mengecek kehadiran.
3. Guru
mengatur tempat duduk siswa menjadi seperti tapal kuda.
4. Guru
mengadakan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab tentang bangun datar yang
telah dipelajari siswa.
5. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
|
10
Menit
|
||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Kegiatan
Inti
|
6.
Guru membagi beberapa siswa menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 5 orang.
7.
Guru menginstruksikan siswa untuk melihat lantai yang telah disiapkan
(ditandai oleh tali rapia).
8.
Guru menggambarkan pola lantai tersebut ke papan tulis.
9.
Siswa diberi instruksi oleh guru untuk menghitung jumlah lantai yang
dibatasi oleh tali rapia tersebut (bagian dalam).
10. Siswa berkelompok untuk menghitung
luas pada lantai yang dibatasi tersebut. Jika 1 lantai tersebut memiliki
nilai satuan 1. Dengan bimbingan guru tersebut, siswa mendapat pengalaman
barunya dalam melakukan pembelajara.
11. Siswa melakukan intruksi yan
berasal dari guru dan diberilah sebuah LKS, serta waktu pengerjaannya.
12. Siswa langsung melakukan diskusi.
13. Guru berkeliling sambil memotivasi
siswa.
14. Guru memberi tahu bahwa waktu
pengerjaan sudah selesai.
15. Guru memberi tahu kepada siswa
untuk menampilkan hasil pekerjaannya ke depan kelas.
16. Guru memberi kesempatan bertanya
kepada siswa yang ingin bertanya mengenai penampilan kelompok yang sedang
maju di depan berkenaan dengan materi yang sedang dibahas.
17. Guru menampung dan mencatat hasil
pekerjaan siswa.
18. Guru mengajak siswa untuk
menemukan rumus dari persegipanjang tersebut.
|
60
menit
|
||||||||||||||||||||||||||||||
3.
|
Kegiatan
Akhir
|
19. Siswa
bersama guru membuat kesimpulan pada pembelajaran luas persegi panjang.
20. Guru
memberi kesempatan kembali mengenai pembelajaran tadi. Barang kali ada yang
kurang dimengerti.
21. Guru
melakukan evaluasi.
22. Guru
menutup pembelajaran dengan berdo’a dan salam.
|
20
menit
|
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. &Ahmadi I.K. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Karlimah, dkk. (2010). Pengembangan Kemampuan Proses Matematika
Siswa Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Tidak Langsung Di
Sekolah Dasar. Artikel Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia, I(1)
hlm. 1-16.
Nur, Muhamad. (2011). Model Pengajaran Langsung. Surabaya:
Pusat Sains dan matematika sekolah UNESA.
Unesa,
Rudy. (2011). Model Pengajaran Langsung
(Direct Instruction).[Online]. Tersedia di: http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html. Diakses
23 Februari
2014.
versi FULL Makalah ini dapat di DOWLOAD di bawah ini :
DOWNLOAD MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA FULL
versi FULL Makalah ini dapat di DOWLOAD di bawah ini :
DOWNLOAD MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA FULL
0 komentar:
Post a Comment