AWAS KUMMAT
(Kamu Suka Matematika)
Diajukan
untuk Memenuhi Salahsatu Tugas
Matakuliah
Model Pembelajaran Matematika.
Disusun oleh :
Kelompok 10
Dede Ahmad Sobandi (1105194/07)
Egi Agustian (1105661/15)
M. Junaedi (1101465/23)
Topik Rusmana (1105142/34)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
2014
HAL YANG WAJIB DI KUASAI GURU
Untuk menjadi seorang
guru yang kompeten dan professional maka menjadi hal yang wajib untuk menguasai
berbagai tools (pendekatan) untuk
memudahkan penyampaian materi kepada siswa dan dari pendekatan tersebut
difokuskan lagi supaya dapat mencapai goals
yaitu tujuan yang akan dibidik apakah kognitif atau afektif bahkan mungkin
keduanya. Dengan pengauasaan beragam pendekatan maka dalam mengajar seorang
guru tidak akan kerepotan dengan keadaan siswa dan materi apapun. Dari beberapa
bagin dalam makalah ini maka dapat disimpulkan menjadi beberapa point yaitu:
1.
Matematika merupakan sebuah ilmu
kehidupan. Semua hal ynag ada dalam kehidupan nyata bisa menjadi objek kajian
matematika. Matematika memiliki beberapa karakteristik yaitu matematika
merupakan ilmu deduktif, ilmu yang terstruktur, ilmu tentang pola dan hubungan,
ilmu yang terdiri dari bahasa dan simbol, serta matematika dipandang sebagai
ratu sekaligus pelayan ilmu lainnya. Mempelajari matematika akan memberikan
manfaat yang besar, selain mengerti konsep-konsep matematika itu sendiri secara
tidak langsung matematika akan mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada siapa
saja yang mempelajarinya. Pembelajaran matematika, khususnya di sekolah dasar
harus dilakukan secara bertahap dan selalu memperhatikan antara konsep baru
yang akan dipelajari dengan konsep yang telah diketahui sebelumnya.
Pembelajaran juga harus memberikan makna kepada siswa, perlu dimunculkan
perasaan butuh untuk mempelajari maematika pada diri setiap siswa.
2.
Pendekatan induktif merupakan sebuah
pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya melalui pembahasan dari konsep khusus bisa berupa contoh-contoh
nyata hingga konsep umum yang berupa aturan-aturan yang sudah diterima
kebenarannya. Pendekatan deduktif merupakan sebuah pendekatkan yang digunakan
untuk menyampaikan materi ajar epada siswa melalui pembahasan yang dimulai dari
konsep umum hingga konsep khusus yang merupakan penjabaran konkret dari konsep
umum tersebut. Pada dasarnya dalam pembelajaran matematika penggnuaan
pendekatan induktif dan deduktif bisa bahkan harus digunakan secara
berkesinambungan.
3.
Pendekatan pembelajaran langsung
merupakan sebuah pendekatan yang lebih cocok digunakan untuk meyampaikan materi
ajar yang bersifat deklaratif dan prosedural. Pada pelaksanaannya, pembelajaran
langsung lebih berpusat pada guru . Walaupun begitu guru harus menjamin
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran jenis ini menekankan
adanya latihan baik yang dilakukan secara terbimbing maupun mandiri untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Pembelajaran tak langsung
merupakan sebuah pendekatan yang lebih cocok digunakan untuk menyampaikan
materi yang bersifat penemuan. Pembelajaran seperti ini lebih berpusat pada
siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator bagi siswa untuk belajar. Pada
proses pembelajaran siswa ditekankan untuk mencari pengetahuannya dan membuat
kesimpulan sendiri dari apa yang telah dipelajarinya.
4.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan
sebuah pendekatan pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai sebuah bahan
ajar. Adapun masalah yang dapat disajikan adalah masalah yang memiliki
kemungkinan jawaban yang berbeda. Pembelajaran ini berasosiasi pada
pembelajaran kontekstual, sehingga masalah yang dipilih harus bersifat familiar
dengan siswa serta sesuai dengan tujuan dan minat siswa sehingga mereka merasa
perlu untuk mempelajarinya. Siswa diberikan kesempatan untuk terlibat langsung
dalam pemecahan masalah. Pembelajaran
berbasis masalah dapat dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari merumuskan
dan menganailis masalah, merumuskan alternatif pemecahan masalah, mengumpulkan
data dan melakukan ujicoba, hingga memutuskan untuk memilih pemecahan masalah
yang paling efektif dan efisien.
5.
Pendekatan kontekstual merupakan sebuah
pendekatan yang mengaitkan antara materi ajar dengan contoh-contoh nyata yang
ada atau dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus mampu
manghadirkan situasi nyata kepada siswa supaya memreka mampu mencapai hasil
yang maksimal dalam belajar. Siswa selain dituntut untuk memahami materi ajar
melalui pengaitan dengan contoh nyata, siswa juga diharapkan mampu menerpkan
apa yang telah dipelajarinya di setiap situasi yang berbeda dalam kehidupan
nyata.
6.
Pendekatan realistik matematik merupakan
sebuah pendekatan yang berlandaskan konstruktivisme dan hanya khusus diciptakan
serta dikembangkan untuk pembelajaran matematika. Pendekatan ini juga bisa
menggunakan masalah dunia nyata atau konteks lainnya sebagai titik tolah dalam
proses pembelajaran matematika. Konteks dalam pendekatan realistik tidak harus
selalu bersifat nyata dan sesuai dengan pengalaman siswa. Pada intinya konteks
yang digunakan adalah hal-hal yang dapat dijangkau oleh imajinasi siswa. Adapun jenis-jenis konteks yang ada dalam
pembelajaran realistik bisa bersifat tidak ada konteks yaitu konteksnya nyata
namun disajikan hanya dalam bentuk soal matematika saja, konteks kamuflase
yaitu konteks yang disajikan tidak seluruhnya relevan, dan konteks esensial
yaitu konteks yang seluruhnya relevan.
7.
Pendekatan open-ended merupakan
sebuah pendekatan yang juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyelesaikan masalah sesuai dengan cara mereka sendiri. Masalah yang dapat
disajikan dalam pembelajranan open-ended adalah masalah yang memungkinkan adanya variasi
jawaban berbeda baik dari aspek cara maupun hasilnya. Siswa bisa memperoleh
pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan masalah melalui berbagai cara
yang berbeda. Pendekatan open-ended memiliki sifat terbuka baik dari
proses, hasil, maupun cara pengembangan lanjutan dari suatu pemecahan masalah.
Bahkan ada kemungkinan alternatif pemecahan masalah yang dipilih oleh siswa
akan dapat memunculkan masalah baru.
8.
Pendekatan investigatif merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuaanya melalui penyajian soal. Permasalahan atau persoalan dalam
pembelajaran investigatif tidak harus selalu bersifat terbuka. Guru harus mampu
mamfasilitasi siswa agar mampu melakukan kegiatan investigasi dengan baik serta
mampu melakukan intervensi yang relevan dengan situasi pembelajaran. Siswa
diharapkan tidak hanya mampu memahami materi saja, melainkan siswa juga harus
belajar bertanggung jawab, berkomunikasi, bekerjasama, dan memiliki kepercayaan
diri.
9.
Pendekatan generatif merupakan suatu
pendekatan yang menekankan pada pengintegrasian antara pengetahuan baru dengan
pengetahuanyang sudah diketahui sebelumnya. Pendekatan pembelajaran ini
berpedoman ada teori belajar konstruktivis dimana suatu pengetahuan diperoleh
dari hasil membangun sendiri pengetahuannya. Siswa dituntu untuk mampu
menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru yang sedang
dibahas. Pembelajaran generatif bisa disebut sebagai salah satu cara yang baik
untuk mengetahui pola pikir serta bagaimana siswa memahami dan memecahkan
masalah dengan baik.
10. Pendekatan
eksploratif merupakan sebuah pendekatan yang menekankan pada aktivitas siswa
dalam mencari informasi tentang materi ajar bahkan mereka harus
menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah diketahuinya. Pendekatan ini
menekankan adanya interaksi antar siswa dalam mnecari informasi. Guru sebagai
fasilitator dituntut untuk mampu menggunakan berbagai strategi, media, dan
sumber pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan eksplorasi terhadap pengetahuaanya.
11. Pendekatan
somatis, auditori, visual, dan intelektual (SAVI) merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran yang memadaukan gerakan fisik, berbagai alat indra khususnya mata
dan telinga, serta aktivitas intelektual dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran ini dirancang untuk memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki
oleh siswa dalam memahami materi ajar. Setiap aktivitas belajra yang ada di
dalamnya diharap mampu menghilangkan kebosanan serta dapat memunculkan emosi
positif yang dapat membantu proses pembelajaran .
12. Terdapat
lima standar proses yang harus ada dalam pembelajaran matematika, yaitu
pemahaman, penalaran, komunikasi, koneksi, dan pemecahan masalah. Pemahaman
matematis memberikan pengertian bahwa materi-materi yang sudah diajarkan kepada
siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu siswa harus dapat lebih
mengerti dan memamahami konsep materi pelajaran itu sendiri. Penalaran matematis adalah suatu penjelasan yang
berasal dari proses berpikir yang menghasilkan kesimpulan, baik sebuah konsep
maupun pengertian. Kemampuan penalaran ini terpaku terhadap hasil akhir yaitu
berupa kesimpulan. Komunikasi matematis bisa diartikan sebagai kemampuan siswa
dalam memahami dan memperluas simbol atau kalimat matematika itu sendiri. Siswa
juga dituntut untuk mampu menyampaikan apa yang diketahuinya kepada orang lain,
baik itu melalui diskusi maupun presentasi. Koneksi matematis adalah kemampuan
dalam mengaitkan konsep matematika yang satu dengan yang lainnya, konsep
matematika denagn bidang studi lain, dan konsep matematika dengan aplikasi pada
kehidupan nyata. Pemecahan masalah merupakan inti dari pembelajaran
matematika. Siswa diharapkan mampu menerapkan pengetahuan serta keterampilan
matematika yang mereka miliki dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di
kehidupan sehari-hari mereka. Inti dari masalah yang dapat dijadikan topik
pembelajaran matematika itu sendiri yaitu situasi yang menuntut adanya
penyelesaian masalah tertentu yang tidak rutin serta membutuhkan proses
berpikir yang lebih luas dan rumit.
13. Kemampuan berpikir kritis merupakan
suatu proses intelektual yang sengaja dilakukan secara aktif untuk mencapai
suatu tindakan dalam memecahkan suatu permasalahan. Berpikir kritis terdiri
dari serangkaian kegiatan mulai dari menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
berbagai invormasi yang didapat hingga pembuatan kesimpulan atau pengambilan
tindakan. Pada intinya berpikir kritis adalah menggali pengetahuan secara
mendalam.
14. Pendidikan
karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk menanamkan budipekerti, nilai moral
dan cara berfikir yang bersifat positif serta cenderung permanen. Sehingga
apabila nilai-nilai yang ditanamkan tidak melekat pada karakter siswa maka
pendidikan karakter telah gagal dalam mencapai tujuannya yaitu mengembangkan semua karakter positif yang dimiliki
oleh siswa untuk kehidupan diamasa yang akan datang yang lebih baik. Karena
pada hakikatnya karakter yang dibiasakan pada siswa bertujuan untuk dapat
bermasyarakat dengan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat.Pendidikan karakter dapat membentuk
kesehatan emosi anak yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, memberikan
motivasi anak untuk belajar, yang selanjutnya untuk kesuksesan dalam bidang
akademik. Namun hal sebaliknya tidak berlaku, dimana pendidikan kognitif anak
belum tentu dapat mempengaruhi kesehatan emosi anak. Hal ini menerangkan
mengapa banyak anak-anak yang pandai dalam bidang kognitif, tetapi sering
berprilaku yang merusak dirinya, tidak mampu mengontrol dirinya, sering
mengalami stress, sehingga justru dapat menurunkan prestasi akademiknya.Jika
telah memahami perannya dalam pelaksanaan pendidikan karakter maka dalam
mengimplementasikannya perlu mengetahui tahapan penanaman pendidikan karakter
pada siswa. Tahapan pendidikan karakter ada tiga yaitu: Pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), kebiasaan (habit).
Guru yang sejati adalah guru yang terus belajar dengan
selalu memperkaya pengetahuan dan pengalamannya dibidang keprofesionalannya.
Jika guru berhenti belajar maka seharusnya ia juga berhenti dalam mengajar
karena pada hakikatnya belajar itu berlangsung sepanjang hayat. Tidak memandang
status apapun semua manusia sama terutama guru.
versi FULL Makalah ini dapat di DOWLOAD di bawah ini :
DOWNLOAD MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA FULL
versi FULL Makalah ini dapat di DOWLOAD di bawah ini :
DOWNLOAD MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA FULL
0 komentar:
Post a Comment