PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING
Disusun
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan
Disusun
Oleh Kelompok 9
Yulianti
Nursyamsiah (1105275)
Mufarida
Ulfa (1106193)
Irma
Nopianti (1105298)
Egi
Agustian (1105661)
Prodi
PGSD Guru Kelas
Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
2012
ABSTRAK
Kesulitan belajar yang dihadapi oleh
sebagian besar siswa membuat orang berinovasi dalam pembelajaran salah satu
inovasi dalam pembelajaran yaitu Problem
Based Learning. Problem Based
Learning merupakan metode dimana anak menjadi pusatnya dan menjadikan suatu
maslah sebagai pembelajaran. Dalam pembelajarannya Problem Based Learning memiliki tiga prinsip yang mendasarinya,
memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan metode pembelajaran
yang lainnya, pembelajarannya pun melalui beberapa tahap pembelajaran. Metode Problem Based Learning ini tentunya
memiliki kelebihan dan kelemahan yang nantinya akan berdampak pada siswa.
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pada
saat ini banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar. Hal ini disebabkan
karena proses belajar didalam kelas yang begitu-begitu saja, sehingga siswa
merasa jenuh belajar. Oleh karena itu sekarang banyak inovasi dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah. Misalnya inovasi pembelajaran
kuantum, kompetensi, kontekstual, dan problem based learning. Untuk mengatasi
kejenuhan dalam proses belejar-mengajar dan meningkatkan kualitas diri siswa.
Salah
satu inovasi dalam pembelajaran yaitu problem based learning, problem based
learning ini merupakan progam student center yang dimana siswa belajar tentang
subjek dalam konteks yang beraneka ragam, dan masalah yang benar-benar terjadi
(nyata). Tujuan dari problem based learning ini sendiri adalah untuk menolong
perkembangan pengetahuan siswa secara fleksibel, efektif, dan terampil dalam
memecahkan masalah.
Berdasarkan uraian diatas kami akan memaparkan hasil kajian
pustaka mengenai Problem Based Learning
yang kemudian dituangkan dalam bentuk makalah yang berjudul “Pembelajaran Problem Based Learning”.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja prinsip pembelajaran Problem Based Learning
?
2. Apa
saja karakteristik pembelajaran Problem
Based Learning ?
3. Bagaimana
tahap-tahap pembelaran Problem Based Learning
?
4. Apa
kelebihan dan kelemahan dari Problem
Based Learning ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran Problem
Based Learning?
2. Untuk
mengetahui karakteristik pembelajaran Problem
Based Learning?
4. Untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran Problem Based Learning?
LANDASAN TEORI
A. Gambaran
Umum Problem Based Learning
Problem
Based Learning merupakan salah satu inovasi dalam
pembelajaran. Saat ini Problem Based
Learning banyak digunakan di universitas-universitas, dan juga sedang
dikembangkan di sekolah-sekolah dasar. Problem
Based Learning ini menciptakan suatu keadaan dimana siswa menjadi pusatnya
dan kurikulum diorganisasikan disekitar masalah, melihat suatu masalah dan
menggunakan masalah tersebut sebagai sarana belajar terhadap pengetahuan atau
teori yang baru bagi peserta didik.
B. Pengertian
Problem Based Learning
Berikut adalah beberapa pengertian Problem Based Learning:
1. Menurut
Kamdi (2007: 77)Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode
ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.
2. Menurut Duch (1995) Problem Based Learningmerupakan
model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”,
bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud.
3. Menurut
Arends (Trianto, 2007), Problem Based
Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan
pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan
inkuiri, memandirikan siswa, meningkatkan kepercayaan dirinya.
4. Menurut
Glazer (2001) Problem Based Learningmerupakan
suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah
yang kompleks dalam situasi yang nyata.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan suatu metode pembelajaran yang
berpusat pada siswa, dan kurikulumnya disajikan dalam bentuk masalah yang ada
(nyata) sehingga siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi yang kemudian akan
memecahkan masalah tersebut.
METODE
Dalam penyusunan makalah ini penulis
menggunakan metode deskriptif, karena pengumpulan informasinya berdasarkan
fakta yang ada. Juga mengumpulkan data dengan metode kaji pustaka dengan internet
sebagai medianya. metode deskriptif menurut Whitney (1960) :
“Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah
dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta
situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan,
sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.”
Kemudian data yang diperoleh
dikelola, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan teori yang telah
dipelajari.
PEMBAHASAN
A. Prinsip
Pembelajaran Problem Based Learning
Temuan-temuan dari psikologi kognitif
menyediakan landasan teoretis untuk meningkatkan pengajaran secara umum dan
khsususnya Problem Based Learning. Premis
dasar dalam psikologi kognitif adalah belajar merupakan proses konstruksi
pengetahuan baru yang berdasarkan pada pengetahuan terkini. Mengikuti Glaser
(1991) secara umum diasumsikan bahwa belajar adalah proses yang konstruktif dan
bukan penerimaan. Proses-proses kognitif yang disebut metakognisi mempengaruhi
penggunaan pengetahuan, dan faktor-faktor sosial dan kontektual mempengaruhi
pembelajaran. Berdasarkan pada hal ini, ada tiga prinsip pembelajaran yang
berkaitan denganProblem Based Learning,
yaitu:
1. Belajar adalah proses
konstruktif
Belajar adalah proses
konstruksis bukan penerimaan. Pembelajaran tradisional didominasi oleh
pandangan bahwa belajar adalah penuangan pengetahuan kekepala siswa. Kepala
siswa dipandang sebagai kotak kosong yang siap diisi melalui repetisi dan
penerimaan. Jadi pelaksanaan pembelajaran selama ini dianggap sebagai perekaman
materi oleh guru saja ke dalam otak siswa. Padahal menurut teori psikologi
kognitif modern, memori merupakan struktur asosiatif. Pengetahuan disusun dalam
jaringan antar konsep, mengacu pada jalinan semantik. Ketika belajar terjadi
informasi baru digandengkan pada jaringan informasi yang telah ada. Jalinan
semantik tidak hanya menyangkut bagaimana menyimpan informasi, tetapi juga
bagaimana informasi itu diinterpretasikan dan dipanggil. Dan dalam pembelajaran
berbasis masalah, siswa dilatih untuk mengumpulkan konsep-konsep agar tujuan
pembelajaran itu dapat terekam.
2. Knowing about knowing
(metakognisi)
Knowing
about knowing mempengaruhi Pembelajaran Prinsip
kedua yang sangat penting dalam belajar adalah proses cepat, bila siswa
mengajukan keterampilan-keterampilan self
monitoring, secara umum mengacu pada metakognisi (Bruer, 1993 dalam
Gijselaers, 1996). Metakognisi dipandang sebagai elemen esensial keterampilan
belajar seperti setting tujuan (what am I
going to do), strategi seleksi (how
am I doing it?), dan evaluasi tujuan (did
it work?). Keberhasilan pemecahan masalah tidak hanya bergantung pada
pemilikan pengetahuan konten (body of
knowledge), tetapi juga penggunaan metode pemecahan masalah untuk mencapai
tujuan. Secara khusus keterampilan metokognitif meliputi kemampuan memonitor
prilaku belajar diri sendiri, yakni menyadari bagaimana suatu masalah
dianalisis dan apakah hasil pemecahan masalah masuk akal?
3. Faktor-faktor Kontekstual dan
Sosial Mempengaruhi Pembelajaran.
Prinsip ketiga ini
adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan siswa untuk memahami
pengetahuan dan untuk mampu menerapkan proses pemecahan masalah merupakan
tujuan yang sangat ambisius. Pembelajaran biasanya dimulai dengan penyampaian
pengetahuan oleh guru kepada siswa, kemudian disertai dengan pemberian
tugas-tugas berupa masalah untuk meningkatkan penggunaan pengetahuan. Namun
studi-studi menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan serius dalam
menggunakan pengetahuan ilmiah (Bruning et al, 1995). Studi juga menunjukkan
bahwa pendidikan tradisional tidak memfasilitasi peningkatan pemahaman masalah-masalah
(Clement, 1990).
B. Karakteristik
Pembelajaran Problem Based Learning
Ada
beberapa karakteristik dalam pembelajaran Problem
Based Learning yaitu :
1. Belajar dimulai dengan satu masalah.
2. Memastikan bahwa masalah tersebut
berhubungan dengan dunia nyata siswa.
3. Mengorganisasikan pelajaran seputar
masalah, bukan seputar disiplin ilmu.
4. Memberikan tanggung jawab yang besar
kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar
mereka sendiri.
5. Menggunakan kelompok kecil.
6. Menuntut siswa untuk
mendemonstrasi-kan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
Berdasarkan
uraian di atas, tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dimulai oleh
adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru,
kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui
dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memcahkan masalah tersebut. Siswa dapat
memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka
terdorong berperan aktif dalam belajar.
C. Tahap-Tahap Pembelajaran Problem Based Learning
Sebagaimana
penjelasan di atas bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah ini menuntut peserta
didikuntuk menghadapi apa yang telah mereka ketahui dan apa yang belum mereka
ketahui. Situasi inimengajak mereka untuk mengajukan pertanyaan, melakukan
penelitian, dan menentukan tindakanapa yang akan diambil.
Langkah-langkah
berikut ini merupakan salah satu model pemecahan masalah. Menurut
Lepinski(2005) tahap-tahap pemecahan masalah sebagai berikut ini, yaitu:
1. Penyampaian
ide (ideas)
Pada tahap ini dilakukan secara
curah pendapat (brainstorming).
Peserta didik merekam semuadaftar masalah (gagasan,ide) yang akan dipecahkan.
Mereka kemudian diajak untuk melakukanpenelaahan terhadap ide-ide yang
dikemukakan atau mengkaji pentingnya relevansi ide berkenaandengan masalah yang
akan dipecahkan (masalah aktual, atau masalah yang relevan dengankurikulum),
dan menentukan validitas masalah untuk melakukan proses kerja melalui masalah.
2. Penyajian
fakta yang diketahui (known facts)
Pada tahap ini, peserta didik diajak
mendata sejumlah fakta pendukung sesuai dengan masalah yangtelah diajukan.
Tahap ini membantu mengklarifikasi kesulitan yang diangkat dalam masalah.
Tahapini mungkin juga mencakup pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta
didik berkenaan denganisu-isu khusus, misalnya pelanggaran kode etik, teknik
pemecahan konflik, dan sebagainya.
3. Mempelajari
masalah (learning issues)
Peserta didik diajak menjawab
pertanyaan tentang, Apa yang perlu kita ketahui untuk memecahkanmasalah yang
kita hadapi? Setelah melakukan diskusi dan konsultasi, mereka melakukan
penelaahanatau penelitian dan mengumpulkan informasi. Peserta didik melihat
kembali ide-ide awal untukmenentukan mana yang masih dapat dipakai. Seringkali,
pada saat para peserta didik menyampaikanmasalah-masalah, mereka menemukan
cara-cara baru untuk memecahkan masalah. Dengandemikian, hal ini dapat menjadi
sebuah proses atau tindakan untuk mengeliminasi ide-ide yang tidakdapat
dipecahkan atau sebaliknya ide-ide yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah.
4. Menyusunrencana
tindakan, (action plan)
Pada tahap
ini, peserta didik diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan
atashasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu (rencana) apa yang
mereka akan lakukanatau berupa suatu rekomendasi saran-saran untuk memecahkan
masalah.
5. evaluasi (evaluation).
Tahap evaluasi ini terdiri atas tiga
hal:
a. bagaimana
pebelajar dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses
b. bagaimana
mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah
c. bagaimana
pebelajar akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahaan masalah atau sebagaibentuk pertanggung jawaban mereka.Peserta didik menyampaikan hasil-hasil penilaian
atau respon-respon mereka dalam
berbagaibentuk
yang beragam, misalnya: secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau
sebagai suatu bentukpenyajian formal
lainnya
D. Kelebihan dan Kelemahan Problem Based
Learning
1. Kelebihan Problem Based Learning
Kelebihan dalam
penerapan metode Pembelajaran Problem Based Learning
antara lain:
a.
Memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah menurutcara-cara
atau gaya belajar individu masing-masing. Dengan cara mengetahui gaya belajar
masing-masing individu, kita diharapkan dapat membantu menyesuaikan dengan
pendekatan yang kitapakai dalam pembelajaran.
b.
Pengembangan
keterampilan berpikir kritis (critical
thinking skills).
c.
Peserta
didik dilatih untuk mengembangkan cara-cara menemukan (discovery), bertanya(questioning),
mengungkapkan (articulating),
menjelaskan atau mendeskripsikan
(describing)mempertimbangkan atau membuat pertimbangan (considering), dan membuat keputusan (decision-making).
Dengan demikian,
peserta didik menerapkan
suatu proses kerja melalui suatu situasibermasalah,
siang mengandung masalah.
2. Kelemahan Pembelajaran Problem Based Learning
Kelemahan dalam
penerapan metode Pembelajaran Problem Based Learning
antara lain:
a.
Pembelajaran
model Problem Based Learning
memnbutuhksn waktu yang lama.
b.
Perlu
ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar
terutamamembuat soal
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas tentang
“Pembelajaran Problem Based Learning”,
kami mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran Problem
Based Learning berkaitan dengan 3 prinsip yaitu : belajar adalah proses
konstruktif, knowing about knowing,
faktor-faktor kontekstual dan sosial mempengaruhi pembelajaran.
2. Pembelajaran Problem
Based Learningmemiliki karakteristik sebagai berikut :
a.
Belajar
dimulai dengan suatu masalah
b.
Masalah
berhubungan dengan dunia nyata
c.
Mengorganisasikan
pelajaran seputar masalah, bukan disiplin ilmu
d.
Siswa
mempunyai tanggungjawab yang besar
e.
Menggunakan
kelompok kecil
f.
Menuntut
siswa mendemonstrasikan yang telah dipelajari.
3. Pembelajaran Problem
Based Learning ada beberapa tahap yaitu : penyampaian ide, penyajian fakta,
mempelajari masalah, menyusun rencana tindakan, evaluasi.
4. Pembelajaran Problem
Based Learning memiliki kelebihan dan kelemahan.
a.
Kelebihannya
yaitu : memberi kesempatan pada peserta didik untuk memecahkan masalah,
pengembangan keterampilan berpikir kritis, peserta didik dilatih untuk
mengembangkan kemampuan menemukan, bertanya,mengungkapkan,menjelaskan/mendeskripsikan,mempeertimbangkan,
membuat keputusan.
b.
Kelemahannya
yaitu : Pembelajaran model Problem Based
Learning memnbutuhksn waktu yang lama dan perlu ditunjang oleh buku yang
dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar terutama membuat soal.
DAFTAR
PUSTAKA