Sunday, 1 December 2013

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING



PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan




Disusun Oleh Kelompok 9
Yulianti Nursyamsiah (1105275)
Mufarida Ulfa (1106193)
Irma Nopianti (1105298)
Egi Agustian  (1105661)


Prodi PGSD Guru Kelas
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
2012





ABSTRAK
            Kesulitan belajar yang dihadapi oleh sebagian besar siswa membuat orang berinovasi dalam pembelajaran salah satu inovasi dalam pembelajaran yaitu Problem Based Learning. Problem Based Learning merupakan metode dimana anak menjadi pusatnya dan menjadikan suatu maslah sebagai pembelajaran. Dalam pembelajarannya Problem Based Learning memiliki tiga prinsip yang mendasarinya, memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan metode pembelajaran yang lainnya, pembelajarannya pun melalui beberapa tahap pembelajaran. Metode Problem Based Learning ini tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan yang nantinya akan berdampak pada siswa. 


PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pada saat ini banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar. Hal ini disebabkan karena proses belajar didalam kelas yang begitu-begitu saja, sehingga siswa merasa jenuh belajar. Oleh karena itu sekarang banyak inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah. Misalnya inovasi pembelajaran kuantum, kompetensi, kontekstual, dan problem based learning. Untuk mengatasi kejenuhan dalam proses belejar-mengajar dan meningkatkan kualitas diri siswa.
Salah satu inovasi dalam pembelajaran yaitu problem based learning, problem based learning ini merupakan progam student center yang dimana siswa belajar tentang subjek dalam konteks yang beraneka ragam, dan masalah yang benar-benar terjadi (nyata). Tujuan dari problem based learning ini sendiri adalah untuk menolong perkembangan pengetahuan siswa secara fleksibel, efektif, dan terampil dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan  uraian diatas kami akan memaparkan hasil kajian pustaka mengenai Problem Based Learning yang kemudian dituangkan dalam bentuk makalah yang berjudul “Pembelajaran Problem Based Learning.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja prinsip pembelajaran Problem Based Learning ?
2.      Apa saja karakteristik pembelajaran Problem Based Learning ?
3.      Bagaimana tahap-tahap pembelaran Problem Based Learning ?
4.      Apa kelebihan dan kelemahan dari Problem Based Learning ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran Problem Based Learning?
2.      Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran Problem Based Learning?
3.      Untuk mengetahui tahap-tahap pembelajaran Problem Based Learning?
4.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran Problem Based Learning?


LANDASAN TEORI
A.    Gambaran Umum Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran. Saat ini Problem Based Learning banyak digunakan di universitas-universitas, dan juga sedang dikembangkan di sekolah-sekolah dasar. Problem Based Learning ini menciptakan suatu keadaan dimana siswa menjadi pusatnya dan kurikulum diorganisasikan disekitar masalah, melihat suatu masalah dan menggunakan masalah tersebut sebagai sarana belajar terhadap pengetahuan atau teori yang baru bagi peserta didik.


B.     Pengertian  Problem Based Learning
Berikut adalah beberapa pengertian Problem Based Learning:
1.      Menurut Kamdi (2007: 77)Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.
2.      Menurut Duch (1995) Problem Based Learningmerupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
3.      Menurut Arends (Trianto, 2007), Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, meningkatkan kepercayaan dirinya.
4.      Menurut Glazer (2001) Problem Based Learningmerupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah yang kompleks dalam situasi yang nyata.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan suatu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan kurikulumnya disajikan dalam bentuk masalah yang ada (nyata) sehingga siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi yang kemudian akan memecahkan masalah tersebut.










METODE
            Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif, karena pengumpulan informasinya berdasarkan fakta yang ada. Juga mengumpulkan data dengan metode kaji pustaka dengan internet sebagai medianya. metode deskriptif menurut Whitney (1960) :
“Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.”
            Kemudian data yang diperoleh dikelola, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan teori yang telah dipelajari.


PEMBAHASAN
A.    Prinsip Pembelajaran Problem Based Learning
Temuan-temuan dari psikologi kognitif menyediakan landasan teoretis untuk meningkatkan pengajaran secara umum dan khsususnya Problem Based Learning. Premis dasar dalam psikologi kognitif adalah belajar merupakan proses konstruksi pengetahuan baru yang berdasarkan pada pengetahuan terkini. Mengikuti Glaser (1991) secara umum diasumsikan bahwa belajar adalah proses yang konstruktif dan bukan penerimaan. Proses-proses kognitif yang disebut metakognisi mempengaruhi penggunaan pengetahuan, dan faktor-faktor sosial dan kontektual mempengaruhi pembelajaran. Berdasarkan pada hal ini, ada tiga prinsip pembelajaran yang berkaitan denganProblem Based Learning, yaitu:
1.      Belajar adalah proses konstruktif
Belajar adalah proses konstruksis bukan penerimaan. Pembelajaran tradisional didominasi oleh pandangan bahwa belajar adalah penuangan pengetahuan kekepala siswa. Kepala siswa dipandang sebagai kotak kosong yang siap diisi melalui repetisi dan penerimaan. Jadi pelaksanaan pembelajaran selama ini dianggap sebagai perekaman materi oleh guru saja ke dalam otak siswa. Padahal menurut teori psikologi kognitif modern, memori merupakan struktur asosiatif. Pengetahuan disusun dalam jaringan antar konsep, mengacu pada jalinan semantik. Ketika belajar terjadi informasi baru digandengkan pada jaringan informasi yang telah ada. Jalinan semantik tidak hanya menyangkut bagaimana menyimpan informasi, tetapi juga bagaimana informasi itu diinterpretasikan dan dipanggil. Dan dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa dilatih untuk mengumpulkan konsep-konsep agar tujuan pembelajaran itu dapat terekam.
2.      Knowing about knowing (metakognisi)
Knowing about knowing mempengaruhi Pembelajaran Prinsip kedua yang sangat penting dalam belajar adalah proses cepat, bila siswa mengajukan keterampilan-keterampilan self monitoring, secara umum mengacu pada metakognisi (Bruer, 1993 dalam Gijselaers, 1996). Metakognisi dipandang sebagai elemen esensial keterampilan belajar seperti setting tujuan (what am I going to do), strategi seleksi (how am I doing it?), dan evaluasi tujuan (did it work?). Keberhasilan pemecahan masalah tidak hanya bergantung pada pemilikan pengetahuan konten (body of knowledge), tetapi juga penggunaan metode pemecahan masalah untuk mencapai tujuan. Secara khusus keterampilan metokognitif meliputi kemampuan memonitor prilaku belajar diri sendiri, yakni menyadari bagaimana suatu masalah dianalisis dan apakah hasil pemecahan masalah masuk akal?


3.      Faktor-faktor Kontekstual dan Sosial Mempengaruhi Pembelajaran.
Prinsip ketiga ini adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan siswa untuk memahami pengetahuan dan untuk mampu menerapkan proses pemecahan masalah merupakan tujuan yang sangat ambisius. Pembelajaran biasanya dimulai dengan penyampaian pengetahuan oleh guru kepada siswa, kemudian disertai dengan pemberian tugas-tugas berupa masalah untuk meningkatkan penggunaan pengetahuan. Namun studi-studi menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan serius dalam menggunakan pengetahuan ilmiah (Bruning et al, 1995). Studi juga menunjukkan bahwa pendidikan tradisional tidak memfasilitasi peningkatan pemahaman masalah-masalah (Clement, 1990).
B.     Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning
Ada beberapa karakteristik dalam pembelajaran Problem Based Learning yaitu :
1.      Belajar dimulai dengan satu masalah.
2.      Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa.
3.      Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu.
4.      Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.
5.      Menggunakan kelompok kecil.
6.      Menuntut siswa untuk mendemonstrasi-kan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memcahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.
C.     Tahap-Tahap Pembelajaran Problem Based Learning
Sebagaimana penjelasan di atas bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah ini menuntut peserta didikuntuk menghadapi apa yang telah mereka ketahui dan apa yang belum mereka ketahui. Situasi inimengajak mereka untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penelitian, dan menentukan tindakanapa yang akan diambil.
Langkah-langkah berikut ini merupakan salah satu model pemecahan masalah. Menurut Lepinski(2005) tahap-tahap pemecahan masalah sebagai berikut ini, yaitu:
1.      Penyampaian ide (ideas)
Pada tahap ini dilakukan secara curah pendapat (brainstorming). Peserta didik merekam semuadaftar masalah (gagasan,ide) yang akan dipecahkan. Mereka kemudian diajak untuk melakukanpenelaahan terhadap ide-ide yang dikemukakan atau mengkaji pentingnya relevansi ide berkenaandengan masalah yang akan dipecahkan (masalah aktual, atau masalah yang relevan dengankurikulum), dan menentukan validitas masalah untuk melakukan proses kerja melalui masalah.
2.      Penyajian fakta yang diketahui (known facts)
Pada tahap ini, peserta didik diajak mendata sejumlah fakta pendukung sesuai dengan masalah yangtelah diajukan. Tahap ini membantu mengklarifikasi kesulitan yang diangkat dalam masalah. Tahapini mungkin juga mencakup pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik berkenaan denganisu-isu khusus, misalnya pelanggaran kode etik, teknik pemecahan konflik, dan sebagainya.
3.      Mempelajari masalah (learning issues)
Peserta didik diajak menjawab pertanyaan tentang, Apa yang perlu kita ketahui untuk memecahkanmasalah yang kita hadapi? Setelah melakukan diskusi dan konsultasi, mereka melakukan penelaahanatau penelitian dan mengumpulkan informasi. Peserta didik melihat kembali ide-ide awal untukmenentukan mana yang masih dapat dipakai. Seringkali, pada saat para peserta didik menyampaikanmasalah-masalah, mereka menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah. Dengandemikian, hal ini dapat menjadi sebuah proses atau tindakan untuk mengeliminasi ide-ide yang tidakdapat dipecahkan atau sebaliknya ide-ide yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah.
4.      Menyusunrencana tindakan, (action plan)
Pada tahap ini, peserta didik diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan atashasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu (rencana) apa yang mereka akan lakukanatau berupa suatu rekomendasi saran-saran untuk memecahkan masalah.
5.      evaluasi (evaluation).
Tahap evaluasi ini terdiri atas tiga hal:
a.       bagaimana pebelajar dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses
b.      bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah
c.       bagaimana pebelajar akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahaan masalah atau sebagaibentuk pertanggung jawaban mereka.Peserta didik menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagaibentuk yang beragam, misalnya: secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentukpenyajian formal lainnya
D.    Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning
1.      Kelebihan Problem Based Learning
Kelebihan dalam penerapan metode Pembelajaran Problem Based Learning antara lain:
a.       Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah menurutcara-cara atau gaya belajar individu masing-masing. Dengan cara mengetahui gaya belajar masing-masing individu, kita diharapkan dapat membantu menyesuaikan dengan pendekatan yang kitapakai dalam pembelajaran.
b.      Pengembangan keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills).
c.       Peserta didik dilatih untuk mengembangkan cara-cara menemukan (discovery), bertanya(questioning), mengungkapkan (articulating), menjelaskan atau mendeskripsikan (describing)mempertimbangkan atau membuat pertimbangan (considering), dan membuat keputusan (decision-making).
Dengan demikian, peserta didik menerapkan suatu proses kerja melalui suatu situasibermasalah, siang mengandung masalah.
2.      Kelemahan Pembelajaran Problem Based Learning
Kelemahan dalam penerapan metode Pembelajaran Problem Based Learning antara lain:
a.       Pembelajaran model Problem Based Learning memnbutuhksn waktu yang lama.
b.              Perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar terutamamembuat soal


 KESIMPULAN
            Berdasarkan uraian diatas tentang “Pembelajaran Problem Based Learning”, kami mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pembelajaran Problem Based Learning berkaitan dengan 3 prinsip yaitu : belajar adalah proses konstruktif, knowing about knowing, faktor-faktor kontekstual dan sosial mempengaruhi pembelajaran. 
2.      Pembelajaran Problem Based Learningmemiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Belajar dimulai dengan suatu masalah
b.      Masalah berhubungan dengan dunia nyata
c.       Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan disiplin ilmu
d.      Siswa mempunyai tanggungjawab yang besar
e.       Menggunakan kelompok kecil
f.       Menuntut siswa mendemonstrasikan yang telah dipelajari.
3.      Pembelajaran Problem Based Learning ada beberapa tahap yaitu : penyampaian ide, penyajian fakta, mempelajari masalah, menyusun rencana tindakan, evaluasi.
4.      Pembelajaran Problem Based Learning memiliki kelebihan dan kelemahan.
a.       Kelebihannya yaitu : memberi kesempatan pada peserta didik untuk memecahkan masalah, pengembangan keterampilan berpikir kritis, peserta didik dilatih untuk mengembangkan kemampuan menemukan, bertanya,mengungkapkan,menjelaskan/mendeskripsikan,mempeertimbangkan, membuat keputusan.
b.      Kelemahannya yaitu : Pembelajaran model Problem Based Learning memnbutuhksn waktu yang lama dan perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan belajar terutama membuat soal.

DAFTAR PUSTAKA